Happy Reading!!
Setelah sebulan lebih dirawat untuk penyembuhan akhirnya Tiffany bisa di ijinkan untuk pulang ke kediaman Martadinata. Dan mulai hari ini dia bisa melanjutkan kegiatan nya.
"Pagi" sapa nya saat tiba di Meja makan dimana keluarga nya berkumpul.
"Yakin mau pergi sekolah?" tanya Rendra melihat kearah Tiffany yang sudah siap dengan seragam nya.
"Iyalah.. Kan beberapa minggu lagi udah Ujian kenaikan kelas, masa gue di kelas 11 mulu" jawab Tiffany sambil mengambil sarapan paginya.
"Ya gak gitu juga kali Fan" ujar Devano dijawab kekehan oleh Tiffany.
"Berangkat sama Jordi aja, jangan dulu bawa Motor" ucap Arkam dijawab anggukan oleh Tiffany. Jujur badan Tiffany masih agak kaku karena terlalu lama berbaring di Rumah sakit.
Selesai sarapan mereka Akhirnya Berangkat dan melakukan aktifitas masing masing.
Didalam mobil Jordi sekarang hanya ada Jordi dan Tiffany karena Jordi sendiri yang meminta membuat Jonathan yang awal nya ingin satu mobil dengan mereka jadi mengurung niatnya sedangkan di depan mereka Ada Varro, Jonathan dan Joshua.
"Fan" panggilan dari Jordi membuat Tiffany mengalihkan tatapan nya dari jendela.
"Ya?"
"Gue belum cerita apapun ke keluarga soal yang waktu itu, apa gue bener?" tanya Jordi.
"Iya. Jangan pernah cerita apapun ke mereka gue gak mau mereka khawatir"
"Tapi bukannya itu gak baik. Maksud gue kita harus cerita biar orang orang rumah tau kalau penculikan ini karena dendam mereka, terutama Opa harus tau! Opa kan gak suka sama lo biarpun bagaimana dia harus tau"
"Jangan! Lo belum tau apa apa di, dengan lo bilang kalau itu semua terjadi karena mereka mau balas dendam malah makij rumit! Gak semudah itu dan lo tenang aja gue udah alihin semuanya"
"Alihin bagaimana?"
"Gue bilang kalau penculikan itu cuman karena mereka yang gak suka sama keluarga kita, bukannya keluarga Athariq saingan bisnis keluarga kita?"
"Gila! Lo bisa berpikir sejauh itu ternyata!" Tiffany tersenyum kecil menanggapinya.
"Kalau kejadian penculikan 6 tahun lalu yang mereka maksud?" Tanya Jordi mengingat pembicaraan Tiffany dengan Senu Athariq.
"Sama aja kayak alasan mereka yang sekarang. Dendam."
"Om Arnold tau?"
"Nggak"
"Om Edward berarti"
Tiffany tersentak kaget. "Tau dari mana lo soal Om Edward?"
"Papa kedua lo kan? Om Arnold udah cerita ke kita semua dan dibantu sama Om Edward" jawab Jordi membuat Tiffany mengangguk mengerti.
"Jadi?"
"Iya. Dia yang nolongin gue, tapi lo gak nanya soal itu kan waktu ada keluarga?"
"Nggak"
"Terlalu banyak rahasia di hidup lo gue rasa"
Tiffany terkekeh menanggapi ucapan Jordi. "Gue aja bingung sama hidup gue"
"Lanjut Kuliah mau dimana? Dalam negri atau Luar?" tanya Tiffany memecahkan kesunyian.
"Dalam aja, ada satu Universitas yang gue targetin. Semoga aja Lulus"
"Hm.. Gue do'ain"
"Kalau lo?"
Tiffany terdiam sementara sambil berpikir apakah dia akan mengatakan nya atau tidak tapi dia lebih pilih untuk mengatakan nya daripada harus dipendam sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Vida [Completed✅]
Novela JuvenilSomeone said : "everything will change, just a matter of time" Kalian percaya dengan kalimat itu? "Semuanya akan berubah, hanya tinggal menunggu waktu" Hm.. Entahlah menurutku itu tidak hanya sebuah kalimat penyemangat belaka tapi sebuah harap...