10 | JALAN CURAM

128 43 0
                                    

🄷🄰🄿🄿🅈🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Setidaknya kalau gue gak bisa jadi pacar lo, gue bisa jadi orang yang bisa lo andalkan.
-Pasha Radhika-

"Morning cantiknya Pasha!!" sapa Pasha dari ujung lorong kelas Asha seraya berjalan menghampiri Asha yang hendak ingin masuk ke dalam kelas.

Asha menoleh ke arah Pasha sambil menaikkan sebelah alisnya. "Morning, tapi ralat cantiknya milik Tuhan, haha gue gak pantes denger kata-kata itu," jawab Asha tertawa lalu melenggang ke dalam kelasnya.

"Sekarang demen banget berangkat pagi? Biasanya jam enam pagi baru sampai sini," tanya Asha seraya menaruh tasnya di atas kursi tanpa menoleh sedikit pun ke arah Pasha.

"Kan, biar terbiasa kayak cantiknya Pasha. Selalu berangkat pagi, memilih menyendiri di kelas, menenangkan diri sebelum berinteraksi sama banyak orang, bukankah gue juga butuh adaptasi buat bikin lo jatuh cinta sama gue?" Pasha menjawab, ia duduk di bangku kosong yang berada di hadapan meja Asha.

"Gue kasih lo kesempatan, bukan berarti mengubah kebiasaan lo dan kehilangan jati diri lo yang asli. Justru gue mau, lo jadi diri sendiri, kelak kalau gue yang pergi lo gak perlu beradaptasi untuk ke dua kalinya," ujarnya menampakkan senyuman lebar dan memilih duduk sambil membaca buku novel seperti biasanya.

"Pergi? Lo mau ninggalin gue? Gue, 'kan belum buktiin buat bikin lo jatuh cinta sama gue." Keningnya mengernyit, memastikan apakah ucapan Asha kelak akan terjadi.

"Pasha lo gak beneran bikin gue jatuh cinta sama lo, 'kan?" Asha justru melontarkan pertanyaan baru.

"Kenapa nanya begitu?"

"Lo tau segala risikonya? Jalanan yang akan lo lewati itu curam banget, masa depan lo masih panjang. Kalau lo berjuang buat gue, yang kecewa bukan gue aja, tapi bunda lo. Gue gak mau, gue menjadi penghambat anak laki-laki dari seorang ibu untuk mengejar impiannya–" Asha menggantungkan ucapannya.

"Kasih gue kepercayaan lo sekali ini, gue beneran buktiin kalau gue gak sama kayak cowok yang udah bikin lo trust issue. Kalau lo berkenan, ajak gue ke rumah lo buat kenalan dan bisa deket sama Galih, adik lo itu," sela Pasha meyakinkan Asha, namun Asha hanya tersenyum tipis.

"Yakin? Bahkan, gue gak pernah berekspektasi momen ini akan ada. Tapi, gue yakin lo bisa bikin adik gue nyaman, karena kehadiran lo," ujar Asha seraya menaikkan sebelah alisnya.

Pasha mengangguk, ia kembali meyakinkan Asha bahwa ucapannya itu bisa ia pegang dan buktikan suatu hari nanti ia akan menerima kehadiran Galih sebagai adiknya sendiri.

🌻🌻🌻

Galih memeluk Asha ketika ia membukakan pintu rumahnya. Senyum Asha tampak dari sudut bibirnya ketika mendapat perlakuan manis dari adiknya.

STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang