[18]

1.8K 188 11
                                    

Yongsun terbangun dipelukan Byulyi dan wajah mereka berhadapan. Terkejut, buru-buru Yongsun menjauh dan menelan ludahnya. Gerakannya tidak menganggu Byulyi yang masih tertidur tanpa mengenakan atasan apapun dan penuh dengan luka gigit. Luka gigit.. Mulutnya langsung ternganga. Sial, apa yang kemarin sudah dia lakukan?!

Sementara pakaiannya masih utuh, tidak ada satupun yang tanggal. Setelah beberapa detik memaksakan otaknya bekerja, ia mengingat semua yang terjadi—juga menyesalinya. Bagaimana bisa dia melepaskan hasrat seksualnya pada Byulyi? Yang sama-sama seorang PEREMPUAN?

Yongsun merasakan tubuh Byulyi bergerak ke arahnya, memeluk pinggangnya erat, perlahan hembusan nafas menerpa belakang lehernya. Yongsun bergidik geli sementara Byulyi hanya tertawa dan melepas peluknya. Ia mendahului Yongsun berdiri

"Pagi, Unnie. Bagaimana perasaanmu?" Tanya Byulyi sambil memakai pakaiannya kembali di depan Yongsun.

"B-byul— kita... Aku..." Dia terlihat kebingungan juga gugup. Yongsun bahkan tidak bisa melihat Byulyi di hadapannya.

"Tenanglah Unnie..."

"Bagaimana bisa?!" Serunya sebelum menyadari suaranya yang meninggi. Ia mengerang lalu keluar dari kamar terburu-buru. Dia sangat merasa malu juga merasa bersalah. Dia langsung menyambar tas miliknya dan buru-buru mengemasi barangnya.

"Unnie, kau mau kemana?"

"Pu-pulang." Yongsun terlihat sangat kesal dengan dirinya sendiri. Dia membereskan seluruh barangnya dengan kasar sampai-sampai Byulyi harus menarik salah satu lengannya agar dia berhenti.

"Lepaskan!"

"Kau akan kembali kepada suamimu itu?"

Yongsun mengigit bibirnya dan menghela nafas, "Tidak ada jalan lain, dia masih suamiku. Sekarang lepas."

Byulyi melepaskan lengan Yongsun dan membiarkan wanita itu kembali melakukan kesibukannya. Begitu memastikan tidak ada barang yang tertinggal, Yongsun segera menoleh pada Byulyi.

Ada sesuatu yang menjanggal di dadanya namun dia tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada wanita tersebut, "Te-terima kasih atas bantuanmu selama ini Byul. Aku sangat berterima kasih. Aku permisi."

"Aku menyukaimu, Unnie!"

Yongsun menoleh padanya, terkejut. "Apa?"

"Kau pikir aku membantumu karena aku baik? Kau salah. Aku menyukaimu dari awal kita bertemu itu kenapa aku selalu baik padamu dan..." Byulyi mendekati Yongsun dan memeluknya erat,".. Aku tidak akan menduakanmu seperti Eric. Aku janji."

Yongsun menjatuhkan tasnya begitu mendengar hal tersebut. Ia langsung mendorong tubuh Byulyi kuat dan menamparnya sedetik kemudian. Suara tamparannya terdengar keras dan Byulyi rasa pipinya mati rasa.

Nafas Yongsun terengal-engal. Ia mengigit bibirnya sendiri, juga menarik rambutnya sendiri karna frustasi. "K-kau... Kau pikir aku wanita gampangan hah?"

"Eric masih suamiku, dia suamiku! Kau tidak berhak berbicara seperti itu di depanku. Mengerti?" Yongsun berbalik dan mengambil lagi tasnya lalu keluar dari rumah Byulyi dengan pintu yang ditutup sangat kencang.

Byulyi segera mengerang kuat dan menendang apapun yang ada di depannya. "SIALAN!"

***

Yongsun kembali ke rumahnya setelah tiga hari menghilang tanpa kabar. Kondisi rumahnya masih sama seperti terakhir ia tinggali kecuali satu, ia melihat sosok suaminya tertidur di sofa, penuh dengan bantal, dengan televisi yang menyala.

