[1]

5.3K 290 3
                                    

Hari ini adalah hari yang penting bagi Kim Yongsun.

Dia telah menyiapkan semuanya dengan sempurna. Makan malam romantis di restoran berdua dengan pasangan yang selalu diimpikan oleh semua orang di luar sana.

Yongsun jelas tidak sabar untuk melihat ekspresi suaminya ketika datang, dia pasti bangga melihat tekad isterinya yang menyiapkan semua dengan susah payah.

Ini perayaan kedua tahun pernikahannya dan ia tengah menunggu dengan gelisah sosok suaminya. Pria itu seharusnya sudah sampai dari setengah jam yang lalu. Yongsun sendiri sudah berulang menelfonnya namun tidak ada jawaban sama sekali.

Seharusnya pria itu juga tahu kalau Yongsun benci menunggu, terutama saat dia tidak tahu berapa lama ia menunggu. Jelas Yongsun telah menyesuaikan jadwalnya dengan jadwal suaminya jauh hari sebelum ia mengundang suaminya itu datang.

Ia mendesah pelan, emosinya sudah berada di puncak kepala, kenapa suaminya itu tidak kunjung datang? Ok. Yongsun tahu pekerjaan suaminya memang tidak bisa sembarangan diganggu, secara dia adalah penyanyi luar biasa yang terkenal dengan suara halus yang khas. Banyak tawaran pekerjaan membanjiri suaminya, mulai dari menyanyi, akting, jadi bintang tamu acara reality-show, co-host beragam acara, sampai kegiatan off-air seperti tampil di panggung pentas seni universitas, dan lain-lain.

Tapi bukannya momen ini lebih penting daripada itu semua?

Di tengah penungguan Yongsun, ponselnya tiba-tiba saja berdering, nama Yon-donnie —yang merupakan nama panggilan suaminya— tertera di layar. Yongsun buru-buru sumringah sambil menjawab panggilan tersebut. "Halo, Yondong! Dimana kamu?"

Tapi yang Yongsun dengar bukan suara suaminya melainkan suara musik yang tidak jelas. "Yongdong? Eric?"

"Ha-halo? Yongdon?" Akhirnya suara suaminya terdengar walau tidak terlalu jelas, suaranya kalah oleh musik yang cukup kencang itu.

"Ya. Kau dimana? Apa kau sudah dekat?"

"A-anu.. Sayang, maafkan aku, sepertinya aku tidak akan bisa makan malam bersamamu."

Yongsun mengerutkan dahinya, "Hah? Kenapa?"

"Kau tahu, kan, ku sedang mempersiapkan albumku yang baru? Jadi.. Ya, aku benar-benar harus mempersiapkannya. Sekarang aku harus meeting dadakan dengan produser dan juga CEO.. Maaf Yongsun, aku benar-benar minta maaf.."

Yongsun tiba-tiba terdiam, dadanya terasa sakit seperti ada sesuatu yang tengah menekannya kuat-kuat. Usahanya menyiapkan semua ini berakhir dengan sia-sia? Tapi disisi lain, ia tidak mungkin membiarkan suaminya meninggalkan pekerjaan.

Sebagai seorang yang mengenal betul betapa pentingnya sebuah album bagi seorang penyanyi seperti suaminya, jelas Yongsun akan memilih perilisan album itu terlebih dahulu. Sudah banyak jerih payah, usaha, waktu, uang, bahkan mimpi yang dikorbankan oleh suaminya demi album itu, ia tidak mungkin menghalanginya.

Tapi apa ini? Kenapa dia merasa sangat kecewa dan tidak bisa menerimanya?

"O-oh.. Ok.."

"Yongdong.. Jangan marah, setelah semua ini selesai aku janji akan menebus makan malam itu secepatnya. Oke? Aku hari ini tidak akan pulang jadi jangan lupa makan malam, besok kita bertemu ya. Dah, aku cinta kamu.."

Yongsun mencoba tersenyum walau tahu tidak akan ada yang bisa melihatnya, ya, dia bersyukur tidak ada seorangpun yang melihatnya memaksakan senyum macam orang bodoh saat ini. "Iya. Dah, aku juga mencintaimu—"

Panggilan terputus sebelum Yongsun mengucapkan semua perkataannya. Ia meletakan ponselnya di atas meja dengan lesu, menghela nafas panjang, dan menjatuhkan kepalanya di atas meja.

Honestly [MOONSUN] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang