Disa pulang sekolah dengan segera kembali ke rumahnya. Karena ada janji yang harus Disa tunaikan yaitu memberi "kisi-kisi" surat cinta pada para peserta Sayembara Kevin. Sementara, surat-surat tersebut masih berada di rumah Disa. Ketika dia sampai rumah, dia langsung berjalan mendekati meja belajarnya dan mencari surat-surat cinta tersebut. Surat-surat itu sengaja Kevin titipan pada Disa agar tidak hilang.
Setelah share foto-foto contoh surat cinta di grup Whatsapp para peserta Sayembara Kevin, Disa langsung duduk di dekat meja belajarnya. Disa lalu menutup kertas surat cinta yang berada di Disa. Kemudian, gadis itu memperhatikan daftar nama yang ikut sayembara. Setelah memperhatikan setiap nama peserta yang ikut, Disa tahu di antara mereka berpotensi untuk membuat surat cinta terbaik.
Beberapa dari mereka adalah pentolan di dunia sastra sekolah seperti anak mading sekolah, perwakilan lomba baca puisi antar SMA, bahkan ada juga juara pembuat cerpen di sekolah. Disa tersenyum sembari menggelengkan kepala. Dalam hati, Disa bertanya-tanya, mengapa banyak sekali perempuan yang sangat ingin punya status hubungan dengan Kevin? Apakah memiliki status hubungan yang jelas akan menjamin kebahagiaan? Sementara, hanya sekadar sahabatpun, dia sudah merasa bahagia. Anehkah jika Disa sudah cukup bahagia meskipun hanya sebagai sahabat Kevin?
Disa pun tak sabar esok hari untuk menjadi "juri" dari para peserta yang ikut Sayembara Menulis Surat Cinta untuk Kevin. Ketika esok tiba, sepulang sekolah, sayembara pun dimulai. Disa sudah menyiapkan seluruh daftar nama peserta sayembara. Kevin, dengan wajah cool-nya, sudah lebih dulu duduk di samping Disa. Ya, layaknya seorang artis papan atas, Kevin hanya sibuk bermain dengan ponselnya sembari sekali-sekali mengangguk setiap Disa mengucapkan peraturan sayembara.
Disa berucap dengan suara lantang, "Gue ulang lagi, ya, peraturannya. Karena banyak peserta yang telat dan belum tau peraturannya. Peraturan pertama, surat nggak boleh ada unsur plagiarisme. Kalian nggak boleh copas tulisan orang lain dan mengakui itu surat cinta yang kalian tulis. Kedua, keputusan juri sudah final. Gue dan Kevin adalah juri utama dan keputusan kita nggak bisa diganggu gugat. Ketiga, siapapun yang memenangkan sayembara, akan jadi pacar Kevin yang ke....."
"Delapan belas!" seru Kevin sembari cuek memainkan ponselnya.
Disa langsung memelototi Kevin, "Bukan delapan belas, kalau dihitung sama sayembara ini, cewek lo ada sembilan belas."
"Oh. Hehe." Kevin meringis, "Iya. Jadi pacar ke sembilan belas gue."
"Oke." Disa melanjutkan, "Gue lanjut bacain peraturan ketiga karena si Kevin tengik bau menyan ini ganggu banget udah motong omongan gue."
"Woy, Dis!" salah satu peserta sayembara berucap nyaring, "Jangan ngata-ngatain Kevin-nya gue dengan sebutan bau tengik, dong. Parfumnya dia parfum mahal, lho. Bvlgari Pour Homme Soir By Bvlgari. Jadi, dia jelas harum. Nggak bau tengik."
"Astaga." Disa menepuk jidatnya, "Gue aja dari kecil sahabatan sama dia, nggak pernah tau merk parfumnya dia. Kalian aja pada nggak pernah tau Kevin gimana. Waktu SD, Kevin pernah cepirit di celananya. Mencret di celana karena ketakutan disuruh bacain karangan bahasa Indonesia ke depan kelas. Nah, kalian nggak tau, kan?"
Semua peserta melongo seusai mendengar pengakuan dari Disa. Di antara mereka meringis menahan tawa.
Menyadari Disa tak sengaja mempermalukan Kevin, cowok itu langsung meletakan ponselnya, dia berdiri dari tempat duduknya, kemudian menutup mulut Disa, "Bisa lanjut ke peraturan berikutnya aja nggak? Supaya sayembaranya segera dimulai?"
Disa langsung menghempas tangan Kevin yang sempat menutup mulut Disa, "Ya, makanya lo diem aja. Gue yang selesaikan ini semua. Jangan ngomong terus."
"Iya, Tuan Putri." Kevin duduk ke bangkunya lagi, "Silakan dilanjut."
"Oke. Gue ulang." Disa berujar, "Peraturan ketiga, siapapun yang memenangkan sayembara, akan jadi pacar Kevin yang ke sembilan belas. Dengan catatan, jika selama menjadi pacar Kevin, peserta yang menang merasa baper dan patah hati, maka semua di luar tanggung jawab Kevin dan Disa. Setiap peserta harus mengetahui konsekuensi pacaran sama Kevin adalah mengalami patah hati terdahsyat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Tiga Kata
RomanceDia sahabatku. Tapi, melihat kedekatan kami berdua, orang lain tidak ada yang percaya bahwa kami hanyalah teman biasa. Aku mungkin tidak menyimpan rasa apa-apa. Dia juga tidak menyembunyikan perasaan apapun. Namun, mengapa amarahnya memuncak, ketik...