PROLOG

668 186 76
                                    

🄷🄰🄿🄿🅈🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Tangannya sudah mengepal dari arah kejauhan, sorot matanya tampak sudah mulai menampakkan kekesalan, ia berlari dari arah ujung gang kecil lalu memukuli tiga oknum yang sudah menganiaya adiknya seorang diri.

"Kalian semua pantas mati! Manusia kayak kalian, cuman ngotorin bumi doang! Mati aja lo semua brengsek!" teriak Asha menggebu-gebu, tangannya tak berhenti memukuli wajah salah satu oknum, setelah memukuli dua orang lainnya dan tersungkur ke aspal.

Bugh!

Bugh!

"Mbak ampun, Mbak! Kita janji gak akan ulangi lagi!" teriak oknum yang sedang dipukuli oleh Asha.

Asha berhenti memukul oknum itu saat tangannya tiba-tiba ditarik oleh adiknya, seolah-olah memberikan isyarat agar kakaknya berhenti memukuli oknum jahat itu. Terlebih tangan Asha sudah memerah dan berlumuran darah, karena sedari tadi tak berhenti menghantami wajah oknum itu.

Ia menoleh sekilas ke arah adiknya, mengangguk pelan sebagai tanda ia akan mengikuti permintaan adiknya. Asha melepaskan cengkraman baju oknum itu, namun sebelum melepaskan mereka Asha menelepon pihak kepolisian yang kebetulan kantor polisi tak jauh dari tempat kejadian.

"Galih udah berapa kali sih kakak bilang? Jangan keluar rumah sembarangan! Kalau Galih mau jajan bilang sama mama atau Farzan, bisa gak sih sehari aja Galih jangan bikin orang serumah pusing?" Asha tak segan memarahi Galih, jujur saja ke dua matanya mulai berlinang, ia tak tega sebenarnya memarahi adiknya itu. Namun, bila Asha tak memberikan penegasan pada Galih, ia akan melakukan kesalahan yang sama lagi.

"A-aku maaf," kata Galih gagap.

"Galih minta maaf? Janji, ya ini yang terakhir? Ayok pulang," tegas Asha seraya menggenggam tangan Galih agar mengikuti langkahnya.

'Maaf, Galih ... Kakak gak bisa sabar hadapin kamu. Maaf Kakak terlalu keras sama kamu, tapi Kakak gak mau kamu disakiti sama orang-orang lagi. Kalau nanti Kakak menikah, siapa yang akan lindungi kamu lagi? Adik-adik kamu? Rasanya gak mungkin, Galih,' batin Asha sedih, ia menyeka air matanya agar Galih tidak sedih melihat dirinya menangis.

 Kalau nanti Kakak menikah, siapa yang akan lindungi kamu lagi? Adik-adik kamu? Rasanya gak mungkin, Galih,' batin Asha sedih, ia menyeka air matanya agar Galih tidak sedih melihat dirinya menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻🌻

Gimana nih prolognya? Udah dapat gambarannya belum? Yuk, lah lanjut bacanya :v

Votmen ditinggal di sini lho, yaa😊

Saranghae Bestrevi 💜

Viii ....

STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang