🄷🄰🄿🄿🅈
🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶Terkadang kita ini gak sadar, kalau kita ini sebenarnya butuh sosok pasangan yang selalu kasih support system buat kita. Tapi, karena kita masih terbelenggu dari trauma dan trust issue, kita jadi gak merasa butuh pasangan dan juga emang merasa gak pantas buat dia.
-Asha Asmita-Tangis haru lepas dari siswa-siswi SMK Satya Putra Bangsa setelah menerima pengumuman lulus sekolah dan mereka dinyatakan lolos dalam seleksi ujian Lembaga Sertifikasi Profesi yang biasa disebut LSP.
Mereka saling berpelukan, tak sedikit juga di antara mereka menangis. Mereka tahu bagaimana perjuangan mereka selama tiga tahun di bangku SMK, di jurusan yang terkadang tidak diminati oleh mereka sedari awal, atau hanya paksaan orang tua membuat mereka memilih diposisi saat ini.
"Pada mau lanjut ke mana nih? Kerja atau kuliah?" tanya seorang ketua kelas di kelas Asha.
Seketika anak kelas Asha menoleh secara bersamaan ke ketua kelas, di antara mereka ada yang sudah memiliki jawaban, ada juga yang hanya mengedikkan bahunya sebab belum menemukan keputusan ia akan melangkah ke jalan yang mana lagi setelah ini.
"Kalau lo, Sha mau lanjut ke mana?" Salah satu teman kelas Asha bertanya seraya menaikkan sebelah alisnya.
"Hah? Gue? Aduh kayaknya belum kepikiran sejauh itu deh," jawab Asha menyeringai.
Mendapat pertanyaan seperti itu rasanya seperti bombardir semua pikirannya. Memang ia ingin sekali melanjutkan kuliah, namun ia sadar akan ekonomi keluarganya, terlebih biaya kuliah tidak sedikit selama empat tahun ke depannya.
'Gue emang mau kuliah, tapi gue gak boleh egois. Gue berasa raja kalau semua hal berpihak ke gue secara baik, gue gak mau adik gue putus sekolah gara-gara gue kuliah.' Asha membatin bingung.
Asha menghela napasnya dalam-dalam, mengatur emosinya agar stabil, dan tidak mood swimming secara tiba-tiba.
Dari arah kejauhan, Byanka terus menatap Asha dengan tatapan merasa kasihan. Ia menghampiri Asha yang tengah mengobrol dengan teman kelasnya.
"Masih kuat? Pulang, yuk! Gue anterin. Gak lupa sama jadwal hari ini, 'kan?" Byanka mengajak bernada lembut.
"Gue gapapa, gue masih bisa kontrol emosi gue kok. Lo gabung aja sama temen kelas lo, percaya sama gue, ya? Gue gapapa beneran," pinta Asha menampakkan senyumannya.
Byanka mengangguk mengerti lalu kembali ke kerumunan anak kelasnya. Tepat hari ini para murid SMK Satya Putra Bangsa angkatan 29 sepakat membuat pertemuan di sebuah restoran yang lumayan luas dan mereka memesan tempat selama seharian penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
STOP, SAY IDIOT! (TAMAT!)
Teen Fiction"Rantai kehidupan setiap orang itu berbeda-beda, jangan selalu merasa bahwa kamu orang yang paling sakit di dunia ini. Dunia belum jahat sama kamu, kalau kamu belum pernah ngerasain rasanya dikucilkan dan dianggap idiot juga oleh orang-orang di luar...