[15]

1.2K 187 5
                                    

"Anggap saja rumah sendiri, Unnie." kata Byulyi setelah membawa masuk Yongsun ke dalam unitnya. Membiarkan wanita itu duduk di sofa dengan manis bersama dengan ketiga anjing peliharaan Byulyi.

"Sepertinya mereka menyukaimu," lanjut Byulyi, ia ikut duduk di sofa setelah meletakan segelas teh untuk Yongsun dan menepuk kedua pahanya. "Daebak-ggi, kemari!"

Anjing yang paling besar; bernama Daebak itu segera berlari dan naik ke atas sofa, duduk di pangkuan majikannya sementara yang dua lagi ikut duduk di bawah kaki Byulyi.

"Mereka manja ya," ejek Yongsun yang mengelus badan Daebak.

"Lumayan. Apa Unnie punya peliharaan juga?"

"Dulu. Sekarang dia sudah tidak ada, namanya JjingJjing, dia sangat manja dan berisik."

Byulyi mengangguk, "Begitu ya..."

Lalu terdiam. Hanya ada bunyi suara bel di leher anjing-anjingnya yang asik berlarian kesana kemari. Byul melirik ke arah Yongsun, memerhatikannya dengan seksama. "Unnie,"

"Ya?"

"Apakah kamu mau bicara tentang kenapa kau bisa datang tempat seperti itu?"

Yongsun segera menetralkan raut wajahnya yang sempat menegang untuk beberapa saat. Ia-masih- tidak yakin untuk menceritakan hal dirinya dengan Eric pada siapapun tapi melihat bagaimana Byulyi menatapnya sekarang, ia seperti tidak punya keraguan.

Mata hitam Byulyi memandangnya dengan lembut, tidak ada penututan disana. Nada bicaranya juga tenang, tak ada tekanan atau paksaan. Tiba-tiba saja air matanya mengalir.

"Byulyi-ah..." Yongsun berusaha menahan tangisnya, ia berusaha sekuat tenaga sampai mengepalkan kedua tangannya erat. "-By-byul..."

Byulyi segera memeluknya, membiarkan tangis wanita ini meledak.

"E-Eric.. Eric... Dia- Dia berselingkuh..." kenyataan yang tidak ingin Yongsun terima kini telah diutarakan, membuat si wanita lain yang mendengarnya terkubur dalam emosi yang tak bisa ia jelaskan.

Byul merangkul tubuh Yongsun lebih erat lagi, ia tidak bisa banyak berkata-kata selain memeluknya. Byulyi tidak pernah tahu kalau ia bisa ikut merasakan hal sesakit ini hanya karna oranglain.

***

"Apa kau bilang?" suara Wheein meninggi saat ia mendengar penjelasan dari Hyejin sesampainya mereka di rumah. "Semua perempuan yang ada bersama Eric itu kenalanmu?!"

"Wheein-"

"Gila! Apa-apaan kau, seorang Muchikari?"

"Ini tidak seperti yang kau kira! Dia sendiri yang mau melakukannya, bukan aku, Loco-oppa yang lebih tahu soal ini!" Hyejin memijat pelipisnya, merasa sangat pusing.

"Walaupun begitu kau seharusnya- Argh! Untuk apa aku memikirkan hal ini?!" jerit Wheein membuat suasana kembali memanas. Mereka terdiam beberapa detik untuk mendinginkan kembali pikiran masing-masing.

Setelah merasa situasi mulai tenang, Hyejin mulai kembali bersuara, "Yang jelas kita berdua tidak bisa membiarkan Byulyi masuk lebih jauh dari ini, ini tidak benar, Wheein."

"Bagaimana caranya? Kau tahu Unnie tidak pernah bisa main-main, apalagi kalau dia benar-benar punya perasaan dengan wanita itu! Ia bisa terluka seperti dulu, Hyejin!"

"Aku, pun tidak tahu, Wheein. Ini sungguh sulit untukku!" Hyejin memutuskan untuk duduk, semakin lama ia memaksa berfikir, semakin sulit untuknya berdiri.

Pria bernama Loco itu benar-benar tidak bisa dibiarkan sekali saja bertindak bebas, kalau dibiarkan maka beginilah hasilnya.

Dia pun baru mengetahui ini saat pesta ulangtahunnya saat itu, setelah ditelusuri ternyata Loco sudah menyalurkan wanita-wanita penghibur dari dua bulan yang lalu, tepat disaat pria itu memutuskan untuk bekerja sama dengan bar Hwasazaka.

"Seharusnya aku tidak tergiur dengan kerjasamanya, pria sialan, aku harus melakukan apa sekarang!" Sebenarnya tidak ada alasan penting untuk Hyejin mengikuti hal seperti ini, dia bukan tipikal yang suka mengurusi rumah tangga orang, tapi jauh lebih baik jika dia yang masuk daripada Byulyi.

Tidak ada kejadian untuk kedua kalinya, Wheein maupun Hyejin sudah tahu bagaimana sifat Byulyi yang selalu mempertahankan miliknya. Mereka tidak ingin sahabatnya itu jatuh ke lubang yang sama, tidak untuk berurusan dengan isteri seseorang. Lagi.

"Tapi, kenapa Yongsun bisa datang ke bar?"

"... Itu yang aku pikirkan,"

"Apa mungkin Unnie—"

"Tidak, kalaupun iya, buat apa? Kita bahkan tidak berpapasan dengan Eric karena dia ada di lantai atas, pasti ada seorang yang lain!"

"Kau benar," Wheein mulai menemukan titik terang, "Kita harus bisa mencari siapa orang itu sebelum Byulyi-unnie menemukannya!"

"Setuju!"

Honestly [MOONSUN] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang