Kurang lebih 15 menit Axel, Irina, dan Tania menunggu Byuno yang saat ini sedang berada di dalam toilet minimarket. Sambil meneguk minuman yang dibeli Axel, Tania mulai berbicara pelan.
"Lama banget sih itu orang." Ujarnya was-was.
"Konyol banget cowok lo pake corat-coret muka segala." Axel menggelengkan kepala tak percaya, masih ada sisa tawa mengingat penampilan dan kejadian yang beberapa menit lalu berlangsung.
"Itu bukan konyol, itu totalitas namanya. Dia berani berbuat hal kayak gitu demi Tania, tandanya dia serius." Irina tersenyum memandang Tania, seolah meledek kasih sayang Byuno yang tidak main-main kepada wanita itu.
Saat mendengarnya, Tania hanya menggeleng sambil tersenyum kecil. Totalitas sih iya, tapi memalukan juga masalahnya. Saat ketiga manusia itu fokus menunggu kehadiran Byuno, akhirnya yang ditunggu datang. Tapi kali ini mampu membuat Axel, Irina, dan Tania sontak keheranan. Bagaimana tidak heran? Katanya Byuno mau menghapus riasan spidol pada wajahnya, tapi nyatanya sampai sekarang belum juga terhapus. Mukanya masih kelihatan tidak normal.
"Kok?-" Tania belum sempat melanjutkan pertanyaan tapi Byuno buru-buru lari menghampiri mereka.
"SPIDOLNYA PERMANENNNN." Pria itu berteriak kencang, sampai membuat konsumen minimarket menatap kehadirannya aneh saat ini. Bukannya membantu atau ikut prihatin, Axel justru tertawa keras. Mendapati lagi-lagi seorang Byuno ditimpa hal-hal memalukan.
"Duh Byuno... lo nih lagian gak liat-liat dulu keterangan di spidolnya!" Tania jadi bingung sendiri.
"Tania, ini gimana?" Baru kali ini Tania mendengar nada frustasi Byuno yang seakan siap menangis. Sejujurnya itu hal lucu juga untuk diingat.
"Heh setan, jangan ketawa aja lo. Bantuin gue bangsat." Byuno marah-marah pada Axel yang masih setia tertawa berkali-kali setiap kali berhadapan dengan wajahnya.
"Coba cari di internet cara hilangin nodanya gimana." Saran Irina sambil tertawa.
Tania buru-buru mengeluarkan ponsel. Sibuk berkutik sambil membaca beberapa saran yang ditemukannya di internet.
"Make up remover." Wanita itu kemudian memasukkan ponselnya ke dalam kantong celana. Langsung pergi mengitari rak belanjaan pojok minimarket untuk mencari apa yang akan dibelinya.
Irina dan Axel memperhatikan dalam diam, sedangkan Byuno sendiri memandang Tania yang kini sedang mengantri di depan kasir dengan senyum lebarnya.
"Ada untungnya juga kan gue begini..." ujar Byuno sambil menyengir memandang Tania yang kini berjalan ke arahnya dengan sebotol make up remover dan sebungkus kapas di tangan.
"Pake nih."
"Gak ngerti Tania..." Jawab Byuno ragu-ragu.
"Duh," walaupun ucapan tadi terdengar seperti keluhan, Tania justru menggenggam telapak tangan Byuno. Menggeret pria itu ke arah toilet lagi. Sudah jelas tujuannya apa. Meninggalkan Irina dan Axel yang memandangi mereka sambil tersenyum.
Di depan cermin luar toilet, Tania membuka kapas dan botol make up remover tersebut. Serius dengan tugasnya, beda dengan Byuno yang kelihatan kesemsem sendirian sibuk memperhatikan betapa cantiknya wanita yang sudah resmi menjadi kekasihnya malam ini. Oh ya ngomong-ngomong kejelasan hubungan mereka tepat ketika Tania memeluknya tadi, tak ada penolakan. Dan Byuno senang akan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentimentally
General FictionPsychology says, you realize you love someone when you want them to be happy, even when it's not with you. Tapi tidak untuk Axelio. Kalau dia sadar sedang berada dalam fase mencintai seseorang, maka dia tidak akan rela membiarkan orang yang dicintai...