8. Menerima

891 75 0
                                    

Bandung
06.30 pm.

   Pagi datang, cahayanya mulai meninggi serta kicauan burung mulai terdengar menyambut datangnya pagi. Seorang perempuan kini sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

Tidak seperti hari hari biasa, dia kini tampak malas hanya untuk melangkah dipekarangan rumahnya padahal dia sudah memakai seragam sekolah. Siapa lagi kalau bukan Tiffany, Setelah sebulan lebih libur sekolah kini dia kembali ke rutinitas awal sebagai pelajar.

Kini semua kembali hampa, rumahnya kembali sepi seperti sebulan lalu. Karena papanya sudah kembali ke jakarta, papanya hanya bertahan seminggu, tidak lama. Padahal dia ingin terus bersama ayahnya, tapi lidah nya terlalu kelu untuk mengucapkan kata 'tinggal'

Itu yang membuat nya sedih. Selama seminggu penuh dia menghabiskan waktu bersama sang ayah tanpa gangguan orang lain. Tanpa gangguan temanya juga tentunya, karena mungkin mereka ingin memberi waktu kepada seorang anak untuk dekat dengan ayahnya.

"Eh re!" Ujar seseorang yang baru datang dan  membuyarkan lamun nya.

"Apa?" jawab Tiffany.

"Tumben udah siap, biasanya masih molor lu jam segini. Curiga gue, lo kesambet apa?" kata orang itu diakhiri cekikikan geli.

"Sialan lo! Yaudah yuk pergi ntar telat" ujarnya yang langsung naik keatas motor sport merah andalannya.

"Wah.. Tumben lo takut telat. Biasanya nggak pedulian awokawokawok"

"lu bacot banget sih?! Ini hari pertama jadi gue harus mencontohkan yang baik!"

"Oh.. Iya ya. Gue lupa hehehehhe"

"Lu wakil gue Bi! Heh! Bego!"

"Ish! Kan lupa!" kesal Fabian.

"Bodo! Eh! Mana si curut satu lagi?"

"Siapa?" tanya nya Sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. 

" Denis lah! Siapa lagi" ujar Tiffany.

"Ngga-- ITU DIA! WOE  SINI LO" teriak Fabian semangat saat melihat Denis yang baru keluar dari pekarangan rumahnya.

"Santai aja nyet nggak usah teriak teriak!" kata Tiffany memukul bahu Fabian.

"Heheheh maaf buk ketua.. peace" katanya sambil menunjukan dua jari, jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Heh! Kalian ngapain? Udah tua juga masih aja berantem!" kata Denis yang baru saja datang.

"Lu aja yang tua! Gue nggak. Gue duluan risih gue kalo ada kalian!" ujar Tiffany dan langsung mengendarai motornya untuk pergi ke sekolah.

"Hahah lu tua.. Nyadar dong Den" kata Fabian.

"Apaan lu tuh yang tua! Sering lupa, sempak aja lu lupa taro dimana padahal lu lagi make awokawokawok" timpal Denis mengejek Fabian.

"Sialan lo! Lo aja, punya pacar bukan di jemput malah ditinggal di Mall awokawokawok" Fabian tak ingin kalah dengan Denis.

"Alah bacot lu!"

"Lu yang bacot! Gue kagak"

"Lu bacot bangsat!"

"Lu setan!"

"Lo--"

"Tunggu tunggu.. Gue baru sadar" ujar Denis.

"Apa?" tanya Fabian polos.

"Eh! TIFFANY SIALAN! DIA NINGGALIN KITA BEGO!"

"Eh! Iya. Ya ampun Baru nyadar"

La Vida [Completed✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang