🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶Gak usah berjuang dari awal, kalau pada akhirnya lo pamitan dengan cara kayak gini.
-Asha Asmita-Seminggu lamanya, Pasha sama sekali tidak menghubungi Asha sedikit pun, yang biasanya Pasha selalu antusias menanyakan kabar atau sekadar mengobrol. Namun, kali ini tidak sama sekali.
Terdengar informasi ke pendengaran Asha, bahwa Pasha tidak seperti biasanya dan tiga hari Pasha tidak masuk ke sekolah. Entah apa alasannya yang jelas murid di kelas Pasha seolah-olah merahasiakan perihal ini.
"Lo tau kabar Pasha sekarang? Setelah kejadian itu dia sama sekali gak hubungin gue, padahal gue berharap dia akuin kesalahan dia dan gak hilang kayak gini." Asha bertanya bingung kepada Byanka yang pagi itu menemani Asha sebentar sebelum jam pembelajaran dimulai.
"Positif thinking aja, mungkin dia mau fokus dulu. Toh minggu depan kita ada ujian praktik masing-masing jurusan, apalagi jurusan di RPL berhubungan sama codingan, gak gampang pastinya, 'kan?" Byanka meyakinkan sahabatnya itu agar tidak berpikir buruk lebih jauh lagi.
"Lo juga siapin yang terbaik buat ujiannya nanti, lo katanya mau buktiin ke papa lo kalau lo ini sebenarnya bisa, layak dikasih apresiasi, layak jadi kebanggaan mereka, dan selalu tentang lo gagal atau bodoh dalam sesuatu hal," sambung Byanka seraya mengusap lengan Asha sangat lembut.
Asha mengangguk sambil tersenyum. "Pasti, Byan. Gue bakalan buktiin kalau gue ini bisa, gue juga mau ngajuin banding biar gue sama papa sama-sama enak ngejalanin semua pilihan ini kedepannya," ujar Asha lirih.
"Harus! Pokoknya lo harus semangat! Lo harus buktiin! Gue selalu support lo sampai kapanpun, kalau kita udah lulus ... gue juga bakalan jadi orang yang sama kayak sekarang, meskipun keadaan kadang mengubah semuanya," seru Byanka sambil merangkul Asha agar tetap tenang dan tertuju pada pikiran positif.
'Sha, gue yakin jalan lo suatu saat pasti akan mulus, pasti teraspal, cuman untuk saat ini lo harus lewatin itu sambil terseok-seok dikit, Sha. Gue pasti temenin lo, gue tau gimana rasanya lagi posisi capek justru gak dapat penyemangat dari manapun.' Byanka berjanji di dalam hatinya.
Di sisi lain, pikiran Asha tetap tertuju pada Pasha. Entah mengapa dirinya seperti benar-benar kehilangan sosok Pasha yang selama ini selalu mendukungnya dan selalu ada untuknya.
'Lo ke mana, Pasha? Kenapa lo hilang gini? Seolah-olah pikiran negatif gue mengatakan kalau emang lo belum bisa lepas sama masa lalu lo. Gue juga butuh kepastian, Pasha ... gak gini caranya buat kabur dari apa yang udah terjadi,' batin Asha berpikir keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)
Teen Fiction"Rantai kehidupan setiap orang itu berbeda-beda, jangan selalu merasa bahwa kamu orang yang paling sakit di dunia ini. Dunia belum jahat sama kamu, kalau kamu belum pernah ngerasain rasanya dikucilkan dan dianggap idiot juga oleh orang-orang di luar...