"Tertawalah sebelum Tuhan tidak mengijinkan mu untuk tertawa"
🍁🍁🍁
Di tempat lain dengan waktu yang sama.
Jakarta 06.30
Sebuah keluarga sedang makan bersama di meja makan, terlihat sempurna untuk sebuah keluarga yang memiliki segalanya.
Martadinata. Siapa yang tidak kenal dengan keluarga itu, keluarga yang sempurna di pandangan semua orang. Iri? Tentu saja. Keluar yang masuk dalam jajaran keluarga kaya se-Asia.
"Gimana sekolah kalian?" Hardi Martadinata pemeran utama dalam kesejahteraan keluarga besarnya memecahkan keheningan antara mereka.
" Lancar Opa" jawab cucunya.
🍁🍁🍁
"J
adi gimana fan?" Dedi bertanya pada Tiffany yang duduk didepan mereka, mereka sedang berada diruang osis.
"Berhubung acaranya dua minggu lagi, kita harus persiapin semuanya dengan baik. Kita minta bantuan dari organisasi lain buat ngebatu biar lebih mudah dan cepet selesai" mereka hanya mengangguk mengerti mendengar penuturan Tiffany.
"Yaudah beberapa orang tolong kumpulin anak organisasi disekolah ini suruh datang keruangan osis sekarang!"
"Oke!" beberapa orang mulai keluar dari ruang osis itu.
Sekarang tinggal Tiffany dan wakilnya Fabian Alvazo. Teman seperjuangan nya setelah Denis Derendra tetangga nya, Fabian juga tetangga nya lebih tepatnya tetangga sebelah rumah nya sedangkan Denis tetangga depan rumahnya. Fabian menempati kelas IPA bersama Denis berbeda dengan nya.
"Re.." panggilan itu membuat matanya terbuka yang semula tertutup.
"Hm?"
"Gue denger kemaren lo nolak lagi kakak kelas ya? Si Beni itu kan? Anak XII IPA 2?" tanya beni menekankan kata lagi.
"Oh itu.. Iya"
"Kenapa nggak diterima? Dia kan baik mantan waketos lagi, nggk ada yang nggak suka sama dia. Kenapa lo tolak? Semua orang lo tolak, nyaman banget sama status jomblo lo"
"Ck! Males gue urusin yang begituan repotin diri! Lo kan tau gue paling nggak suka ngerepotin diri cuman gegara hal hal yang nggak guna"
"Hm.. Lo emang beda re. Lo ketua osis tapi lo suka berantem, suka tawuran, bolos, tidur dikelas catatan keburukan lo banyak tapi masih aja banyak yang suka sama lo kecuali cewek cewek nya sih. Tapi beneran deh lo itu orang atau apa sih?!"
"Bingung gue sama karakter lo Re.. lo itu sempurna dan buruk dalam satu waktu tau nggak!"
"Ngapain dipikirin sih! Santay aja gue aja males mikirin nya awokawokawok... Dan satu hal gue bukan orang yang sempurna, gue mungkin cuman orang yang ditakdirkan buat ngalamin hal hal seperti itu"
'Sempurna buat orang orang yang hanya melihat dari satu sisi Bi.. Lo semua nggak tau apa yang gue rasain dibalik kesempurnaan yang semu ini' batinnya.
"Tapi jujur sih, gue suka sama karakter lo. Lo bisa nempatin diri lo sendiri dengan keadaan.. Lo orangnya apa adanya tau nggak, itu yang bikin gue dan yang lain nyaman sama lo"
"Ck! Tumben lu bilang kayak gitu biasanya yang keluar dari mulut lo perkataan yang nggak guna mulu awokawokawok.. Santay nggak usah mikirin lagi tentang gue buang buang waktu aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
La Vida [Completed✅]
Teen FictionSomeone said : "everything will change, just a matter of time" Kalian percaya dengan kalimat itu? "Semuanya akan berubah, hanya tinggal menunggu waktu" Hm.. Entahlah menurutku itu tidak hanya sebuah kalimat penyemangat belaka tapi sebuah harap...