23 | KEMBALI LEPASKAN

44 11 5
                                    

🄷🄰🄿🄿🅈🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Meskipun, dari awal aku tau akhirnya kita gak akan bisa bersama, tapi semesta menjadi saksi bahwa aku pernah bahagia ketika aku bersamamu.
-Pasha Radhika-

Dari arah kejauhan seseorang mengintip Asha yang tengah menggunting pita acara pengesahan Rumah Singgah Galih Shamita.

Senyum simpul tampak disudut bibirnya, ada rasa bahagia dan terharu menyelimuti dirinya melihat Asha tampak bahagia dari arah kejauhan.

"Sha, lo udah sembuh, ya? Gue seneng lihat lo bisa seceria ini, gue juga seneng lo dan papa lo akhirnya bisa damai, tapi gue sedih, Sha. Gue sedih gak bisa nemenin lo secara langsung di sini, seandainya lo tau apa yang sebenarnya terjadi ... apa mungkin, lo bakal marah sama papa lo, Sha?" gumamnya dari arah kejauhan.

Di sisi lain, setelah Asha menggunting pita acara pengesahan, kini acara diambil oleh seorang MC. Kening Asha tiba-tiba mengernyit ketika ia tidak sengaja melihat objek yang tidak asing dipenglihatannya.

"Pasha!" teriak Asha lalu berlari begitu saja tanpa memedulikan lingkungan sekitarnya.

"Asha, lo mau ke mana?! Ini acara lo masih berjalan lho," pekik Byanka bingung.

Asha menoleh sekilas ke arah Byanka, alisnya masih mengernyit lalu menunjuk ke arah objek yang tidak jauh dari posisinya itu. "Gue mau kejar Pasha, Byan! Pasha tadi ada di situ, bantuin gue, ya cari Pasha!" jawab Asha dan dirinya kembali berlari mengejar sosok Pasha yang tadi ia lihat setelah dirinya menggunting pita pengesahan.

Byanka yang kala itu berada di samping Arsyad, ia menoleh dengan kening mengernyit. Anggukan Arsyad pelan sudah cukup menjawab agar Byanka menemani Asha mencari sosok Pasha yang dilihat oleh anaknya itu.

"Asha tunggu! Gue bantuin cari, ya!" teriak Byanka sambil berlari mengejar Asha yang sudah berlari terlebih dulu.

Byanka menghentikan langkahnya, ia mengambil ponselnya lalu menelepon seseorang dibalik teleponnya itu.

"Kalau emang masih ada yang mau diluruskan, jangan jadi pengecut lo! Temuin Asha, bicarain baik-baik. Dia udah sembuh, jangan bikin Asha balik ke masa traumanya! Gue tau tadi lo dateng, 'kan? Temuin Asha sama gue di taman belakang sekolah, bisa?" tegas Byanka, intonasi suaranya sudah menjawab betapa ia begitu kesal dengan sikap ia yang membuat Asha kembali teringat lagi.

Tidak peduli jawaban apa yang diberikan oleh seseorang dibalik telepon itu, Byanka menutup teleponnya sepihak. Ia berjalan menemui Asha yang sudah lelah mencari sosok Pasha.

"Gue bakal ajak lo nemuin itu orang, tapi lo janji gak akan balik ke masa lo sakit hati gara-gara dia, okay?" tegas Byanka sekali lagi, sorot matanya pun menajam ke arah Asha yang tengah menyandarkan kepalanya.

STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang