Happy readinggg📖....
Typo bertebaran👻.........
Hanya tinggal menghitung hari untuk menuju pernikahan Paula dan Richard, menghitung hari juga untuk acara ulang tahun Stela, Paula masih dibuat bingung dengan perkataan Emil tempo hari yang mengHARUSkan Paula hadir.
Dan semakin hari Emil semakin dingin pada Paula, bahkan selalu membentaknya jika Paula melakukan kesalahan sekecil apapun.
Seperti biasa Paula melakukan kegiatannya ia sudah datang pada pukul setengah enam pagi, keadaan mansion masih sangat sepi hnya ada beberapa maid yang sudah melakukan aktivitasnya, Paula menyiapkan bekal sehat untuk Stela, dan menyiapkan sarapan pagi untuk Stela, dan Emil juga untuk Briana. Arsen dan Edzard sedang pergi mengunjungi cabang kantor yang berada di Singapura, sedangkan Rea? Dia berada di apartemennya sendiri.
Kini Paula sedang membuatkan kopi untuk Emil dan segelas susu untuk Stela.
"Nona biar saya yang membuatkan kopi untuk tuan", ucap salah satu maid.
"Tidak apa, lagian inipun sudah selesai, saya permisi untuk membangunkan Stela ya", pamit Paula yang diangguki ramah oleh para maid.
Paula memasuki kamar Stela, dan mulai membangunkan Stela.
"Stela, sayang bangun nak waktunya sekolah", ucap Paula dengan lembut.
"Enghh Stela ngantuk mommy", ucapnya dengan mata masih tertutup.
"Come on, sayang. Nanti mommy belikan boneka teddy bear yang besar Stela mau?", tanya Paula.
Seketika Stela membukakan matamya dan mengangguk, Paula hanya tersenyum.
"Baiklah, sekarang Stela bangun lalu mandi, mommy akan siapkan seragam Stela dan membangunkan daddy, okey?", lanjutnya."Okeyy mommy", balas Stela dengan mengacungkan ibu jarinya.
Paula kini menghampiri kamar Emil, berkali-kali ia mengetuk kamar Emil namun tidak ada jawaban. Akhirnya Paula masuk dn mendapatkan Emil masih tertidur pulas.
Beberapa menit Paula mamandangi wajah Emil, Emil memiliki rahang tegas yang dipenuhi bulu halus, hidung mancung, bulu mata lentik persis seperti Arsen.
Wajah yang Paula kagumi kini membuka matanya dan Paula terkejut dengannya.
"ASTAGAA!", pekik Paula.
"Memandangiku tanpa ijin heh?", tanya Emil datar lalu mendelik padanya dan berjalan menuju kamar mandi, Paula hanya memegang dadanya berdegup kencang.
Ia menetralkan jantungnya dn mengambil kemeja, dasi, dan jas untuk Emil, jika dipikir-pikir ia sudah seperti istri yang menyiapkan kebutuhan suami aja, sepertinya ini akan menjdi kegiatan rutin namun kepada Richard nantinya.
"Mommy!!", teriak Stela dar kamarnya.
"Ya sayang, mommy datang!", balas Paula lalu menghampiri Stela dan membenarkan seragam dan menata rambutnya.
"Daddy!! Stela sudah siap!", ucap Stela dengan riang pada Emil disusul Paula dibelakangnya.
"Apa kau tidak bisa memberikanku pakaian yang pantas Paula!", bentak Emil pada Paula, Paula yang mendengar bentakan Emil terkejut dan menunduk, sedangkan Stela? Ia bersembunyi dibelakang Paula.
Paula mensejajarkan tubuhnya dengan Stela dan mengucapkan sesuatu.
"Stela tunggu daddy dan mommy diruang makan ya sayang", ucap Paula dengan lembut dan diangguki Stela, Stela berlari menuruni anak tangga untuk menuju ruang makan."Maaf tuan Zeroun apa ada yang salah?", tanya Paula meberanikan.
"Kau ingin membuatku malu dengan dasi yang tidak sesuai dengan jasnya hah!", bentak Emil."Dasi berwarna silver dipadukan dengan warna navy tidak masalah bukan tuan?", tanya
"Berikan aku dasi warna hitam", ucap Emil dengan nada dingin.
Paula menghela napas pelan dan mencarikan dasi hitam untuk Emil.
"Ini", ucap Paula sambil meberikan dasinya.
Emil mengambil dasinya tanpa mengucapkan kalimat apapun, Paula kesal sendiri dengan sikap Emil.
"SAMA-SAMA TUAN ZEROUN", desis Paula sambil menekankan kalimat balasan terimakasih.
Emil hanya mengangkat sebelah alisnya pada Paula saat dia meninggalkan dirinya sambil menghentakkan kakinya.
Paula menetralkan rasa amarahnya saat ia mengetahui Briana berada diruang makan.
"Pagi nyonya", sapa Paula, "Pagi Paula", balas Briana.
"Emil masih dikamarnya?", lanjut Briana.
Belum sempat Paula menjawab suara baritone Emil terdengar.
"Aku disini mom", ucap Emil melewati Paula dan duduk diujung meja, lalu ia meminum kopi yang sudah disediakan.
"Kopi buatan siapa ini? Is good", ucap Emil.
"Itu buatan nona Paula tuan", ucap salah satu maidnya.
Seketika Emil membantingkan cangkir kopinya semua terkejut atas sikap Emil.
"Tidak enak", ucap Emil mendelik pada Paula.
Emil tidak mengakui kopi buatan Paula ia terlalu gengsi untuk mengakuinya.
"Emil!", peringatan dari Briana.
Paula yang sedari tadi menahan amarahnya pada Emil.
"Kau keterlaluan sekali tuan, dari kemarin dan sampai hari ini kau selalu membentakku padahal hanya hal kecil saja! Ayo Stela kita pergi tidak usah menunggu daddymu, nyonya kami berangkat", ucap Paula memaki Emil, mengajak Stela berangkat dan berpamitan pada Briana.Emil dibuat cengo dengan sikap Paula sedangkan Briana hanya terkekeh melihatnya.
"Emil, Emil kau ini seperti sedang berantem dengan istrimu saja", gemas Briana."Mom, jangan tertawakan aku", kesal Emil.
"Aku pergi mom", ucapnya lalu pergi menuju mobil.Emil melihat Paula dan Stela yang sedang menunggu mobil.
"Aku antarkan", ucap Emil tanpa melihat Paula.
"Tidak usah!", balas Paula.Sedangkan Stela hanya menonton perdebatan orang dewasa.
"Nona mobilnya sudah siap", ucap Eldrik."Kau tidak perlu mengantarnya, aku yang akan mengantarkan mereka berdua", ucap Emil yang diangguki Eldrik, sedangkan Paula melotot tidak percaya.
"Masuk!", perintah Emil yang langsung dituruti, selama perjalanan hanya hening yang dirasakan.
Tidak lama mereka sampai disekolah Stela."Stela jadi anak baik ya sayang, nanti sepulang sekolah mommy jemput lagi ya", ucap Paula.
"Okeyy mommy", balas Stela.
"Bye daddy", ucap Stela pada Emil, Emil mencium kening Stela sekilas, dan Stela mulai memasuki sekolahnya.
Emil dan Paula hanya berdiam tidak ada yang mengucapkan kalimat.
"Kau akan ikut atau tidak?", tanya Emil."Aku bisa sendiri", ucap Paula.
"Yasudah", jawab Emil lalu memasuki mobilnya dan meninggalkan Paula.
Paula menatap kepergian Emil dengan tidak percaya, dan ia dibuat kesal oleh Emil, ia bersumpah untuk memaki Emil.
Dasarr!! Pria brengsekkk!! Sialann!! Mati kau!! Makian Paula keluar didalam hati.
Akhirnya Paula memesan taxi online untuk menuju kantor Richard.
Sedangkan Emil ia melihat Paula dari kaca spion, Emil terkekeh melihat wajah merah padam Paula.
Kau lucu sekali batin Emil.
MR ZEROUN - 12
UPDATE.....
NEXT CHAPTER????...
OTW GAESSSS...
VOTE AND COMMENT
DON'T FORGET...
lvyuuuu 😙
![](https://img.wattpad.com/cover/192117144-288-k956605.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BOOK 2 : MR ZEROUN [Lengkap]
RomansaMr.Zeroun . . . Mengurus seorang anak tanpa adanya istri membuat Emil kewalahan untuk membagi waktunya antara mengurus si kecil atau perusahaannya sedang berkembang pesat. Emilio Zeroun Challagan menjadi seorang ayah diusianya yang berumur 27 tahun...