09 | KEHILANGAN

153 83 0
                                    

🄷🄰🄿🄿🅈🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Ternyata dari sekian banyaknya kehilangan yang gue alami, gue gak pernah sadar bahwa gue udah kehilangan diri gue sendiri, dan gue melangkah udah terlalu jauh. Gue rindu sama diri gue yang dulu, diri gue yang belum memikirkan perihal dewasa, perihal rumitnya bertahan, dan menjaga kewarasan di depan semua orang.
-Asha Asmita-

Selama di museum Asha tak melepaskan rangkulannya di pundak Byanka. Bagi Asha memeluk sahabatnya itu sangat tenang dan nyaman, dari Byanka pun tak merasa terbebani oleh pelukan Asha, terlebih ia memahami kondisi sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja.

"Nanti kalau kita pisah, lo gak satu kampus sama gue, kita bisa kayak gini lagi gak, ya?" ucap Asha seraya melihat ke setiap figuran yang ada di museum.

"Bisa dong, gimana pun caranya gue usahain bisa keluar sama lo. Yaa, meskipun tugas kuliah pasti banyak, tapi gue mau elo dan gue mental dan fisik baik-baik aja buat ngehadapin kerasnya hidup yang makin dewasa, makin berpikir jauh," ujar Byanka.

"Kayaknya gue tuh udah kehilangan semuanya deh, Byan. Gue ngerasa diri gue sekarang kayak bukan diri gue yang dulu," gumam Asha seraya melepaskan rangkulannya itu.

Byanka menoleh ke sahabatnya, alisnya menaikkan sebelah, lalu bersedekap dada. "Kenapa begitu?"

"Karena, gue merasa gue jalan tuh udah jauh banget, gue udah ninggalin diri gue yang dulu, gue juga sekarang gak bisa ngendaliin diri gue yang kian hari, kian rumit." Asha bergumam sesekali menghela napasnya dalam-dalam.

"Ternyata dari sekian banyaknya kehilangan yang gue alami, gue gak pernah sadar bahwa gue udah kehilangan diri gue sendiri, dan gue melangkah udah terlalu jauh. Gue rindu sama diri gue yang dulu, diri gue yang belum memikirkan perihal dewasa, perihal rumitnya bertahan, dan menjaga kewarasan di depan semua orang. Entahlah gue udah berapa lama pergi sejauh ini? Dan gue pun gak tau kapan gue bisa pulang? Gue bahkan punya rumah, tapi gue gak dapat peran rumah itu." Ia berucap seraya menyeka air matanya yang sudah meluruh.

"Tapi, lo hebat bisa sampai dititik ini. Banyak orang lho memilih selesai sebelum mencapai suksesnya, elo tuh manusia pilihan Tuhan. Tuhan gak akan ngasih masalah ke elo, kalau elo gak bisa ngelewatin itu," seru Byanka mengusap lengan Asha.

Byanka menggenggam tangan Asha, ia mengajak Asha untuk keluar dari museum. Sudah lama rasanya mereka di dalam museum dan tidak enak rasanya Asha menangis di dalam sana menjadi topik utama pandangan para pengunjung museum.

"Capek itu wajar, tapi menyerah itu jangan. Lo harus buktiin, kalau titik sakit lo yang sekarang ini bisa jadi titik bahagia lo di masa depan nanti," ucap Byanka sekali lagi seraya memeluk Asha.

STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang