14 | ALASAN MEMILIH

120 63 0
                                    

🄷🄰🄿🄿🅈🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶

Ibaratnya tuh gini manusia sengaja nusukin jarinya sendiri ke kaktus berduri, tapi manusia itu juga yang ngerasain sakit. Lo sebagai penyembuh, lo juga sebagai alasan dia sakit.
-Bella Byanka-

Byanka bersedekap dada, sorot matanya melirik tajam ke arah Pasha yang duduk diseberang bangkunya.

"Gue heran deh sama lo, udah dikasih kesempatan sama Asha malahan ngecewain dia. Lo pikir hati sahabat gue bisa dimainin kayak gini apa?!" Byanka mengomel kesal.

Ia sudah tidak bisa menahan kekesalannya lagi, Byanka jelas tahu bagaimana kondisi Asha saat ini. Terlebih kejadian di mana mereka ke mall bersama melihat Pasha dan Artasya bergurau bersama di sebuah restoran mall itu.

"Gue minta maaf, Byan. Gue gak bermaksud nyakitin dia, gue juga punya alasan kenapa saat itu gak dateng ke taman buat ketemuan sama dia," kata Pasha memberitahu dan mencari pembelaan untuk dirinya.

"Heh! Gue gak peduli alasan apa yang lo pakai, gue gak peduli juga kenapa lo memilih buat ketemuan sama Arta ketimbang sama Asha! Tapi, setidaknya lo kabarin Asha biar dia gak nunggu lama! Tega banget sih lo jadi cowok!" Byanka terus mengomeli Pasha dengan intonasi suara lumayan meninggi.

Jika, sudah seperti ini Byanka tidak peduli nantinya hubungan pertemanan antara ia dan Pasha akan merenggang. Ia sudah benar-benar dibuat kesal dengan sikap buruk Pasha kepada Asha, sahabatnya itu.

"Gue tau, Byan lo marah banget sama gue. Tapi, please dengerin gue cerita yang sebenarnya ... cuman, lo yang bisa bantuin gue buat jelasin ulang ke Asha." Pasha memohon bernada bersalah.

Byanka tersenyum licik ketika Pasha memohon seperti ini kepadanya, bukan ia bermaksud jahat, namun perlakuan Pasha cukup memberikan alasan trauma Asha bisa kembali lagi.

Pasha memulai ceritanya, sorot mata Byanka tidak berhenti menatap sinis sambil bersedekap dada mendengarkan Pasha bercerita.

Kala itu sekitar jam sepuluh, Pasha masih berada di rumah dan siap untuk pergi menemui Asha sesuai kesepakatan mereka kemarin.

"Pasha!! Tunggu sebentar! Bunda mau ngomong," teriak bunda Pasha dari arah dapur.

Pasha menoleh ke arah bundanya ketika dirinya hendak pergi keluar rumah.

"Kenapa, Bund?" Pasha bertanya lembut.

"Jemput Arta, cepetan! Arta telepon Bunda nangis-nangis kata dia papanya mau pukulin dia, Bunda takut nanti dia babak belur gara-gara papanya. Cepetan Pasha!" suruh bunda Pasha membuatnya tercengang.

STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang