7. Hujan Rabu Malam

1.8K 287 151
                                    

Seorang Chandra Ravelio memiliki dua adiktif yang seolah tidak bisa terlepas dari hidupnya.

Yang pertama musik.
Dia pertama kali mengenal alat musik saat berada di tingkat sekolah dasar. Itu juga lewat sebuah botol transparan yang diisi dengan seperempat beras. Chandra bahkan tidak tahu itu masuk kategori alat musik atau tidak. Yang jelas dia menyukai bagaimana sebuah kecerekan beras dapat menimbulkan suara-suara yang bisa dimainkan dan didengarkan. Lalu semenjak itu Chandra makin dibuat penasaran dengan bunyi-bunyi nada. Untungnya sang ibu menyetujui keinginannya bermain musik, bahkan sempat memasukkan Chandra ke tempat les musik sehabis pulang sekolah. Dari sana keahliannya mulai dapat dilihat semua orang. Chandra bisa menyanyi, bemain gitar, bermain drum, bermain piano, membuat musik, membuat lirik lagu, dan bahkan menjadi seorang dj yang memutarkan alunan-alunan musik lewat sebuah piring cd.

Disaat semua orang hobi terikat dengan dasi dan tanda tangan kontrak kerja sama, Chandra lebih memilih terikat dengan gitarnya dan kertas-kertas putih berisi lirik-lirik lagu.

Disaat semua orang menyentuh keyboard komputer, Chandra memilih menyentuh keyboard musik.

Satu hal yang dapat disimpulkan, musik merupakan bagian terpentingnya sampai kapanpun. Dan hal itu sudah tidak bisa diganggu gugat.

Kalau yang pertama ada musik, maka yang kedua ada perempuan. Kalau kata idol Korea yang namanya sempat tercoreng karena skandal,

If you not falling in love, you can't make music.

Benar. Musik dan perempuan menjadi bagian penting dalam hidupnya. Setiap Chandra membuat lagu romantis, hal itu selalu diawali dengan bayangan-bayangan imajinasinya tentang perempuan. Tentang hubungannya dengan para wanita yang datang dan pergi setiap hari di kehidupannya. Tentang seberapa lambat dan cepatnya waktu yang memakan romansa kehidupannya. Dan tentang cantiknya makhluk hawa itu sendiri. Makanya Chandra tidak bisa memisahkan antara musik dan wanita. Karena bagi Chandra, musik dan wanita sudah sepaket membentuk aliran dalam dirinya.

Selain terkenal untuk urusan musik dan wanita, Chandra semasa SMAnya juga merupakan tipikal pria yang menjadi incaran para perempuan. Entah adik kelas atau kakak satu tingkat. Chandra itu tipe-tipe pria yang sadar tampan dan memanfaatkannya secara tidak langsung, makanya sudah tidak terhitung seberapa banyak mantan dan penggemarnya dahulu maupun sekarang.

Bahkan saking banyaknya, hotel dan klub malam sudah seperti rumah kedua untuknya. Seperti saat ini, dirinya baru saja menyelesaikan waktu 'having fun' bersama salah satu wanita, Chandra berdiri di depan lift yang akan membawanya ke lantai dasar. Karena kebetulan malam ini dia tidak bisa menetap sampai pagi, makanya Chandra memutuskan untuk pulang sekitar jam 9 malam.

"Thirty minutes i'll be at home. See you  later, mom." Setelah mengucapkan kata-kata dan mendengar balasan ibunya, Chandra langsung mematikan ponsel. Menunggu lift yang pelan-pelan mulai menuju ke lantainya.

Perhatiannya teralihkan karena kedatangan satu perempuan yang muncul dengan tenang disampingnya. Chandra sempat menoleh dan menemukan satu perempuan sedang sibuk menunduk karena mengotak-atik ponsel. Bahkan ketika pintu lift terbuka, Chandra lebih dulu masuk. Lalu sadar bahwa wanita itu tidak kunjung berjalan masuk, Chandra menekan tombol untuk menahan pintu agar tidak tertutup.

"Mbak, mau naik gak?" Dia menegur dari dalam. Membuat satu-satunya perempuan yang dipanggil Mbak barusan menoleh dan lari pelan masuk ke dalam lift yang sama dengan Chandra.

SentimentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang