Happy Reading!!
Jam menunjukkan pukul 4 sore tapi Seorang perempuan masih bertahan ditempatnya, sudah terhitung 1 jam dia berdiri tanpa suara sedikit pun, Ruang persegi itu kini sudah diisi dengan orang orang berpakaian hitam tanpa penutup mulut seperti biasanya mereka berdiri tepat dibelakang Si perempuan.
"Siram!" ucap perempuan itu dengan nada Tegas tapi rendah pada salah seorang dari banyak orang yang berdiri dibelakang nya. Salah seorang dari barisan itu berjalan ke sebuah objek yang sedari tadi mereka amati dan langsung menyiram se-ember air dingin, ya.. Air dingin yang berisi Es di dalam nya.
"AAAKKHHH!!!" teriakan terdengar dari objek didepan nya sekarang. Setelah lebih dari 5 jam tertidur orang orang itu dibangunkan dengan paksa, mereka serempak mengerjap untuk menyesuaikan cahaya didepan nya sekarang dan untuk menghalau bulir bulir air yang menutupi penglihatan.
Saat dia sadar sepenuhnya mereka baru tahu kalau sekarang mereka sedang di ikat di sebuah kursi kayu yang terlihat indah dengan ukiran ukiran khas disetiap incinya.
"Tidur nyenyak hem?" suara rendah dan dalam itu menyapa indra pendengaran bagai sapaan dewa kematian mengalun indah di udara, terdengar mencekam namun indah dalam satu waktu karena kelembutan yang tidak pernah terdengar oleh orang lain hanya khusus untuk orang orang seperti di hadapnnya sekarang.
Suara Si perempuan mengalun indah terasa lembut dan mencekam dalam satu waktu membuat mereka semua merinding mendengar nya, sampai mereka yang berdiri dibelakang nya berinisiatif mengambil langkah mundur, bahkan para pria yang terikat di kursi kayu yang tengah mengagumi kursi kayu tadi sampai bergidik ngeri mendengar nya.
"K..kenapa kami ada disini?!" teriak salah satu pria dari ke-5 pria yang duduk di kurai kayu yang baru sadar dengan tatapan semua orang didepan nya terkhusu tatapan seorang perempuan berpakaian serba hitam dengan rambut Merah darah yang gelap tergerai indah, iris berwarna Merah yang baru pertama kali ia lihat dan sebuah penutup mulut dari kain yang membuat orang hanya bisa melihat ketajaman mata yang bagai mata pedang yang siap menghunusnya, tatapan tajam menusuk bagai tak ada celah sedikit pun untuk menghindar dari penglihatan mata semerah darah itu.
"N..nona?" ucap salah satu pria yang baru sadar siapa orang didepan nya sekarang, sedangkan Empat pria lain hanya mengernyit heran.
"Nona?" batin ke empat pria lainnya.
"Kau mengenal ku?" tanya si perempuan dengan seringai yang tak dapat dilihat orang orang sekitar nya namun masih bisa mereka rasakan karena suasana dalam ruang itu sangat mencekam, bagai ruang Pernyataan dosa untuk para pendosa yang takut dengan bukti bukti perbuatan nya.
"Maaf nona! Maaf kan aku! Tolong maaf kan aku! Ku mohon!!" jerit Pria itu dengan sekali tarikan nafas. Tidak ada balasan dari perempuan itu namun seperkian detik kemudian Tawa nya menggema di seluruh penjuru ruangan, tawa yang tersirat akan ancaman yang mencoba menarik masuk kedalam lubang hitam tanpa ujung. Bahkan orang orang yang berdiri dibelakang nya kembali mengambil langkah mundur dengan ketakutan di setiap mimik wajahnya namun masih mampu mereka kendalikan. Terhitung sudah 10 langkah mundur yang mereka ambil, jika mereka mendekat sudah dipastikan aura kelam nan dingin itu akan menguar lebih membuat mereka mengigil ketakutan.
"Kau mau aku memaafkan kan mu?" tanya si perempuan dengan pelan dan mulai berjalan memutari kursi kayu yang di duduki pria yang di kenal sebagai salah satu bawahannya itu dengan sebuah belati di tangannya yang dia mainkan, berjalan tanpa ekspresi. Hanya ada ketenangan di wajahnya serta mata yang tak pernah beralih dari pria itu.
"Kanapa Dombaku berubah menjadi seekor Rubah yang licik? Kenapa Domba yang sudah ku-urus dengan kasih menjadi sebuah pedang yang siap menghunus? Domba ku sudah berani melawan majikannya. Domba ku yang jinak kini sudah liar, bahkan Domba ku ini sudah berubah menjadi seekor Rubah yang licik" senandung si perempuan sambil memainkan belati itu sesekali menggerakkan nya kearah permukaan wajah si pria tadi dengan sengaja sehingga titik titik darah segar mulai membentuk aliran membuat orang orang disekitar nya menunduk ketakutan dan keempat pria yang duduk di kursi berkeringat dingin setelah mengetahui siapa si perempuan didepan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Vida [Completed✅]
Teen FictionSomeone said : "everything will change, just a matter of time" Kalian percaya dengan kalimat itu? "Semuanya akan berubah, hanya tinggal menunggu waktu" Hm.. Entahlah menurutku itu tidak hanya sebuah kalimat penyemangat belaka tapi sebuah harap...