🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶Manusia itu sekali udah trust issue dan trauma, percayalah sembuhnya lama dan melupakannya gak secepat itu. Karena, meminta maaf itu mudah, maka melupakan hal yang menyakitkan yang sudah dipendam di memori otak itu jauh lebih lama untuk didamaikan.
-Asha Asmita-Byanka tampak kebingungan setelah sampai di rumah bergaya Eropa kuno. Tampak semuanya sederhana, namun perhatiannya teralihkan pada seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun seperti seusia adik laki-lakinya, terlihat berbeda dari anak pada umumnya.
"Dia anak istimewa, Byan. Mungkin, cuman elo yang tau hal ini. Maaf, ya gue gak pernah cerita sama lo dan salah satu alasan gue gak bisa terbuka tentang keluarga ke elo, karena ini," ucap Asha bernada sedih sesekali melihat adiknya itu yang tengah asik bermain ponsel sendiri.
"Kenapa harus minta maaf? Gak ada yang perlu dipersalahkan di sini, Sha. Semua orang terlahir berbeda, termasuk adik lo. Gak usah gitu ah, tentang keluarga kita, 'kan ranah masing-masing, jadi hak lo juga mau kasih tau atau gak. Please, jangan diambil pusing, masa gara-gara lo gak mau cerita tentang keluarga lo terus gue gak mau anggap lo sahabat gitu? Haha lawak banget," sahut Byanka tertawa dan diikuti oleh Asha.
"Adik lo bisa main game dong? Eh, namanya siapa?" lanjut Byanka bertanya penasaran.
"Bisa, dia tuh bisa main game mobile legend, free fire, pokoknya sejenis itu deh. Gue aja gak bisa main, dia malahan jago. Nama dia tuh Galih Gifari, panggilannya Galih," beritahu Asha bernada sedih.
Jangan terheran mengapa anak istimewa seperti Galih justru bisa bermain game online. Sejak usianya baru menginjak sepuluh tahun, ke dua orang tuanya memberikan hadiah kepada Galih yang bertujuan agar Galih tidak kesepian saat ditinggal kerja oleh ke dua orang tuanya ataupun sekolah oleh saudaranya. Namun, siapa yang menyangka? Hal itu menjadi bakat tersendiri untuk Galih, ia pun sering dilombakan dalam turnamen, meskipun belum tingkat nasional.
Dari sorot mata Byanka tampak iba dan kasihan melihat Galih, adik dari sahabatnya itu harus merasakan menjadi anak seperti ini. Ia memeluk Asha setelah sampai di balkon kamar Asha.
"Are you okay? Pasti berat banget, ya buat di titik menerima Galih yang berbeda dari lainnya," tanya Byanka sangat lembut.
"Gue baru tau ternyata lo punya adik berbeda, lo nutupin itu selama lo hidup? Kuat banget diri lo, udah bilang 'makasih' belum ke diri lo sendiri?" imbuh Byanka berhasil membuat Asha menangis.
"Gue capek, Byan. Gue capek denger omongan orang yang selalu anggap adik gue idiot dan selalu bilang gue sama idiotnya kayak adik gue sendiri. Gue gak bisa benci ke dia, gimanapun kita masih satu darah. Dia juga gak minta dilahirkan seperti ini, tapi Tuhan yang tau dia sekuat ini," ungkap Asha, membanjiri bahu Byanka dengan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)
Teen Fiction"Rantai kehidupan setiap orang itu berbeda-beda, jangan selalu merasa bahwa kamu orang yang paling sakit di dunia ini. Dunia belum jahat sama kamu, kalau kamu belum pernah ngerasain rasanya dikucilkan dan dianggap idiot juga oleh orang-orang di luar...