48. Hal Kecil

687 73 7
                                    

Setidaknya Tuhan masih
peduli padaku dengan mengijinkan
ku untuk tetap tersenyum karena sebuah
hal kecil.

   -Afrea Tiffany

🍁🍁🍁

Warning!!!
Typo bertebaran jangan lupa tandai ya. Biar bisa di perbaiki!

Happy Reading!!!

Tiffany berjalan cepat memasuki kediaman Martadinata karena waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, dia pulang terlambat karena harus mengurus beberapa hal yang membuat nya tidak bisa pulang tepat waktu dan Tiffany masih memakai seragam sekolah nya yang di tutupi jaket kulit serta rok yang sudah berganti menjadi celana.

Setiap langkahnya langsung disambut oleh beberapa Maid yang berlalu lalang disana.

"Kenapa pulang nya malam?" pertanyaan itu langsung menyambut Tiffany saat dia baru saja menginjakan kakinya di ruang keluarga.

"Ha? Oh itu... Ini" jawab Tiffany gelagapan saat ditatap oleh semua orang yang ada disana, Tiffany langsung mengangkat gitar yang ada di tangan nya membuat mereka mengerti.

"Latihan re?" pertanyaan itu keluar dari Varro.

"Iya... Tadi sebelum pulang latihan dulu sama yang lain" ucap Tiffany sambil memberikan cengiran lebar.

'Syukur gue pinter.' batinnya.

"Emang kamu udah punya temen nge-band?." Tanya Rendra.

"Ditawarin sama temen." balasnya.

"Kamu ini keluyuran mulu kerjaan nya liat dong sepupu sepupu kamu pulang sekolah langsung pulang!." ucap Hanna tajam kearah Tiffany membuat Tiffany harus ekstra sabar untuk menghadapi Rubah betina itu.

"Yang penting udah ijin Tan." balas Tiffany mencoba bersikap sopan.

"Jangan membawa kelakuan buruk kamu dari tempat asal kamu kesini!." ucapan dingin itu keluar dari mulut Renata, membuat Tiffany seketika merasa seperti baru saja diguyur seember air es.

Mamanya bahkan enggan menatap kearahnya saat mengatakan hal itu, membuat dirinya semakin merasa sesak.

'Kenapa sesak ya?.' batin Tiffany mencoba bersikap biasa saja.

"Renata! Kamu nggak boleh ngomong gitu, Tiffany cepat bersih bersih abis itu ikut makan malam" ucap Arnold membuat Tiffany menganggukan kepalanya.

Setelah sampai di kamarnya Tiffany langsung meluruh dan terduduk di pintu kamarnya dengan hati yang berkecamuk, dia duduk sambil memukul dadanya yang terasa sesak akibat ucapan Renata tadi dan sekarang penglihatan nya terlihat mengabur akibat air mata yang sedari tadi ia tahan.

"Kenapa kehidupan Tiffany seperti ini Tuhan? Apa Tiffany memang gak pantas buat ngerasa apa itu kebahagiaan? Kenapa semuanya terasa gak adil buat Tiffany?" pertanyaan itu keluar dengan mulusnya dari bibir tipis itu, hanya keheningan yang ada dan tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan Tiffany.

🍁🍁🍁

Tiffany turun dari lantai dua dengan keadaan segar sehabis mandi dan sekarang dia sedang berjalan ke arah Ruang keluarga dimana keluarga nya berada.

Langkah Tiffany terhenti saat melihat tidak hanya keluarga nya disana tapi beberapa orang yang seperti dia kenali.

"Tiffany duduk samping papa nak" ucap Arnold saat mendapati Tiffany yang sedang berjalan kearah meja makan.

La Vida [Completed✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang