***
Teruntuk mantan..
Rupanya masih suka
Merusak kebahagian
Yang perlahan mulai
Aku rasakan***
Ezra tidak menghubungi Karen semalam semenjak kejadian tadi siang. Dan Karen sendiri enggan mengubungi dahulu. Ia menggeram pelan, kesal dengan sifat Ezra tang terkesan terlalu cuek.
Lagipula ia kan wanita, jadi tugasnya hanya menunggu. Jadi wajar kan kalau dia tidak menghubungi duluan ? Tapi disamping semua itu, Karen juga memang orang yang tidak mau kalah. Yang salah kan Ezra, mengapa harus dia yang meminta-minta ?
Disisi lain, sebenarnya Ezra ingin menghubungi Karen lewat pesan dari aplikasi chatting, Whatsapp. Tapi.... Ia seolah tau reaksi Karen setelahnya. Jadi ia putuskan untuk bicara empat mata secara langsung dengan Karen. Bukan ia tak tahu maksud dan tujuan Karen melakukan hal itu kemarin. Tentu saja membuat nya cemburu, sebagai balasan karena ia mengutamakan Anya dibanding dia.
Menghadapi orang seperti Karen itu gampang-gampang susah. Sekali kita tau cara menghadapi nya, maka akan mudah sekali mengatasinya. Tapi ada kala nya, semua cara yang pernah kita terapkan itu tidak berlaku dan kita diharuskan mencari cara baru.
Dan keputusannya sudah bulat. Ia akan membujuk Karen hari ini. Ia akan mengawalinya dengan menjemput Karen pagi ini.
"Kakak !!" teriak wanita paruh baya dengan Apron yang menempel dibadan depannya, memanggil putra sulung nya. Tapi, sebesar apapun teriakannya, Sikakak mah tetap saja santai dan datar. Kesal kadang menghadapinya.
Benar saja, setelah ia teriak-teriak lagi, anaknya datang dengan hanya menggumam tidak jelas.
"Kenapa gak jawab sih Kak, kan mama dari tadi manggilin !!" kesal sang Mama.
"Bukan manggil, tapi teriak Ma." balas Ezra dengan santai sambil membalikan mangkuk dan menuangkan sereal sarapannya.
"Heran deh Mama sama kamu, perasaan Papa kamu gak gini-gini amat. Anak nya kok gini. Padahal Mama pas hamil kamu gak ngidam aneh-aneh." ucap Kirana--Mama Ezra dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Hmm" gumam Ezra menanggapi.
Anya hanya menahan tawa melihat kelakuan keluarga Ezra. Lucu sekali saat punya ibu yang cerewet sedangkan anaknya berbanding 180° dengan dia.
"Udah Tante jangan marah-marah terus nanti cepet keriput loh." canda Anya.
"Ya abis gimana dong, Tante tuh sebel Nya. Udah perempuan sendiri dirumah, anak sama bapak sama-sama gini sifatnya. Untung si Adek nurun Tante. Jadi punya temen buat ngobrol, coba kalo gak ada.." jeda Kirana sambil menyusun piring hasil cuciannya. "Bisa-bisa Tante depresi. Udah ngomong panjang lebar ya paling dijawab nya 'hm' , 'iya' , 'gak' , dan yang paling parah ngangguk-nganggukin kepala doang." gebu Kirana.
Anya tertawa mendengar celotehan Kirana. "Coba aja punya anak cewek, Tante pasti gak kesepian." lanjut Kirana.
"Ma udah deh gak usah mulai." dengus Ezra. "Gabung sarapan sih An."
"Aku udah sarapan kok tadi dirumah. Oh iya Zra..." Anya menunduk saat akan mengatakannya, antara takut dan malu. "Aku..."
"Mau berangkat bareng kan ?" potong Ezra.
"Iya, eh bukan itu maksud nya.." Anya gelagapan tapi ketika menatap Ezra yang menaikan sebelah alisnya seolah bertanya ia langsung mengangguk. "Sebenernya iya."
![](https://img.wattpad.com/cover/156382060-288-k936304.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN
Teen Fiction"Ketika masa lalu membuka lembaran baru" Bagi Karenina, Kanaka itu hanya mantan yang sukanya merusak kebahagiaan yang kini mulai ia rasakan. Sedangkan menurut Kanaka, mengganggu sang mantan membawanya pada kesenangan. Kanaka yang sibuk mengurusi hub...