05 | TAK LAYAK

188 106 5
                                    

🄷🄰🄿🄿🅈🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Ternyata jatuh cinta paling menyakitkan itu ketika elo jatuh cinta sama seseorang yang belum bisa berdamai sama rasa trauma dan isi kepalanya sendiri.
-Pasha Radhika-

Dari ujung lorong kelas, ia mendapati Pasha sudah berdiri sambil menampakkan senyuman disudut bibirnya.

"Ngapain di sana? Kayak mbak kunti lho," celetuk Asha bercanda seraya berjalan menuju ke dalam kelasnya.

"Gue lagi cari arah pulang, gue lagi cari rumah. Lo mau gak jadi tujuan gue buat pulang ke rumah?" teriak Pasha dari ujung lorong kelas.

Asha menaikkan sebelah alisnya sambil berdecak sebal, ia memutar bola matanya malas lalu tertawa lagi.

"Bercanda lo?" Asha kembali memastikan bahwa setiap ucapan Pasha itu bukanlah sebuah bercandaan.

"Gue gak bercanda. Luka lo sedalam apa, Sha sampai lo selalu anggap setiap omongan gue ini bercanda?" Pasha bertanya sambil berlari kecil menghampiri Asha yang hendak ingin membuka pintu kelas.

"Sedalam gue jatuh cinta sama seseorang, tapi gue masih belum bisa melepas rasa trauma dan trust issue yang sering gue dapatin dari orang sekitar," ujar Asha menampakkan senyum kecil seraya masuk ke dalam kelasnya.

Seperti biasanya, Asha selalu datang lebih cepat dari siswa lainnya. Ia datang cepat, bukan semata-mata untuk melanjutkan tidur atau takut terlambat, akan tetapi untuk mengumpulkan energi yang nantinya akan terkuras habis apabila berkomunikasi dengan teman-teman yang mengenalinya.

"Asha Asmita, gue tau luka lo banyak. Tapi, kasih gue kesempatan buat sembuhin luka lo." Pasha berujar.

Asha melirik ke arah Pasha sambil menghela napasnya dalam-dalam dan sejenak memejamkan matanya sebelum melanjutkan mengobrol dengan Pasha.

"Pasha, lo boleh bantuin gue, tapi kalau ujung-ujungnya berharap kita bisa bersama, maaf gue gak bisa. Gue lebih baik kita berantem sekarang dari pada nantinya kita jadi asing," tegas Asha seraya mengambil novel yang ia bawa lalu memposisikan dirinya senyaman mungkin duduk di bangkunya.

"Gue gak layak, ya Sha jadi pasangan lo? Gue harus berjuang dengan cara apalagi? Gue tau, Sha tentang Galih, adik lo itu. Gue bakalan terima dia seperti adik gue sendiri," ungkap Pasha berdiri ditepat hadapan Asha.

"Lo bisa nerima, apa kabar keluarga lo? Lo pasti udah tau, 'kan semuanya dari Byan? Gapapa emang udah semestinya lo tau tentang gue."

"Kalau gue suruh lo mundur, apa lo mau Pasha? Semakin lo kejar gue, semakin rumit isi kepala gue harus jawab pertanyaan baru. Gue gak tau gue bisa sembuh kapan? Gue gak tau gue bisa berdamai sama diri gue kapan? Tapi, saat ini isi kepala gue penuh. Please, jangan menambah pertanyaan yang semestinya gue jawab lagi," ucap Asha, tatapannya dalam menyorot ke dua bola mata Pasha.

STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang