24 | MASANYA

50 19 119
                                    

🄷🄰🄿🄿🅈🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Setiap masa ada orangnya, kalau masanya udah habis, kamu harus siap melepaskan orang yang ada di masa itu. Jangan pernah memaksakan orang yang sama untuk tetap singgah, karena orang yang sama bisa saja memberikan luka amat dalam setelah masanya selesai.
-Pasha Radhika-

Pasha menghela napasnya dalam-dalam, matanya memejam sejenak, terbesit di dalam benaknya semua tentang Asha. Tentang Asha yang dulu pernah merakit cerita bersama, bergurau bersama, dan bahkan saling berbagi apa yang dimiliki.

"Nyatanya semua itu ada masanya, ya Sha? Masa kita udah habis, sekarang masa di mana kita hidup masing-masing lagi. Dulu padahal gue bilang ... gue siap kalau nantinya harus asing sama lo, tapi nyatanya itu hanya kalimat penegasan biar pikiran gue sedikit tenang," gumam Pasha tertawa lirih.

Album itu, album yang berada di tangan Pasha benar-benar menariknya ke masa di mana mereka menjadi sepasang sahabat yang begitu bahagia tanpa melibatkan perasaan, kini album itu menjadi saksi bahwa mau sekeras apapun usahanya, kalau pada awalnya sudah membangun 'persahabatan' sampai kapanpun tidak akan bisa bersama.

"Sha, lama banget gue udah gak denger suara lo, tawa lo yang begitu menggelegar, semua hal tentang lo bikin gue kangen, Sha." Pasha bergumam sendiri seraya mengusap foto Asha yang ada di albumnya.

"Sha, semuanya udah gak bisa balik ke masa itu, ya? Jujur gue gak pengen begini, Sha. Kalau gue bisa meminta ke Tuhan, gue meminta waktu di mana kita gak pernah saling mengenal atau mengenal sekedar jadi sahabat aja, kalau pada akhirnya kita akan asing kayak gini." Tidak berhenti Pasha meracau tentang Asha.

Pasha memeluk album itu, air matanya seketika meluruh ke pelupuk mata, teringat kembali semua hal tentang Asha yang sampai saat ini tidak pernah ia sangka hubungannya dengan Asha akan menjadi asing dan merenggang.

"Siap atau gak siap, gue harus lewatin ini Sha. Gue harus lepasin lo, gue gak bisa egois, gimanapun lo harus punya masa depan yang cerah, dan gue mau kita jadi sahabat yang saling dukung. Meskipun, hati gue berkata gak bisa, tapi perlahan gue terima semestinya," seru Pasha seraya menyeka air matanya.

Ia menundukkan kepalanya sejenak, mengusap albumnya yang terkena air matanya sendiri lalu ia menaruh album itu di dalam kardus yang berisi semua pemberian Asha selama ini. Ia simpan rapih dan kardus itu ia taruh tepat di atas lemari agar tidak ada seorang pun yang merusak semua barangnya.

"Selamat tinggal, Sha. Selamat bahagia di kehidupan kita, tugas gue udah selesai, janji gue udah lunas, sekarang gue yang akan buktiin kalau gue bisa melepaskan lo dengan lapang dada," ucap Pasha sebelum beranjak dari kamarnya dan mematikan lampu dikamarnya itu.

STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang