Kadang kala, Axel bertanya mengenai deskripsi seorang perempuan menurut orang-orang terdekatnya. Ada banyak variasi jawaban yang Axel simpulkan saat mendengar Chandra, Byuno, Kairan, Dio, dan Juna memberitahunya. Semuanya tampak menarik dan ringkas dimatanya.
Kalau jawaban Chandra biasanya mengatakan...
"Perempuan? Makhluk Tuhan paling seksi."
Beralih pada jawaban seorang Byuno yang akan mengatakan...
"Susah digapai susah dicapai, udah kaya cita-cita gue."
Untuk seorang Dionovan berbeda pula,
"The softest and sensitive person more than you think. Woman are precious."
Selanjutnya, berbeda pula deskripsi perempuan bagi seorang Kairan Dhani.
"Cantik."
Dan jawaban terakhir yang tidak pernah berubah sedari dulu adalah milik Juna.
"Perempuan tuh menarik. Paling menarik menurut gue diantara apapun. Lo bakal tau kalau nanti udah jatuh cinta sama seorang perempuan. Percaya deh Sel."
Dulu, Axel paling anti mendengar jawaban dari Juna. Lucu saja rasanya membenarkan atau setuju mengenai perkataan pria itu. Menurut Axel, tidak ada satu pun hal menarik yang ada pada perempuan. Kalau disuruh mendeskripsikannya dalam satu kata, Axel jelas akan menuliskan kata Ribet sebagai jawabannya.
Setiap melihat tantenya yang sibuk berdandan, Axel berpikir perempuan terlalu sibuk mengurusi hal yang seharusnya tidak penting-penting amat dilakukan.
Setiap melihat ibunya yang sibuk berbelanja, Axel menilai perempuan terlalu mengikuti keinginan dan nafsunya terhadap benda-benda yang tidak diperlukan.
Setiap melihat teman kuliah perempuannya yang sibuk bergosip, Axel menyimpulkan mereka semua melakukan hal yang tidak berguna dan sia-sia menghabiskan waktu.
Jadi saat itu, Axel selalu berpikir tidak ada satu pun hal yang membuatnya tertarik dengan perempuan. Hanya saja, detik ini semuanya berbanding terbalik dengan apapun yang sudah disimpulkannya selama ini. Justru menurutnya, jawaban Juna sekarang terdengar paling masuk akal diantara seluruhnya.
Melihat Irina duduk bersila di sebrang sofa sambil memegang gelas beling bermotif kartun spongebob membuat Axel seratus persen terdiam. Setengah jam yang lalu, saat mereka sudah sampai di dalam rumah dalam keadaan lepek dan basah, Irina menyuruh Axel membersihkan dirinya terlebih dahulu. Untuk pakaian Axel, Irina bahkan berbaik hati meminjamkan jaket kebesaran berwarna merahnya agar pria itu pakai. Dan kini, setelah selesai mengurus diri masing-masing, Irina juga membuatkan teh panas untuk dirinya dan Axel yang sekarang sedang menempati tubuhnya di atas sofa ruang tamu.
"Kok gak diminum? Kamu gak suka?" Karena melihat Axel yang sedari tadi sibuk berdiam diri memikirkan sesuatu, Irina jadi bertanya penasaran.
Axel buru-buru meneguk teh panas tersebut setelah mendengar pertanyaan yang Irina ajukan barusan. Dia terlalu larut dalam pikirannya mengenai banyak hal, makanya Irina sampai berani menegurnya tadi.
"Lo berapa bersaudara?" Pria itu melirik ke arah bingkai foto besar yang menunjukkan potret pria paruh baya berkacamata dan wanita seumuran berkulit pucat. Axel simpulkan sebagai orang tua dari wanita di depannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/207569042-288-k407353.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentimentally
General FictionPsychology says, you realize you love someone when you want them to be happy, even when it's not with you. Tapi tidak untuk Axelio. Kalau dia sadar sedang berada dalam fase mencintai seseorang, maka dia tidak akan rela membiarkan orang yang dicintai...