Mobl Byul berhenti tepat di depan rumah Yongsun. Ini pertama kalinya Byul mengantar wanita itu pulang, rupanya mereka tinggal di tempat yang mudah dijangkau oleh orang-orang. Hyejin agak terkejut melihatnya, karena biasanya tempat tinggal selebriti itu lebih tertutup dan sepi. Setelah mengucapkan salam, Yong keluar dari mobil, diikuti oleh Byul.
"Yongsun-Unnie.."
"Oh, Byul. ada apa?"
Byul tersenyum dan menatap mata Yong dengan sangat lembut. Ternyata kedua mata Byul begitu indah, dia tidak memakai kontak lens, sehingga ia dapat melihat kedua manik mata Byul yang berwarna hitam terang. Begitu cantik. Sangat cantik, "Terima kasih karena sudah mau keluar denganku, hari ini, aku sangat senang."
"Ah.." Yong terpaku dan segera menunduk malu. Apa yang dia pikirkan? Dia menggaruk leher belakangnya dan tersenyum malu. ".. Harusnya aku yang mengucapkan itu, kan? Terima kasih!"
"Hehe, oke. Kalau begitu, aku pergi dulu, selamat malam!"
Byul berpaling lalu melangkah turun, belum sampai dasar, Yong berseru. "Byulyi-ah!"
"Hm?"
"Ah, anu, Kalau kau sempat bagaimana jika kamu menemaniku membuat video Youtube?" Ajak Yong walau terdengar gugup. Dia memandang Byul yang memekarkan senyumnya.
"Janji?"
"Janji!" Yong mengangguk dan melambaikan tangan pada Byul. Dadanya terasa sangat, sensasi yang begitu dia rindukan selama ini. Ini mengingatkannya pada saat kencan pertama dengan Eric, sebuah kencan yang membuat seluruh dadanya berdebar tidak karuan, sebuah kencan yang ideal, yang sangat membuatnya begitu bahagia.
"Unnie, kau terlihat bahagia." Ucap Hyejin sesaat Byul masuk ke dalam mobil, siap mengantarkan Hyejin kembali ke rumahnya.
Byul tertawa kecil, ia memang merasa bahagia, melihat bagaimana Yongsun bisa cocok dengannya seperti sepasang sahabat lama. Dia seperti bertemu Soulmate dan dia tidak ingin melepaskannya dengan mudah.
"Kau tidak ada berniat untuk mendekati Yongsun-unnie, kan?"
Pertanyaan itu bagaikan kilat yang menyambar di siang bolong. Byul menoleh ke arah Hyejin yang sudah memandangnya penuh selidik dengan wajah datarnya lalu tertawa canggung. "Apa maksudmu. Hyejinie?"
"Aku sangat mengetahuimu, Unnie. Kamu memang seorang social butterfly tapi sampai bersikap sangat peduli dengannya seperti itu, itu bukan dirimu Unnie."
Byul menghentikan mobilnya saat lampu lalulintas berubah menjadi merah. Hening. Hanya ada bunyi lampu sen yang Byul nyalakan menemani mereka berdua.
"Kau salah paham," Byul membuka suara, "Aku hanya dekat dengan Yongsun karena dia dalah istri dari klienku, dia juga seorang Youtuber yang butuh bimbingan, oleh karena itu aku membantunya."
"Oh, benarkah? Bukan karena dia merupakan tipe idealmu, Unnie?"
Lagi-lagi hening. Hyejin sepertinya sudah tahu apa yang Byul pikirkan hanya dengan bertatapan. Dia menghela nafas berat, raut wajahnya frustasi.
"Unnie, Yongsun sudah memiliki suami!" Ia nyaris berteriak di depan Byulyi. "Harusnya kau belajar dari kesalahan yang sama saat bersama Lee----"
"Aku tahu!" seru Byul seiring dengan lampu merah yang kembali menjadi hijau. "Aku tahu, kau tidak perlu mengingatkannya lagi. Cukup, Hyejin. Ku mohon."
TIN-- Bunyi klakson mobil di belakang berhasil membawa mereka kembali ke kenyataan. Byul menghela nafasnya kasar sebelum kembali mengendarai mobil.
***
Yongsun sendirian, untuk kesekian kalinya. Ia duduk di pinggiran kasur berukuran Queen size. Dia berbaring disana dan merasa sangat kecil. Ia menutup kedua matanya, mencoba untuk tidur.
Tapi pikirannya melayang kemana-mana, pada hal pada awal tahun pernikahannya, kasur ini tidak terasa begitu luas bahkan terasa sempit karena Eric akan terus menempel padanya, memeluknya erat sampai mereka terbangun nanti.
Yong tersenyum sedih, Dia menikah dengan pria yang dia pikir akan terus memberikannya kebahagiaan seperti apa yang ia harapkan, tapi nyatanya, ia bingung ini bisa disebut dengan sebuah kebahagiaan.
Eric merupakan pria yang baik, sangat baik untuk seorang Kim Yongsun. Dia juga pekerja keras, sangat telaten, perfeksionis, singkatnya, pria itu amat sempurna.
Tapi kesempurnaan itu tidak pernah ada.
Ponsel Yong berbunyi, membuat wanita itu membuka matanya kembali. Ia meraih ponselnya di atas meja dan melihat siapa yang telah mengiriminya pesan malam-malam begini.
Unknown mengirim sebuah tautan.
Yong menekan tautan tersebut dan melebarkan kedua matanya. Dia kesulitan untuk bernafas dan menjatuhkan ponselnya ke lantai. Tangannya bergemetar begitu ia melihat lagi isi tautan tersebut.
"Tidak.. Tidak mungkin.." Dia terus berguman untuk menenangkan dirinya sendiri.
Layar ponselnya kembali hidup dan menampilkan foto seorang pria yang sedang memeluk dua gadis di dalam klub, pria yang tidak asing untuknya, Eric Nam.
Tetesan air mata membanjiri pipi Yongsun bersamaan dengan kembalinya Byul ke kamarnya. Dia baru saja selesai mandi dan mendapatkan banyak panggilan gagal dari Yongsun.
Dia panik, ia buru-buru menelfon Yongsun kembali, dan mendengar isakan wanita itu di seberang panggilan. "Yong?!"
"Byulyi.."
"Ada apa, Unnie? Kenapa kamu menangis?"
"Bisa kau kesini?"
Byul terdiam dan masih mendengar isakan tangis Yongsun. Ini pasti karena Eric, apa yang dilakukan pria itu padanya?
"... Kasur ini terlalu luas untukku," katanya terdengar begitu sedih. "Bisa kau datang?"
Byul menarik nafasnya panjang lalu mengambil jaket yang berada di atas kursi, "Aku akan kesana Unnie, tunggu aku."
Ia mematikan panggilan lalu bersiap-siap pergi dengan mobil.
![](https://img.wattpad.com/cover/208636259-288-k975679.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Honestly [MOONSUN] [END]
FanfictionKim Yongsun telah menikah dan Moon Byulyi jatuh cinta padanya.