"Tiup lilinnya sayang," perintah sang Ayah.
Rose memejamkan matanya, membuat permohonan dan meniup lilin diiringi tepuk tangan kedua orangtuanya.
Rose mengambil sepotong donat dan mengarahkan pada Ibunya untuk disuapi, saat bergantian akan menyuapi sang Ayah, tiba-tiba terdengar suara dering ponsel.
Ayah Rose pamit sebentar untuk menerima telepon. Selang beberapa menit, ia kembali dengan ekspresi yang sulit dibaca.
"Ada apa?" tanya Hae Ra yang khawatir.
"Kita harus pulang sekarang juga. Ada yang mengabari jika rumah kita kerampokan. Telepon rumah juga tidak tersambung."
"Baiklah," balas Hae Ra. Pandangannya kini jatuh pada Rose. "Sayang, kemasi barang-barangmu. Eomma dan Appa minta maaf ya karena liburannya jadi kacau."
"Tak apa Eomma." Rose berjalan ke kamar yang ia tempati untuk berkemas.
..........
Karena jalanan cukup lengang, mereka hanya membutuhkan waktu satu jam perjalanan untuk kembali ke rumah. Park Jin Young -ayah Rose- berlari ke dalam dengan tergesa-gesa diikuti Hae Ra dan Rose. Saat memasuki rumah, mereka tampak heran saat mendapati rumah tampak baik-baik saja. Hanya sedikit berantakan oleh balon-balon dan bahan dekorasi.
Mereka yang ada di sana nampak cengo melihat orang yang besok akan diberi kejutan namun sudah datang lebih awal. Bahkan bocah laki-laki yang sedang mengisi udara pada balon, hanya terdiam membuat balonnya kembali mengempis.
"Yoon Gi Oppa, sedang apa kau dengan balon-balon itu?" tanya Rose bingung.
Bocah yang dipanggil Yoon Gi itu tersenyum memamerkan gigi-giginya yang ompong. "Membuat persiapan untuk pesta kejutan ulangtahunmu."
"Apa? Lalu, di mana para penjahat yang merampok rumah ini?" tanya Jin Young tak sabar.
"Rampok apa? Tidak ada perampok di sini," jawab seorang wanita seumuran Hae Ra. Min Yu Ra.
Park Jin Young mengusap wajahnya kasar. Entah kenapa, tiba-tiba perasaanya berubah tidak enak. Tanpa menjelaskan apapun ia melangkah pergi ke kamar diikuti Hae Ra yang sempat mengendikkan bahu saat pandangan bertanya Yu Ra mengarah padanya.
Yu Ra menatap kepergian suami isteri itu dengan bingung, kemudia ia bangkit dan berjalan menghampiri Rose.
Dipegangnya kedua bahu Rose dan bertanya, "ada apa Rose? Bukankah seharusnya kalian sedang menikmati liburan hingga esok?"
Rose menggeleng pelan. "Tadi sebelum pulang, Appa terima telepon, katanya di rumah ada perampok."
Yu Ra terdiam. Sama seperti Jin Young, tiba-tiba perasaannya juga berubah tak enak. Namun apapun itu, Yu Ra hanya berharap semoga jika memang akan terjadi sesuatu, tak lantas membuat keluarga ini dalam masalah besar.
"Baiklah, kau istirahat ya sayang. Pasti lelah kan melakukan perjalanan jauh?"
Rose mengangguk. "Eum, kalau begitu Rose ke kamar dulu ya Ahjumma," pamit Rose .
Sepeninggal Rose, Yu Ra melirik jam yang menempel di dinding yang menunjukkan pukul 20.45 waktu setempat. Pandangan Yu Ra kini beralih pada Yoon Gi.
"Yoon Gi-ya," panggilnya.
Yoon Gi yang masih anteng dengan balon menoleh pada Yu Ra. "Ya, Eomma. Ada apa?"
"Kamu bisa ke apartemen? Ponsel Eomma tertinggal. Biasanya setiap pukul 9 malam Appamu memberi kabar."
"Baiklah." Yoon Gi bangkit dan berjalan keluar menuju mobil yang tadi mengantarnya ke rumah Rose.
"Ahjussi, ke apartemen Eomma, ya," perintah Yoon Gi yang langsung dipatuhi oleh supir pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Rose (Taehyung-Rose)✅✅
Fanfiction[COMPLETED] "Aku minta maaf kemarin dengan kurang ajarnya memintamu menjadi kekasihku tanpa melihat kondisi perasaanmu. Aku merasa jadi orang paling brengsek saat itu. Dan aku sadar aku salah," jelas Taehyung. "Apa tadi kau terluka?" lanjutnya kare...