***
Duduklah disini bersamaku. Akan ku ceritakan segala bahan tertawaan. Sampai kau tertawa lepas, selepas-lepasnya hingga kau lupa arti kesepian.
***Agustus 2017
Hari ini adalah hari terakhir kegiatan belajar mengajar berakhir. Yah, walaupun hanya berakhir sementara dikarenakan agar perayaan hari kemerdekaan berjalan lancar. Semua siswa tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Beberapa bertaburan memadati lapangan untuk latihan upacara, ada yang bertengkar akibat bersih-bersih kelas dan akan selalu ada gerombolan orang yang dengan santai-nya ongkang-ongkang kaki dikantin sementara teman-teman sekelasnya sibuk menentukan persiapan lomba-lomba.
Ini lah kehidupan awal murid kelas sepuluh yang masih butuh beradaptasi dengan lingkungan baru. Dituntut dalam satu bulan membangun kekompakan untuk lomba nanti, padahal sebenarnya utu adalah hal tersulit. Bahkan mungkin ada yang satu kelas tapi tidak saling mengenal atau berbincang.
Jadilah Karenina hanya diam saat ketua kelas dan perangkatnya sibuk menentukan siapa-siapa yang akan turun dalam lomba. Beberapa berdebat hebat saat bertukar pendapat. Ia terlalu pusing setelah bersih-bersih kelas.
"Emm, Meta." panggil Karen pada teman disampingnya. Gadis itu menoleh, "Kenapa Ren ?"
"Gue keluar ya, kagak ngerti pada ngomong apaan. Gue juga gak penting-penting amat." Izinnya pada Mega, Sekretaris kelas.
Mega hanya balas mengangguk membolehkan. Karen langsung mengirimkan pesan pada pacarnya, Kanaka. Ia mengirim lewat instagram karena ponsel Kanaka baru saja beli baru sehingga belum sempat memasang aplikasi chatting. Karen sempat sebal karna hal ini.
@karen_ina
"Ka, dimana ?"@kanaka.dh
"Basket."Karen membaca balasan itu. Kalau sudah seperti ini dia tahu betul harus kemana. Pasti lapangan basket dulu, yang sudah rusak dan tidak terurus itu.
Tempat favorite Kanaka semenjak sekolah disini. Ia membeli ring basket baru untuk mengganti ring yang sudah tidak layak itu. Lapangan itu sudah tidak dipakai sebab sudah dibangun tempat yang lebih memadai dan berfasilitas lengkap.
Dipinggir lapangan tadi nya dipenuhi rumput liar, tapi sekarang sudah sedikit berkurang saat mereka membersihkannya, yah dengan bujukan Kanaka.
"Kenapa nyusulin ?" Sapa Kanaka saat Karen tiba. "Kangen ya ? Baru aja gue tinggal bentar doang."
Karen memutar matanya jengah sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Lo tuh jiwa sosialnya masih berfungsi kan ? Orang pada sibuk, malah disini maen basket terus. Heran deh gue." omelnya duduk bersandar ditiang ring.
Tapi Kanaka tidak menggubris nya malah tetap sibuk mengolah bola seorang diri. "Ka !! Ish, gue itu ngomong sama elo."
"Elo ngomongin gue ? Lah terus yang kenapa elo kesini ? Kenapa gak menumbuhkan jiwa sosial sana."
"Justru dengan gue kesini gue menumbuhkan jiwa sosial tau." ucap Karen bersungut-sungut.
"Bersosial kan gak bisa satu orang doang. Harus ada lawan. Jadinya gue kesini biar bisa nemenin elo sekaligus bersosial. Gak salah kan ?"
Karen tersenyum lewat menampakan giginya. "Bego." balas Kanaka lalu melemparkan bola basket tersebut kearah Karen. Untungnya ia bisa menghindar dari bola itu.
"Ihh, sensi banget sih lo. PMS ya ?!" Karen menegakkan badannya.
Kanaka mengambil posisi disamping Karen. Duduk asal menghadap Karen. "Ya abisnya elo bego sih. Bikin gue sayang terus."
"Waww emejing !!" canda Karen. Aneh memang gaya pacaran mereka, berbeda dari yang lain. Jarang bertukar pesan layaknya pasangan yang sedang dimabuk cinta, jalan saat malam minggu dan rutinitas remaja lainnya.
Kedua-nya lebih suka seperti ini, bercerita, saling mengejek lalu tertawa.
S
enang rasanya bisa berbincang dan tertawa bersama dengan orang yang kita sayang. Kanaka tidak menuntut banyak, yang penting mereka baik-baik saja dan bahagia walau tanpa sebab sekalipun.
Tapi ia tahu, dunia tidak akan seperti ini selamanya. Akan ada yang berubah dan datang seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan dimana saja. Tapi ia harap akan ada antisipasi sebelum bom itu meledak dan menghancurkan segalanya.
"Ren, gue gak mau berandai mungkin yang muluk-muluk." ujar Kanaka setelah mereka saling tertawa.
"Gue seneng sama lo. Itu aja udah cukup buat gue. Tapi kalau pun seandainya kita gak sama-sama lagi, lo harus tetep kejar impian lo ya ?!"
Karen menoleh, tumben sekali topik yamg dipilih Kanaka bermutu.
"Kenapa ?"
"Lo tau, ada hal didunia ini yang gak bakal bisa lo raih sendirian."
Bagaimana pun keduanya harus realistis dalam menjalani hubungan. Kanaka percaya bahwa apa yang mereka jalani sekarang tidak akan semulus ini dimasa depan.
"Apa ?"
"Kebahagiaan, cinta dan impian. Tiga hal yang bisa buat hidup lo bermakna."
"Gue percaya gue bisa raih hal itu semua."
Karen tersenyum lebar saat mengatakannya.
"Kenapa bisa ?"
"Karna lo yang janji ke gue. Lo akan selalu ada buat gue dan lo gak bakal tinggalin gue sendirian."
Kini gantian Kanaka yang tersenyum mendengar jawaban cerdas dari Karen. Ia mendekat, mengusap rambut Karen dan menatapnya.
"Kalaupun gue pergi, lo gak boleh berhenti untuk raih itu semua. Lo pantas bahagia, lo berhak untuk mencintai dan dicintai. Percaya sama kata-kata gue."
"No, never left me. Always in my side."
Sorot mata gadis itu meredup, tak bersinar semangat seperti biasanya.
"Gue gak bisa janji. Karna semua nya udah ada yang ngatur."
"Perkataan lo seolah bilang kalau lo mau pergi." Kini, Karen mulai terbawa suasana. Entah mengapa, mereka yang dimenit lalu baru saja tertawa tiba-tiba tegang.
"Iya nih gue mau pergi. Udah kebelet banget gak tahan gue pengen boker."
Kanaka bangun sambil memegang perutnya meninggalkan Karen yang terduduk dan masih tercengang mendengar jawaban Kanaka.
"KANAKA !!! UGH, GUE PENGEN NGOMONG KASAR TAU GAK SIH LO ?!" Teriak Karen sebal, ia sudah seserius itu dan Kanaka dengan santainya malah bercanda.
"KASAR !! KASAR !!" Kanaka balas berteriak. "Tuh udah gue wakilin."
***
Tbc
Jadi ini cerita dua tahun lalu ketika Karen sama Kanaka masih bersama. Pas lagi bucin-bucinnya wkwkkw20 desember 2019
Widya np
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN
Teen Fiction"Ketika masa lalu membuka lembaran baru" Bagi Karenina, Kanaka itu hanya mantan yang sukanya merusak kebahagiaan yang kini mulai ia rasakan. Sedangkan menurut Kanaka, mengganggu sang mantan membawanya pada kesenangan. Kanaka yang sibuk mengurusi hub...