"Eh— Ada Yongsun-sshi?" tanya Seulgi begitu ia datang ke tempat atasannya dan melihat sosok wanita yang tidak asing berada bersamanya. Byulyi mengangguk dan melahap sarapannya bersama dengan Yongsun.
"Oh... Selamat pagi."
"Pagi! Duduklah, Seulgi-sshi. Apa kau juga ingin sarapan?" tanya Yongsun dengan ramah.
Seulgi buru-buru menggeleng, "Ti-tidak usah. Terima kasih, aku bisa sarapan nanti."
Byulyi tidak mempedulikan sama sekali dan terus fokus pada sarapannya sampai habis. Ia pun beranjak dari meja makan dan mencium pipi Yongsun, "Aku pergi dulu."
"Baiklah. Sampai jumpa," Wanita itu melambaikan tangannya dengan senyum ramah sampai mereka berdua keluar. Seulgi segera menarik lengan Byulyi kebingungan.
"Apa yang sedang dia lakukan disini, Unnie?"
"Dia? Menginap."
"Hah?"
Byulyi mendesis, "Kenapa kau ingin tahu? Cepat, kita harus segera pergi!"
Hari ini, Byulyi harus menghadiri undangan makan siang atas keberhasilan membuka anak agensi salah satu investor. Sebenarnya, dia bisa saja mengirim Seulgi sendirian namun karena sang Investor merupakan pelanggan setianya, dia harus menunjukan sopan santun dengan ikut datang terlebih dia adalah tamu yang diprioritaskan.
Begitu disana, ia disambut meriah oleh sang investor, Kim Seok Jin, seorang CEO muda yang sangat percaya diri. Ia seumuran dengan Byulyi jadi mereka terlihat sangat akrab. Acara makan siang berlangsung dengan lancar dilanjuti oleh pesta perayaan. Mulai banyak tamu-tamu yang datang, mereka berasal dari kalangan artis dan para perusahaan yang bekerja sama dengan agensi Seok Jin.
Pesta pun dimulai setelah Seok Jin menyelesaikan pidato singkatnya. Semua tamu mulai bersenang-senang dengan segala kudapan dan minuman yang disediakan. Beberapa dari mereka berkumpul di meja yang sama dan saling bercengkrama.
Dan tidak menutup kemungkinan kalau Byulyi mengenal hampir separuh dari tamu undangan Seok Jin termasuk pria yang baru saja lewat di hadapannya dengan seorang yang ia kenal.
"Seul, tolong kau pulang dan belikan Yongsun makan malam." bisik Byulyi pada asistennya tersebut.
"Eh, kau tidak akan ikut pulang bersamaku?"
"Ada yang harus ku lakukan. Bawa saja mobilnya," ia menepuk pundak Seulgi dan meninggalkannya sendirian. Dengan segelas wine di tangan, ia berusaha berjalan melewati puluhan orang yang bergerumun.
Byulyi berhenti begitu melihat sosok Dahee bersama dengan Eric disalah satu balkon yang tidak terlalu ramai oleh para tamu. Mereka terlihat akrab dan berbicara dengan antusias. Dengan ramah Eric memeluk wanita itu begitu juga sebaliknya.
Klik!— Perhatian Byulyi teralihkan pada suara kamera dari belakang dinding, membidik ke arah Dahee dan juga Eric. Setelah mendapatkan foto tersebut, orang itu kabur. Byulyi pun mengikutinya karna curiga.
Orang itu pun keluar dan hendak masuk ke dalam mobilnya sebelum sebuah tangan menahan pintu tersebut agar kembali tertutup. Orang itu tersentak saat sosok Byulyi muncul tiba-tiba.
"Apa yang kau—"
"Berikan ponselmu."
"Apa?!"
Byulyi menarik jas orang tersebut dan meraih ponselnya dengan paksa lalu mendorong orang itu hingga terjatuh. Ponsel tersebut tidak terkunci jadi Byulyi bisa dengan mudah membuka galeri. Matanya terbelakak begitu melihat isinya.
Semua fotonya adalah Eric dengan banyak wanita dengan pose yang sangat mesra.
"Ini—" Belum selesai dia melihat sampai ke dasar. Orang itu telah bangkit dan mengambil ponselnya kembali. Ia mendorong tubuh Byulyi dan berteriak padanya.
"Kembalikan! Kau pikir kau siapa hah?!"
Byulyi menahan lengannya kuat-kuat, "Siapa yang menyuruhmu, huh?"
"Apa— Lepaskan!"
