07 | CAPEK

156 92 2
                                    

🄷🄰🄿🄿🅈🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Meskipun, mental gue berantakan, tapi lebih berantakan lagi hidup gue kalau mereka pergi menghadap Tuhan.
-Pasha Radhika-

Pasha memberikan minuman Teh Poci Milo kesukaan 'Neng cantik' yang selalu ia berikan di saat Asha sedang lelah dan ingin menyerah dengan keadaan.

"Makasih, tau aja lo kalau gue suka Teh Poci Milo, haha," ujar Asha sambil tertawa.

"Gue bisa setiap hari kasih minuman kesukaan lo itu, kalau lo mau kasih gue kesempatan buat bikin lo jatuh cinta sama gue, haha," kata Pasha tertawa lepas yang padahal sebelumnya ia sedang tidak baik-baik saja setelah ayahnya memberikan amplop cokelat yang menurutnya amplop keramat.

Mendengar pernyataan dari Pasha yang selalu sama seperti sebelumnya, Asha hanya tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.

"Kalau pun gue kasih kesempatan, apa lo bisa buktiin kalau suatu saat nanti lo gak akan ninggalin gue?" Asha menatap Pasha sangat lekat, alisnya menaik sebelah.

Pasha memalingkan wajahnya, ia tidak berani menatap raut wajah Asha yang seperti berharap Pasha akan mengiyakan permintaan Asha kali ini.

'Gue harus jawab apa, Sha? Gue gak bisa janji sama lo, apalagi ayah udah daftarin gue kuliah di Singapura. Gue gak mau ninggalin janji yang bikin lo sakit hati dan kita bakalan beneran asing,' batinnya sakit.

"Gak bisa jawab, 'kan lo? Huh, cinta lo ke gue itu pasti sesaat. Kalau lo emang beneran cinta sama gue, seharusnya bisa jawab pertanyaan gue tadi. Padahal gue mau mencoba kasih kesempatan buat lo, tapi kayaknya berat banget buat lo jawab pertanyaan itu," kata Asha tertawa kecil seraya meminum Teh Poci Milo yang dibelikan oleh Pasha sebelum mereka mengobrol di rooftop salah satu supermarket yang ada di ibukota.

"Lo serius? Lagi gak kesambet demit apapun, 'kan? Kok bisa-bisanya bilang kayak gitu? Padahal lo selalu suruh gue buat mundur." Pasha memastikan dengan cara melontarkan banyak pertanyaan.

Asha berdecak sebal, ia menghela napasnya berat, lalu memutar bola matanya malas. "Sialan lo!"

"Gue pernah ngerasain rasanya kehilangan dan gak dihargai, gue gak mau aja terulang lagi di orang lain gara-gara gue gak bisa kontrol diri gue sendiri," jawab Asha lalu menoleh ke arah langit yang tampak lebih cerah dari hari biasanya.

"Gue bakalan perjuangin lo, Sha. Gue bakalan bikin lo jatuh cinta sama gue, dan bisa gue pastikan lo akan selalu dalam perlindungan gue," ucap Pasha membuat perhatian Asha teralihkan ke arahnya.

STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang