Psychology says, you realize you love someone when you want them to be happy, even when it's not with you.
Tapi tidak untuk Axelio.
Kalau dia sadar sedang berada dalam fase mencintai seseorang, maka dia tidak akan rela membiarkan orang yang dicintai...
Sambutan hangat Byuno yang kelihatan ramah, justru dibalas dengan wajah datar Dio yang sama sekali tidak kelihatan tertarik. Namun sedetik setelah ketidaktertarikan itu terlihat, hilang begitu saja saat kedua mata bulat Dio menemukan satu sosok wanita berbaju coklat yang duduk tepat di samping Chandra.
"Gue bukan datang buat main-main. Gue dateng karena cewek ini-"
Ucapannya terpotong, karena detik itu semua orang melihat Jinan langsung menggenggam sebelah tangan Dio cepat. Tak hanya sampai disitu, Jinan juga terlihat mendekatkan bibirnya menuju belakang telinga Dio untuk membisikkan sesuatu disana. Dio yang merasakan telapak tangannya digenggam kencang, seketika langsung menoleh ke samping dan memandang Jinan dengan raut risih. Tak suka sama sekali dengan tindakan wanita semacam ini.
"Maaf, tapi Kak Dio gak perlu jelasin sekarang. Soal itu... biar aku yang jelasin ke orangnya langsung." Bisiknya tepat di belakang telinga Dio.
Sontak, Dio tidak membalas dengan suara. Hanya mengambil tangan Jinan menggunakan sebelah tangannya yang tidak digenggam dan melepaskan tautan tangan wanita itu dari pergelangan telapak tangannya. Byuno yang menatap kejadian barusan, langsung menarik pergelangan tangan Dio untuk segera duduk di kursi kosong yang tersedia.
"Udah main bisik-bisikan ya sekarang, nakal nih babang Dio." Ujar Byuno usil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dio duduk dalam diam dan ternyata dibalik diamnya dia dikarenakan kedua matanya sekarang jatuh tepat ke hadapan Samantha yang duduk berdekatan dengan Chandra. Wanita itu juga ikut memandang kedua mata bulat Dio yang secara tak sengaja melihat ke arahnya. Samantha tersenyum canggung sebentar, sebelum akhirnya senyuman itu hilang karena Chandra menyentuh lengannya untuk menunjukkan sesuatu ke arah ponsel pria tersebut. Seketika jaket yang Dio kenakan terasa terlalu panas sampai membuat pria itu melepas sretlingnya buka-bukaan. Wajahnya datar, namun kelihatan tak nyaman dengan pemandangan di depannya.
"Ehm, kenalin lah Yo." Byuno berdeham sekaligus menyindir Dio yang belum bergeming untuk mengenalkan wanita di sampingnya.
"Pada mau langsung pesen makan gak? Gue yang traktir hari ini." Juna memotong obrolan yang baru saja Byuno ingin mulai.
Apa yang baru saja ditanyakan oleh Juna lantas membuat Kairan, Chandra, dan Byuno bersorak heboh. Sedangkan untuk Axel dan Dio, mereka hanya melirik ke arah perempuan yang berbeda.
"Kesurupan apa lo tiba-tiba mau traktir?" Kairan merespon santai sambil meminum airnya.
"Weits, bebas deh gue mah siapa aja yang teraktir tapi siap-siap ya tagihan billnya penuh." Byuno cengar-cengir dan langsung memberikan buku menu kepada Tania yang hanya memperhatikan mereka dalam diam.