Orang ini pasti yang mengirimkan foto-foto perselingkuhan itu kepada Yongsun, dia yakin, terbukti dari banyaknya foto dari latar yang berbeda; di kafe, di restoran, di hotel, bahkan di taman. Rasanya mustahil jika dia adalah paparazi, paparazi pasti hanya memotret di suatu tempat di suatu kejadian namun ini diberbagai tempat di berbagai kesempatan. Jadi, kalau dia bukan stalker maka dia adalah suruhan oranglain.
"Katakan padaku, apa kau disuruh memotret itu semua?"
Dia tertawa, "Peduli apa kau soal itu hah?!"
Byulyi tidak dapat menahan amarahnya. Ia menghantam wajah orang tersebut ke arah jendela mobil hingga ia kesulitan bergerak. Ia juga menahan tangan kiri orang itu dan memutarnya hingga dia berteriak kesakitan.
"Argh— Lepaskan! Lepaskan!"
Byulyi memperkuat putarannya hingga orang itu semakin kesakitan. Dia merasa marah karena orang ini telah menyakiti Yongsun selama ini, entah apa motifnya, jelas dia tidak bisa dimaafkan. "Katakan, siapa yang menyuruhmu memotret ini semua?!"
"Itu... argh.. Itu—"
"Byulyi!" Byulyi menoleh ke belakang. Ia dapat melihat wanita jangkung bergaun hitam melihatnya dengan syok, "Byulyi, apa yang kau lakukan?!"
"Diam dan jangan ikut campur!"
"Tapi—" karena kehilangan fokusnya, Byulyi tidak sadar kalau orang itu berhasil memutar kembali tubuhnya dan menghantam Byulyi kuat di wajah hingga gadis itu terhuyung dan jatuh ke tanah.
Orang itu kabur begitu Byulyi berusaha mengejarnya. "YA! SIAL—"
"Byulyi, apa kau baik-baik saja?!" Dahee mencoba membantu Byulyi namun ditepis dengan kasar.
"SUDAH KU BILANG KAU JANGAN IKUT CAMPUR!" Byulyi meringis kesakitan, ia merasakan darah di sudut bibirnya. Benar-benar sial padahal dia akhirnya bertemu peneror Yongsun.
"Kenapa kau malah marah?! Kau sendiri kenapa menyerangnya seperti itu?!" bentak Dahee karena tidak terima diteriaki oleh Byulyi.
Byulyi hanya mengerang kesal, "DIA ITU TADI MEMOTRETMU DENGAN ERIC SAAT BERPELUKAN! SIAL, Aku bahkan tidak bisa menghapusnya!"
Dahee kemudian menarik lengan Byulyi. "Ya, apa yang mau kau lakukan?!"
"Mengobati lukamu!"
"Aku bisa sendiri!" Byul kembali menepis lengan Dahee, "Kau tidak usah repot-repot!"
Dahee memandang Byulyi dengan tatapan sendu, "Lalu, untuk apa kau melakukan itu? Kenapa kau harus repot-repot mengejar orang yang memotretku dengan Eric hm?"
"Sudah ku bilang bukan urusanmu!" seru Byulyi.
"Apa itu bukan karenaku?"
"Apa yang kau bicarakan!?"
Dahee menghela nafasnya, "Sudah ku duga. Kau melakukan itu untuk istrinya, Nam Yongsun. Iya, kan?"
Byulyi terdiam beberapa saat, "Jangan bilang kau—"
"Aku tidak segila itu!" Bantah Dahee sebelum Byulyi menyelesaikan perkataannya. "Aku tahu karena aku memerhatikanmu. Kau menyukainya, kan? Itu kenapa kau mengejar orang itu?"
"Darimana kau tahu?"
"Aku punya banyak teman yang saling berbagi informasi, Byul. Orang itu selalu ada dimana Eric berada dan pulang ketika mendapatkan foto Eric."
Byulyi menganga tidak mempercayai perkataan Dahee. Apa itu maksudnya orang itu adalah suruhan Eric untuk mengirimkan foto skandal Eric pada istrinya sendiri?
"Kau mungkin tidak percaya tapi itulah yang aku dengar. Dia tiba-tiba mengajakku untuk berbicara dan memelukku setelah itu dia pergi dan aku melihatmu mengejar seseorang." Jelas Dahee.
"Kau tidak berbohongkan?"
"Untuk apa aku berbohong padamu!"
Byulyi terlihat kebingungan dan akhirnya mengerang, "Aku harus pergi!"
"Tapi, tunggu, Byulyi!"
![](https://img.wattpad.com/cover/208636259-288-k975679.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Honestly [MOONSUN] [END]
FanfictionKim Yongsun telah menikah dan Moon Byulyi jatuh cinta padanya.