Hppy readingg..
Typo bertebaran.......
"Ah, soal itu maaf tidak memberi taumu, tuan boleh saya meminta ijin satu hari besok", ucap Paula dengan tidak enak hati.
Emil hanya tersenyum sinis mendengar apa yang diucapkan Paula.
"Ijin selamanya pun tidak masalah, Stela tidak membutuhkanmu lagi", ucap Emil dengan sinis."Maksudmu?", tanya Paula dengan tidak mengerti.
"keluarlah aku sedang tidak ingin melihatmu" ucap Emil dengan dingin.
Sial! geram Emil.
sesulit itukah Emil melepaskan Paula dengan Richard? Emil merasa akan kehilangan lagi sosok yang ia butuhkan, yap Emil mulai menyukai Paula.
"Mommy lihatlah grandma membelikan Stela boneka barbie", ucap Stela dengan riang.
"Oh ya? bagus sekali Stela sudah mengucapkan terimakasih belum pada grandma?" ucap Paula sambil mengingatkan Stela.
"Stela lupa, grandma terimakasih Stela suka boneka pemberian grandma", kata Stela sambil mencium pipi Briana.
"Sama-sama sayang", balas Briana.
diruang keluarga hanya ada Briana, Rea, Paula, dan Stela yang berkumpul, Stela bermain sendiri dengan boneka dan rumah-rumahan bonekanya.
"Ekhemm, Paula apa kau akan segera menikah?" tanya Briana dengan pelan agar tidak terdengar oleh Stela.
"Ah soal itu maaf memberikan undangan kepada kalian secara mendadak, semua direncanakan oleh Richard, dan ia baru memberi taukan ku tadi saat aku berada di kantor", ucap Paula dengan nada bersalah, ya ini bukan kemauan Paula untuk menikah cepat, namun kemauan Richard sendiri tanpa ada persetujuan Paula.
"Kak, apa kau tidak merasa kasihan pada Stela?, pada hari dan tanggal yang sama Stela akan berulang tahun, dan Stela ingin merayakannya denganmu", ucap Rea.
Paula terdiam mendengar ucapan Rea, ia pun bingung apa yang harus ia lakukan.
"Maaf Re, tapi itu bukan kemauanku, itu semua kemauan Richard, dan keputusan semua ditangan Richard", ucap Paula dengan pasrah.
"Apa Emil bersikap sesuatu padamu?", tanya Briana lagi.
"Sepertinya, tuan marah ia tidak mau memakan makanan yang aku bawakan", kata Paula.
............
06.00
Richard sudah berada didepan rumah Paula untuk melakukan fitting baju, dan sebagainya.
"Astaga!", pekik Paula yang terkejut saat membuka pintu rumahnya.
"Richard kau mengagetkanku saja, kenapa kau datang sepagi ini?", tanya Paula.
"Sengaja karena aku tau diwaktu seperti ini kau pasti akan berangkat ke mansion miliknya", ucap Richard dengan nada cemburu,
Paula hanya menghela napasnya, "Sudah berkali-kali aku menjelaskan semuanya padamu", gumam Paula.
"Aku kan cemburu jika kau dekat dengannya", ucap Richard dengan nada seperti anak kecil.
Paula menahan tawanya, "Ah sudahlah, jika seperti ini kapan kita berangkatnya?', tanya Paula.
"Lets go, kita berangkat sekarang, tapi sebelum itu kita harus cari sarapan dulu, aku tidak mau istriku kelaparan", goda Richard.
"Jam segini sudah ada kedai yang buka?", tanya Paula.
"Entahlah, jika belum kita gedor saja kedainya hahaha", balas Richard.
"Kau ini, selalu menyebalkan", kekeh Paula.
"Menyebalkan tapi kau sayang kan?", goda Richard.
pletak
Paula memukul kepala Richard dengan lembut, "Masih pagi sudah membuatku merona saja", ucap Paula sambil terkekeh.
"Wajah meronamu hanya boleh aku saja yang melihat", kekeh Richard, Paula hanya menggelengkan kepalanya.
............
Emil melihat Briana sedang membujuk Stela untuk mau sarapan.
"Mom ada apa?", tanya Emil yang melihat ibunya terus-terusan membujuk Stela.
"Seperti biasa ia tidak ingin makan jika bukan Paula yang menyuapinya", ucap Briana.
"Princesnya daddy kenapa tidak makan?, lihat grandma sudah siapkan semua makanan kesukaan Stela", tanya Emil.
"Stela tidak mau makan jika tidak ada mommy", ucap Stela dengan cemberut.
"Sayang, mommy sedang bekerja", ucap Emil.
"Tapi kan sebelum mommy bekerja, mommy selalu menyuapi Stela makan", ucap Stela.
"Daddy yang suapi ya, hari ini daddy juga antarkan Stela sekolah", bujuk Emil.
"Stela inginnya mommy", ucap Stela.
"Stela mau jadi anak baik bukan? Stela mau daddy bilang ke mommy kalau Stela ga jadi anak baik?", ucap Emil. Stela menggelengkan kepalanya.
"Nah, sekarang Stela makan ya, daddy ga akan bilang ke mommy", ucap Emil, Stela menganggukan kepalanya.
Kembali seperti awal aku harus berusaha tanpa ada Paula, Batin Emil.
' Tuan mereka sedang berada di butik, saya akan mengirimkan lokasinya pada anda'
pesan dari Zein.
yap, semalam Emil meminta Zein orang kepercayaannya mengikuti Paula dan Richard kemana saja mereka akan pergi.
Emil menjalankan mobilnya menuju lokasi yang sudah Zein berikan, hanya membutuhkan waktu 15 menit ia sampai.
"Selamat pagi tuan, selamat datang dibutik kami, apa ada yang bias kami bantu?", tanya seorang pelayan butik.
Emil mencari Paula, dan ya dia menemukannya Paula sedang memilih gaun pernikahannya, dengan Richard disampingnya.
"Permisi tuan..", panggil sang pelayan butik.
"Ah, maaf, saya mencari tuxedo hitam", ucap Emil.
"Baiklah sebelah sini tuan", ucap pelayan tadi sambil mengarahkan Emil menuju ruang sebelah.
Emil tidak sengaja mendengar obrolan Paula dan Richard.
"Aku ijin ke toilet dulu sebentar ya", ucap Paula pada Richard.
"Aku antarkan", ucap Richard.
"Tidak usah aku bisa sendiri, kau pilih saja tuxedo untukmu, aku tidak akan lama", ucap Paula.
"Baiklah", balas Richard.
Emil melihat Paula melenggang pergi.
"Maaf, toilet disebelah mana?", tanya Emil.
"Anda dari sini belok ke kiri lalu belok ke kanan", ucap pelayan, Emil mengangguk tanda mengerti ia dengan cepat menyusul Paula.
Emil menunggu didepan toilet yang Paula tempati, ia menunggu sambil bersandar pada dinding sebrang.
Paula membuka pintu toilet betapa terkejutnya ia mendapati seorang pria yang sedang menatapnya dingin.
"Astaga!, Tu..tuan Zeroun apa yang kau lakukan disini?"
MR. ZEROUN updatee...
Chapter 10 on going..
sloww update yaa....
vote and comment ...
thank u<3
KAMU SEDANG MEMBACA
BOOK 2 : MR ZEROUN [Lengkap]
RomanceMr.Zeroun . . . Mengurus seorang anak tanpa adanya istri membuat Emil kewalahan untuk membagi waktunya antara mengurus si kecil atau perusahaannya sedang berkembang pesat. Emilio Zeroun Challagan menjadi seorang ayah diusianya yang berumur 27 tahun...