"Chaeyoung-ah! Jadilah kekasihku."Plakk
Chaeyoung menamparnya. Tidak keras namun begitu terasa dihatinya. Taehyung merasa telah melakukan hal yang benar dengan meminta gadis itu menjadi kekasihnya tapi kenapa ia malah ditampar?
Taehyung mengusap pipinya. "Apa tamparan ini adalah jawaban bahwa kau menerimaku?"
Chaeyoung sudah berancang-ancang untuk kembali mendaratkan telapak tangannya ke pipi Taehyung namun segera di tahan oleh laki-laki itu. Sudah cukup. Ia sudah tau jawabannya.
"Jika sekarang kau memang tengah tertidur maka kurasa sekarang sku sudah berhasil membangunkanmu, " ucap Chaeyoung sambil menarik tangannya yang tadi ditahan Taehyung. "Aku tidak tahu apa rencana yang ada dalam kepala mulusmu ini dan aku pun tak berniat mengetahuinya."
"Tapi Chaeng aku-"
"Cukup!"
Bersamaan dengan seruan Chaeyoung, Suga muncul dan mengajak gadis itu pulang. Taehyung ingin menahannya tapi Jennie lebih dulu menghentikan niatnya dan dengan terpaksa membiarkan Chaeyoung pulang diantar Suga.
"Aku tidak tahu bahwa untuk mendapatkan Chaeyoung harus melewati jalan serumit ini, " lirihnya entah pada siapa yang dapat Jennie dengar dengan jelas.
Jennie menepuk pundak Taehyung. "Kau tidak akan menemukan mutiara jika hanya mencarinya di pesisir pantai, Tae."
Jennie menatap Taehyung iba. Ia mengerti bagaimana perasaan laki-laki disampingnya ini. Tapi yang barusan Taehyung lakukan itu memang salah. Jennie sudah mendengar ceritanya dari Suga tapi apa yang Suga ceritakan belum tentu sama dengan cerita dari sisi Taehyung. Bukankah terkadang kita tidak bisa langsung mempercayai mata?
Dan untuk ukuran seusianya Chaeyoung maupun Taehyung tidak ada yang bisa menyikapi perasaan mereka dengan logis. Mereka hanya melakukan apa yang mereka inginkan.
"Kalo mutiara terindah ada di dasar laut, kau tidak hanya membutuhkan alat menyelam tapi kau juga harus tau bagaimana caranya menyelam."
Taehyung menatap bingung pada Jennie menuntut penjelasan atas perkataannya.
"Fikirkan apa maksud dari ucapanku dan selama itu pula kau jangan mendekati Chaeyoung," ucap Jennie. "Pulanglah."
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Chaeyoung memasuki rumahnya dengan Suga yang masih mengekor di belakangnya. Mereka duduk di ruang tamu tanpa ada yang membuka pembicaraan. Sampai nyonya Park bergabung dengan mereka.
"Loh sayang kamu pulang dengan Suga? Eomma kira akan minta jemput Oppa mu?" Tanya nyonya Park memecah keheningan antara mereka.
"Aniyo Eomma. Jika menunggu Chanyeol Oppa mungkin aku bisa pulang tengah malam. "
"Ahh iya juga."Nyonya Park mengalihkan pandangannya pada Suga. " Gomawo ne sudah mengantar Chaeyoung dengan selamat, Suga."
"Tidak usah berterima kasih. Menjaga Chaeyoung dan memastikan ia pulang dengan selamat juga merupakan tugasku. Auntie."
Auntie? Tentu saja. Bagi kalian yang belum tau Suga dan Chaeyoung adalah saudara dan jika kalian bertanya kenapa mereka seperti tidak saling mengenal maka jawabannya adalah karena Chaeyoung tidak menginginkannya. Ia ingin mendapatkan teman dengan usahanya sendiri bukan mendapatkan teman karena ia adalah saudara Suga.
Suga juga merupakan salah satu siswa yang populer di sekolah karena selain anggota geng idola sekolah semua orang juga tau bahwa dia adalah putra tunggal dari pemilik apartemen mewah yang kini di tempati teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Rose (Taehyung-Rose)✅✅
Fanfiction[COMPLETED] "Aku minta maaf kemarin dengan kurang ajarnya memintamu menjadi kekasihku tanpa melihat kondisi perasaanmu. Aku merasa jadi orang paling brengsek saat itu. Dan aku sadar aku salah," jelas Taehyung. "Apa tadi kau terluka?" lanjutnya kare...