Chaeyoung dan Chanyeol kini tengah duduk bersila di atas ranjang milik Chaeyoung, menyalakan laptop dan membuka fitur yang dapat menampilkan video yang dibuat secara live di kejauhan. Awalnya hanya ada kegelapan, tapi berangsur mulai ada cahaya redup yang terlihat.
"Ini di mana, dan kenapa gelap sekali? Apa yang Suga lakukan di tempat seperti ini?" heran Chaeyoung.
Chanyeol mengendikkan bahu. "Entahlah. Kita lihat saja."
Setelah satu menit, video itu masih belum menampakkan apapun. Berjalan hingga menit ke dua, tiga, masih belum. Chaeyoung bahkan sudah menguap pertanda bosan. Hingga menit ke empat, barulah terlihat sebuah pergerakan cahaya, seperti senter.
Chaeyoung mulai memerhatikan layar laptop dengan seksama, sampai kemudian terlihat siapa yang ada dalam ruangan gelap tersebut.
"Taehyung dan Irene?" lirih Chaeyoung.
Meski gelap, Chaeyoung dan Chanyeol tetap dapat melihat pergerakan mereka dengan cukup jelas. Sepertinya kamera pengintai itu memang sengaja di pasang tepat di atas rak yang berisi berkas milik Chaeyoung.
Chanyeol diam-diam tersenyum geli. Ia hanya berpikir, entah mengapa Suga terkesan begitu pintar dalam menebak pergerakan seseorang. Seperti saat ini, dari sekian banyak cara yang bisa mereka lakukan untuk mencari tahu tentang Chaeyoung, mereka malah memilih cara klasik. Sepertinya Chanyeol bisa sedikit belajar dari Suga.
"Suga cerdas dalam menebak pergerakan musuh. Aku jadi semakin tidak khawatir padamu karena dia pasti mampu menjagamu dengan baik, selagi aku tak berada di sampingmu."
Chaeyoung tak menanggapi ucapan Chanyeol. Alih-alih, ia malah memanggil Chanyeol yang dibalas deheman.
"Apa menurutmu mereka akan menemukan sesuatu tentangku di sana?" tanya Chaeyoung. Wajahnya biasa saja, tapi Chanyeol tahu gadis itu tengah khawatir.
"Menurutku tidak. Kenapa?"
Chaeyoung menggeleng. Ia kembali menatap layar laptop yang memperlihatkan Irene yang tengah bertanya sesuatu pada Taehyung. Tak dapat dipungkiri, ada kekhawatiran dalam hati Chaeyoung. Seperti, bagaimana jika Taehyung membencinya saat mengetahui semuanya? Itu bukan hal yang tidak mungkin. Karena Taehyung bukanlah Jennie.
Chaeyoung melihat Irene seperti berlari tergesa-gesa ke arah mereka masuk. Gambaran itu berubah. Artinya, Suga tidak hanya menaruh satu kamera pengintai. Sekarang dapat dilihat Irene dan Taehyung yang tengah berusaha membuka pintu. Mereka tampak kesulitan. Apakah pintunya terkunci? Atau sengaja dikunci dari luar?
Chaeyoung menoleh ke arah Chanyeol. Yang ditatap hanya mengangkat sebelah alis membuat Chaeyoung berdecak sebal. Diraihnya ponsel yang ia simpan di atas meja dan menghubungi nomor Suga.
Saat panggilan terhubung ...
"Oppa, kau mengunci pintunya dari luar?"
"Ya. Apa ada yang salah? Aku hanya berniat mengerjai mereka. Tenang saja."
"Apa kau tidak berpikir, mungkin kau bisa terkenaasalah."
"Tidak, jika tidak ada yang tahu."
"Apa di sana terdapat pentilasi udara? Kudengar pintu itu terbuat dari besi yang kokoh."
"Tentu. Kau tenanglah Rose."
"Baikah. Kau juga harus berhati-hati."
Chanyeol memerhatikan segala ekspresi yang keluar dari wajah Chaeyoung. Lagi-lagi ia menunjukkan senyum geli.
"Jatuh cinta memang merepotkan, ya," pikir Chanyeol.
Chaeyoung memutus panggilannya dengan Suga. Ia juga kemudian menutup laptopnya membuat Chanyeol memandangnya heran.
"Kenapa dimatikan?" tanya Chanyeol akhirnya.
"Aku mengantuk. Oppa juga cepatlah tidur," titah Chaeyoung yang terdengar seperti usiran halus di telinga Chanyeol.
"Kau juga tidur. Jangan terlalu mengkhawatirkan Taehyung. Ia akan baik-baik saja, setidaknya hingga esok. Mungkin kau bisa berakting seperti seorang gadis yang tersakiti saat melihat kekasihnya berduaan dengan garis lain. Di tempat gelap pula," kata Chanyeol berusaha menenangkan.
Benar saja. Kini Chaeyoung sudah bersiap dengan guling yang siap menghantam kepala Chamyeol, jika saja ia tidak cepat-cepat lari dari sana.
..........
Taehyung dan Irene bersandar pada pintu. Lelah karena terus berteriak dan menggedor-gedor pintu. Haruskah mereka menunggu hingga esok pagi?
"Aku menyesal karena mengikuti saranmu," ungkap Taehyung.
'Tapi aku senang bisa berdua denganmu,' batin Irene.
"Kau pikir aku senang terjebak di ruangan gelap seperti ini?" ucapnya berkeballikan dengan hatinya.
Taehyung tak menanggapi apapun. Cukup lama mereka terdiam, hingga Taehyung merasakan sebuah beban menimpa pundaknya. Itu kepala Irene yang bersandar padanya.
Taehyung diam saja karena mengira mungkin Irene tertidur. Tak tahu saja jika kini Irene diam-diam tengah tersenyum bangga. Setelah sekian lama, akhirnya Irene dapat merasakan saat-saat dimana ia bisa sangat dekat dengan Taehyung, mengingat betapa besar penolakan Taehyung padanya.
🌹TBC🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Rose (Taehyung-Rose)✅✅
Fanfiction[COMPLETED] "Aku minta maaf kemarin dengan kurang ajarnya memintamu menjadi kekasihku tanpa melihat kondisi perasaanmu. Aku merasa jadi orang paling brengsek saat itu. Dan aku sadar aku salah," jelas Taehyung. "Apa tadi kau terluka?" lanjutnya kare...