"Tebak-tebakan yuk. Nanti yang kalah harus nurutin apa maunya yang menang. Setuju gak?"
Sekarang pukul 15:00 siang menuju sore dan Irina mendapatkan tantangan yang sama seperti sebelumnya. Saat ini mereka berdua sedang duduk menikmati film komedi yang Irina pilih di salah satu bioskop bilangan Jakarta Pusat. Sebelumnya, Irina juga mendapatkan ajakan yang sama persis ketika tadi sempat di ajak ke tempat biliar bersama Axel.
Pria itu mengajaknya melakukan tantangan menang kalah atas skor permainan biliar. Cukup dapat dengan mudah ditebak siapa pemenangnya. Jelas saja Axel memenangkannya, dia cukup pintar karena menantang Irina yang sama sekali belum pernah menyentuh meja biliar sekalipun. Alhasil, Irina kalah telak sampai di akhir permainan biliar tadi. Axel belum mengatakan apa keinginannya, yang jelas dia terus mengajak Irina untuk mengikuti tantangan permainan kedua darinya saat mereka menonton film.
"Tebak-tebakannya apa dulu?" Dengan suara pelan, Irina membalas.
Axel tersenyum lalu melanjutkan kembali apa yang dia ingin bicarakan. "Jam berapa filmnya bakal selesai?"
Sambil mengecek karcis berwarna kuning yang berada di tangannya, Irina berpikir sebentar sebelum menjawab dengan yakin.
"Sebentar lagi, soalnya durasi filmnya dua jam."
Axel mendekatkan kepalanya, ke kursi Irina. Berbicara pelan memperjelas apa maunya. "Sebutin angka pastinya."
"Jam tiga lewat tiga puluh menit."
Axel menatap jam yang tergantung di pergelangan tangannya. Tersenyum kecil seraya gantian untuk menebaknya dengan santai. "Kalau menurut gue... bakalan selesai jam empat pas."
Mereka berpandangan dalam beberapa detik. Irina dengan wajah penuh tanda tanya dan Axel dengan senyuman kecil yang menghiasi raut wajahnya. Kemudian 15 menit berlalu dan Irina masih fokus menonton filmnya dengan tenang. Hanya saja, Axel kelihatan tak tertarik dengan pemandangan besar di depannya, pria itu lebih memilih menyender di kursi dan diam-diam menoleh untuk memperhatikan wajah wanita di sampingnya yang kelihatan masih terpaku dengan tayangan saat ini.
Sialnya, setelah menunggu hampir setengah jam dari saat mereka menyetujui tantangan tebak menebak tersebut, Irina belum menemukan titik terang bahwa film tersebut akan habis saat pukul 15:30 seperti tebakannya. Beberapa menit setelahnya, Irina mengecek jam pada ponselnya yang berada di dalam genggaman. Saat meliriknya, Irina menarik napas pasrah. Dia gugur, sudah jelas ketika menemukan ternyata detik ini sudah memasuki pukul 15:33. Filmnya belum juga selesai dan dapat dipastikan bahwa Axel akan memenangkan tantangan tebak-tebakan lagi.
Lalu pada lain waktu, saat jam menunjukkan pukul 15:59 Axel dan Irina dapat melihat bahwa perlahan cahaya lampu bioskop mulai kembali terang dan layar besar di depan sudah menunjukkan nama pemain-pemain tayangan yang mereka lihat beberapa menit lalu. Axel mendapati pada pukul 16:00 pas suasana yang tadinya sepi berganti menjadi cukup berisik karena suara penonton mulai terdengar ketika film sudah sepenuhnya selesai. Sebagian orang bahkan sudah mulai bersiap-siap untuk berdiri dan meninggalkan kursi. Membuat Irina mengecek jamnya sekali lagi dan melirik Axel murung.
"Kamu menang."
Axel tersenyum saat mendengar Irina mengatakannya dengan sedikit keluhan atas rasa kesal. Bagaimanapun juga, pemenang keduanya kembali di dapatkan oleh Axel.
"Iya dong."
Orang gue udah pernah nonton ini sama temen dakjal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sentimentally
Fiksi UmumPsychology says, you realize you love someone when you want them to be happy, even when it's not with you. Tapi tidak untuk Axelio. Kalau dia sadar sedang berada dalam fase mencintai seseorang, maka dia tidak akan rela membiarkan orang yang dicintai...