🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶Setiap melihat orang yang memiliki luka batin, rasanya dejavu. Teringat semua sakit yang pernah terjadi di dalam diri sendiri. Sakit, tapi kalau gak dilawan juga semakin tersiksa.
-Asha Asmita-Asha bersiap dengan pakaian informalnya yang akan ia kenakan untuk pergi ke kampus. Ia menatap cermin, napasnya ia hela berat, lalu senyum tipis sengaja ia terbitkan diujung bibirnya, dan selalu mengecek kembali pakaiannya.
"Gue gak akan insecure lagi, gue punya kelebihan yang bisa gue banggakan, gue gak peduli apa kata orang yang bikin gue gila, dan gue sayang ke diri gue sendiri. Mau sampai kapan gue dengerin omongan mereka? Mulai hari ini, gue janji ... gue akan lebih menyayangi diri gue dan lebih bisa memahami segala situasi yang terjadi," ucapnya begitu yakin dan kembali tersenyum tipis di depan cermin riasnya.
"Kata orang dunia kuliah itu jahat banget, tapi kata gue dunia sendiri juga lebih jahat. Hidup berjalan seperti air, mengikuti arusnya dan alurnya mau dibawa seperti apa. Bukannya kita udah dewasa? Kita berhak mempunyai jalan sendiri, tinggal kita jalani dan kalau banyak kerikil, kita harus hadapi pelan-pelan," gumamnya sekali lagi.
Semenjak dokter Dewi mengatakan Asha mulai pulih dari luka batinnya, kini Asha jauh lebih sering mengucapkan hal positif ke dirinya di depan cermin sebelum beranjak pergi atau setiap bangun tidur.
Bagi Asha waktu bukan alasan dirinya sembuh, tapi waktu menjadikannya kuat berdamai dengan keadaan dan luka batin yang ikut berperang di saat itu juga.
"Kelak kalau ada orang yang mau bikin mental lo berantakan, lo harus berani lawan. Gue tau diri gue punya sisi gak enakan, tapi kalau terus terbelenggu disitu bisa-bisa gue yang bakalan terus dimanfaatin sama mereka. Makasih buat diri gue, innerchild gue yang mau sama-sama dorong gue buat bertahan sejauh ini. Gue minta bertahan sekali lagi, ya? Masih banyak tantangan yang belum gue coba di depan dan gue harus bertahan lagi." Asha bermonolog masih di depan cermin riasnya, ia sengaja melakukan itu agar seharian penuh dirinya tetap bersemangat atau berada dipikiran yang positif.
"Gue pamit, ya. Gue mau memulai fase baru lagi, semoga gue kuat, mental gue gak berantakan lagi," pamit Asha seraya keluar dari kamarnya dan menutup kamarnya rapat-rapat.
Asha beranjak ke anak tangga, bergegas menuju ke kampus. Penuh keyakinan yang ia terapkan sebelum pergi ke sana, sebab ia pun sering sekali mendengar banyak argumen bahwa dunia perkuliahan begitu jahat dan menyeramkan. Namun, Asha mencoba menerima argumen itu dengan sikapnya sendiri.
🌻🌻🌻
S
epedanya terhenti ketika seorang polisi menertibkan jalan yang mulai padat merayap, karena tidak sedikit dari pengemudi memilih menepi melihat seseorang ingin melakukan bunuh diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)
Teen Fiction"Rantai kehidupan setiap orang itu berbeda-beda, jangan selalu merasa bahwa kamu orang yang paling sakit di dunia ini. Dunia belum jahat sama kamu, kalau kamu belum pernah ngerasain rasanya dikucilkan dan dianggap idiot juga oleh orang-orang di luar...