Ia mendekati suaminya yang terlihat tidak nyaman tidur di soda dan kemudian mematikan televisi sebelum ia melihat Eric terbangun dari tidurnya. Pria itu segera membuka matanya lebar-lebar dan segera berdiri untuk memeluk istrinya itu.

"Yong! Kemana saja kau?!" Seru Eric dengan suara yang terdengar lirih. "Aku mencarimu kemana-mana... Kemana kau? Apa yang membuatmu pergi?"

"Eric?"

Eric menangis. Pria itu menangis di depan Yongsun seperti anak kecil. Hati Yongsun terasa sakit. Ia ikut menintikan air mata dan menyatukan kening miliknya dengan milik Eric.

"M-maafkan aku, Eric..."

"Yong.. Jangan tinggalkan aku lagi... Aku sangat menghawatirkanmu!"

Mereka berpelukan dengan hangat. Sejenak Yong berpikir apa dia sudah keterlaluan? Yongsun tahu betul suaminya tidak pandai berbohong dan perlakuannya sekarang jelas menandakan bahwa dia menunggu Yongsun dalam waktu sangat lama. 

"Maaf..." Ucap Yongsun sembari melepas pelukannya.  "Aku benar-benar minta maaf,"

"Tidak apa yang penting kau kembali... Kau pasti lelah. Beristirahatlah." Ujar Eric sembari mengecup kening Yongsun. Ia membantu wanita itu duduk bersamanya di sofa dan saling menenangkan diri.

***

Hari pun berlalu menjadi gelap dan kini Byulyi berada disalah satu ballroom hotel yang dipadati oleh orang-orang berpengaruh mulai dari CEO perusahaan sampai anggota dewan negara. Tujuan Byulyi kesini bukan untuk bersenang-senang ataupun menghabiskan waktu berpesta dengan anggur merah atau sekedar duduk berkumpul membicarakan hal tidak penting.

Ia kesini untuk menjemput seseorang yang kebetulan sudah ada di depan matanya. Wanita tinggi dengan rambut hitam panjang yang sengaja diurai, tubuhnya yang ideal dibalut oleh gaun merah panjang yang menambah kecantikannya, dan riasan sederhana yang mampu membuat siapapun terkesima dalam sekali lihat. Lee Dahee berhasil membuat siapapun bertekuk lutut dengan kharismanya.

"Dahee.." Panggil Byulyi, mengintrupsi obrolan para petinggi negara yang ingin membawa pulang Dahee.

"Ah. Maaf tuan-tuan, aku sudah harus pulang. Sampai jumpa." Dahee langsung berdiri dan mengalungkan lengannya di lengan Byulyi.

Mereka pun meninggalkan gerumunan petinggi negara yang langsung mengerang karena gagal mendapatkan perhatian Dahee.

"Kau membuat mereka kecewa, mereka pasti telah bertaruh untuk membawamu pulang." ujar Byulyi begitu mereka masuk ke dalam lift.

"Kalau begitu mereka harus membayarmu karena berhasil membawaku pulang. Bukan begitu, Byul?"

Byulyi membuang pandangannya dan menekan tombol lantai yang mereka tuju. Dahee terkekeh, "Kau terlihat sangat kesal. Apa ini berhubungan dengan istri Eric Nam?"

Bruk! — Dahee sedikit tersentak saat Byul mendorongnya ke pojok dan menciumnya dengan brutal. Wanita itu bahkan sampai merasakan sesuatu yang asin mengalir di bibirnya.

"Wow, aku tidak pernah melihatmu semarah ini..." Tawa Dahee begitu mereka saling berpandangan satu sama lain setelah bunyi lift. Byul berdecak dan keluar terlebih dahulu diikuti Dahee.

Mereka masuk ke dalam mobil dan kembali berciuman. Ciuman agresif namun juga adiktif yang tidak akan membuat mereka berhenti dengan mudah. Hingga akhirnya ciuman itu harus berhenti saat Byulyi melepasnya terlebih dahulu.

"Pakai sabuk pengamanmu, aku akan antar kau pulang."

Dahee tertawa seraya memakai sabuk pengamannya sesuai kata Byul, "Baiklah. Terima kasih karena telah mau menjemputku."

"Lain kali urus dirimu sendiri."

"Baiklah, sayang."

Honestly [MOONSUN] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang