MR ZEROUN - 13

2.3K 156 6
                                    

Happy reading..
Typo bertebaran....

.....

Sesampainya dikantor Richard, Paula masih kesal dengan kelakuan Emil yang meninggalkannya disekolah Stela, ia akan menghampiri ruangan Richard.

Namun betapa terkejutnya ia mendapati Richard sedang digodai oleh seorang wanita.

"Ri..richard", ucap Paula karena masih terkejut.

"Paula", ucap Richard dan dengan langsung ia menjatuhkan wanita yang tengah menggodanya.
Sedangkan si wanita itu hanya tersenyum meremehkan Paula.

"Paula aku bisa jelaskan semua ini", ucap Richard saat didepan Paula.

Paula hanya menatap wajah Richard, sudah dibuat kesal oleh Emil, kini dibuat kesal pula oleh Richard, amarah Paula pun meluap.

"Kau beraninya mendekati calon suamiku!", desis Paula.
"Calon suamimu? Haha apa aku tidak salah dengar? Aku yang akan menjadi istri tuan Rawless, iya kan sayang?", ucap si wanita.

Sedangkan Richard tidak tau menau soal itu, Paula tertawa, "Richard pun tidak menjawabnya,  kau hanya mengada-ngada nona Eve, meskipun aku baru menjadi sekretaris Richard, tapi aku tau bagaimana sikapmu, kau direktur marketing bukan? Aku pernah tidak sengaja memergokimu sedang menggoda direktur keuangan yaitu tuan Dom untuk menikahimu dan kau akan mengambil sebagian hartanya", jelas Paula,  Eve dibuat terkejut atas semua rencananya diketahui oleh Paula.

"Tuan Rawless i..itu tidak benar, Paula hanya mengada-ngada a..aku tid.. ", ucapan Eve terpotong oleh Richard.

"Eve kau ku pecat!", ucap Richard, Eve terkejut dengan ucapan Richard, dengan kesal ia keluar dari ruangan Richard dan menatap sinis Paula.

Setelah Eve keluar suasana menjadi hening.
"Sayang a..aku bisa je...", ucapan Richard terpotong.
"Ssshhh, aku tau kau tidak akan seperti itu", ucap Paula sambil memeluk Richard.

Paula mengendus pakaian Richard, "Kau bau wanita itu, aku ingin kau ganti pakaian", ucap Paula, Richard mematuhi perintah calon istrinya.

....

Paula dan Richard tengah makan siang disalah satu caffe terdekat kantornya.
"Tinggal menghitung hari kita akan menggelar pernikahan, tapi kenapa kau masih ingin menjadi ibu bayaran untuk putri Zeroun?", tanya Richard.

"Entahlah, aku hanya merasa kasian melihat Stela tumbuh tanpa sosok seorang ibu, bayangkan bagaimana jika nanti anak kita tumbuh tanpa sosok orang tua? Aku tidak ingin Richard", ucap Paula.

"Baiklah aku mengerti, jika itu keputusanmu untuk menjadi ibu bayarannya aku ijinkan tapi aku ingin kau tetap jalani kewajibanmu sebagai istriku nantinya", ucap Richard dengan tegas.

"Siap my husband", ucap Paula sambil terkekeh, ia melirik jam tangannya sudh waktunya menjemput Stela.

"Aku akan menjemput Stela", lanjut Paula.
"Aku akan mengantarmu", ucap Richard.

"Bukankah kau ada meeting dijam satu siang?", tanya Paula.

"Hanya untuk mengantarkanmu saja tidak masalah bukan", ucap Richard dengan senyuman tipis.

"Baiklah-baiklah", pasrah Paula.

.....

Paula dan Richard sudah sampai disekolah Stela, Richard hanya mengantar Paula saja.

"Hati-hati babe, aku tunggu kau dimansion seperti biasa", ucap Richard dari dalam mobil yang diangguki Paula.

Setelah mobil Richard tidak terlihat Paula duduk dibangku menunggu Stela selesai pelajaran.

"Mommyy!!", teriak Stela sambil berlari.
"Hai sayang", balas Paula.

"Oh iya mommy, kenalin ini Nico yang Stela ceritain ke mommy", ucap Stela sambil memperkenalkan Nico.

"Hai Nico", sapa Paula.
"Hai tante", ucap Nico dengan senyuman yang meperlihatkan deretan gigi kelincinya.

Tiiiiiiiiit...

Emil membunyikan klakson mobilnya, dan keluar menghampiri mereka bertiga.

"Daddy, kau menjemput kami?", tanya Stela yang diangguki Emil, sedangkan Paula cemberut karena harus bertemu dengan sosok orang menjengkelkan seperti Emil.

"Hai om, aku Nico teman dan calonnya Stela", ucap Nico dengan so coolnya.

Paula dan Emil saling bertatap.

"Maaf sayang calon apa yang Nico maksud?", tanya Paula.
"Calon pendamping Stela tante", ucap Nico dengan polos.

"Nicooo suuutttt", ucap Stela menahan malu.

Sedangkan Emil cengo mendengar gombalan seorang bocah kecil kepada putri kesayangannya.

Paula menggelengkan kepalanya dengan gemas kepada Nico. "Yaampun kalian masih kecil udah tau tentang remaja" kekeh Paula.

"Daddy Stela lapar", ucap Stela sambil memegang perut kecilnya.
"Stela ingin makan apa hem?", tanya Emil dengan lembut.

"Stela ingin hamburger", ucap Stela.
"Baikah, ayo kita makan, Nico kau ikut dengan kami nanti aku akan menghubungi ayahmu", ucap Emil dan diangguki Nico.

Selama perjalanan Nico dan Stela saling bercerita, sedangkan Paula dan Emil? Hanya berdiam diri saja tidak ada yang memulai percakapan.

Mereka sampai ditempat yang dituju dan memesan 4 hamburger serta minumannya.

"Stela apa kau sudah meminta adik ke0ada orang tuamu?", tanya Nico yang tidak terdengar oleh Paula dan Emil. Sedangkan Stela mengangguk.

"Tapi sampai sekarang aku tidak diberi adik", ucap Stela dengan lesu.

"Coba kau minta lagi sama daddy mu", kata Nico, Stela mengangguki.

"Daddy", rengek Stela.

"Ya baby girl,  ada apa? Kau butuh sesuatu?", tanya Emil.

"Daddy Stela ingin adik", ucap Stela dengan rengekkannya.

Uhuuuk uhuuuuuk

Paula yang tengah makan saat mendengar permintaan Stela seketika tersedak, Emil melirik Paula dan memberiknnya minum,  ada rasa geli dalam diri Emil saat melihat wajah Paula yang memerah.

"Nanti ya sayang, masih dalam proses", kekeh Emil, dan mendapati tatapan tajam dari Paula.

"Stela tunggu ya daddy", ucap Stela drngan gemas.

Kau sangat menggemaskan Paula, sepertinya putriku diberi pemikiran aneh oleh temannya batin Emil.

Proses-proses enak aja dasar pria sialan gerutu Paula.











Tbc..
Next chapter?? On the way
Don't forget vote and comment
Thanks..

BOOK 2 : MR ZEROUN [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang