[27]

761 119 3
                                    

Yongsun berharap kalau semua yang terjadi padanya adalah mimpi. Dengan rasa kecewa yang bergumuruh dalam dirinya, dia berjalan memacu mobil dengan sangat cepat. Ia tidak mempedulikan klakson dari pengemudi lain sesaat dia menyalip dengan cepat, ia juga tidak segan-segan untuk menancap gas meski detik lampu lalulintas sudah mulai habis.

Dipikirannya hanya satu, yaitu mendapatkan kepastian dari dalang semua ini. Eric, suaminya yang ia nikahi dua tahun lalu, dengan tega menghancurkan pernikahan mereka, membuangnya begitu saja. Semakin dipikirkan, ia semakin geram, dia benar-benar tidak bisa diam begitu saja.

Semua ini harus diselesaikan.

Sementara itu, Byulyi baru saja tiba dan mendapat kabar kalau Yongsun berhasil kabur menggunakan mobil Seulgi. Byulyi mau tidak mau harus kembali memacu mobilnya di jalanan, berusaha menahan wanita itu untuk tidak bertindak gegabah. Bagaimanapun, posisi mereka kali sedang tidak baik, tindakan apapun bisa membuat nama mereka semakin hancur.

Seulgi yang kebetulan memasang GPS di mobilnya segera membagikan lokasi terkini dari mobil tersebut. Lokasi itu dekat dengan rumah Yongsun. Byulyi segera menuju arah lain untuk memotong jalan, ia harap dia bisa sampai lebih cepat sebelum Yongsun tiba.

Mobil Seulgi yang terpacu cepat kemudian berhenti dengan kasar di dekat rumah yang sangat tidak asing baginya. Rumah yang ia tempati bahkan sebelum menikah dengan Eric itu kini dipenuhi oleh para wartawan, ia menghela nafas panjang, lalu memantapkan diri untuk keluar dari mobil.

Begitu ia keluar, semua kamera dengan cahayanya mengarah pada wanita itu. Mic disodor padanya, banyak pertanyaan yang menghujani membuat dia jengah, dia buru-buru berlari masuk ke dalam, tanpa mempedulikan mereka semua.

Entahlah, dia harus merasa lega setelah berhasil masuk ke rumahnya atau marah karena dia melihat Eric sedang berbicara dengan manajernya di ruang tengah. Melihat kehadiran sang istri, Eric segera berdiri dengan raut wajah sedih.

"Yong—plak!!!"

Mata Eric melebar setelah Yongsun menamparnya keras. Yongsun sendiri sudah tidak bisa menahan air matanya, wajahnya memerah, dan tentunya dia sudah kehilangan kesabarannya. "Bajingan..."

"Yongsun-sshi!"

"Kau diam. Ini urusanku dengan suamiku," sang manajer segera terdiam dan kemudian pergi setelah Eric memerintahkannya.

"Apa kau gila? Kenapa kau melakukan semua ini padaku? Berselingkuh dengan Byulyi? Apa maksudmu?!"

Eric terkekeh pelan, matanya memandang Yongsun dingin. "Dari sekian banyak masalah yang kita punya, kamu membahas Moon terlebih dahulu... Apa itu bukan bukti yang kuat kalau kalian berselingkuh?"

"Kau gila! Kau benar-benar gila, Eric! Kau harus sadar kau telah membawa banyak orang yang tidak bersalah, termasuk Byulyi!"

"Aku? Semua ini salahku? Ini salahmu, Yongsun! Kau membuat aku melakukan semua ini!"

"Apa?!"

Eric tiba-tiba berlutut dihadapannya, memasang wajah memelas. "Aku telah menyerahkan yang ku punya, Yongsun-ah... Tapi kenapa kau tidak pernah mempedulikannya? Apa itu caramu menghormati suamimu?!"

"... Kau gila?!"

"Kau yang gila! Semua yang ku berikan padamu ini sudah seperti hal yang sia-sia! Kau bisa dapatkan semuanya karena kau juga bekerja! Ditambah lagi kau bahkan terus menolak saat aku ingin punya anak, kau gila? Kenapa kau tidak mau memiliki anak bersamaku?! Bukankah kita sudah menjadi keluarga!?"

Yongsun mengerutkan dahinya, ketakutan jelas terpapar di wajahnya. "Kau menyalahkan semua ini padaku?"

"Ini salahmu!" Seru Eric, ia dengan cepat meraih lengan Yongsun, menahannya kuat-kuat. "Lihat, lah, Yong. Di depan sana semua wartawan menunggumu, kamu tidak memberikan pernyataan apapun sedari pagi, jelas ini semua salahmu karena kamu takut selingkuhanmu Moon akan terjebak, ya kan!?"

"Lepas— Kau gila, Eric! Lepaskan aku!" Yongsun berusaha sekuat mungkin untuk melepaskan diri dari genggaman Eric namun pria itu malah mendorongnya ke sofa lalu mencekiknya.

"Akh—!!!"

"Ini semua salahmu! Kau tidak pernah menganggapku sebagai suamimu! Kau selalu saja mempunyai apa yang aku berikan, kau bahkan tidak pernah mau mempunyai anak denganku, buat apa kita menikah?! Bahkan saat aku mengirimkan foto-foto itu kau hanya diam dan malah berselingkuh dengan wanita bangsat itu!!!" Bentak Eric dengan cekikan yang semakin cepat. Yongsun merontah, ia merasa bibirnya mulai kaku, meski begitu, ia berusaha sekuat mungkin untuk mencakar Eric, dan mengangkat tangannya dari leher.

Byulyi berhenti di belakang rumah Eric untuk menghindari wartawan, meski begitu, dia bisa melihat mobil Seulgi tak jauh di depannya. Ia juga melihat manajer Eric di depan, terlihat sibuk menelfon, buru-buru ia menghampiri pria itu hingga membuatnya mematikan panggilan sepihak.

"Dimana mereka?!"

"Di dalam– Ya, kau mau kemana!" Seru sang manajer yang menahan lengan Byulyi.

"Masuk ke dalam, aku harus menghentikan mereka berdua!"

"Kau pikir kau ini siapa? Ini urusan rumah tangga mereka, jika kau datang maka semua akan semakin rumit!"

"Meski begitu, aku tidak akan meninggalkan Yongsu—"

"Prang!!!" Suara barang pecah belah itu segera membuat Byulyi panik. Ia buru-buru melepas genggaman sang manajer, berlari ke dalam, dan seluruh tubuhnya mendadak membeku seketika.

Yongsun, terkulai lemas di lantai, dengan kepala penuh darah sementara Eric tersungkur ketakutan.

Honestly [MOONSUN] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang