MR ZEROUN - 19

1.5K 108 0
                                    

Happy reading...
Typo bertebaran...

.....

Suasana canggung melingkupi ruangan yang ditempati Stela.
Setelah perdebatan antara Paula dan Emil, Paula lebih baik diam, ia tidak akan mengeluarkan satu kata pun pada Emil.

Briana dan Arsen telah pergi satu jam yang lalu karena sebuah urusan yang memaksa harus membuat Arsen dan Briana meninggalkan cucu kesayangannya.

"Zein, aku ingin kau tangani perusahaan untuk lima hari kedepan", ucap Emil pada orang kepercayaannya melalui sambungan telpon.

"Ini sudah waktunya makan siang, lebih baik kita membeli makanan dikantin rumah sakit, Rea akan kemari menjaga Stela", ucap Emil pada Paula.

Tidak ada satu katapun yang keluar dari bibir Paula.

Tak lama pintu ruangan terbuka dan menampilkan Rea, ia baru saja tiba dirumah sakit.

"Rea tolong jaga Stela  ya, aku akan ke kantin rumah sakit, Kau ingin ku bawakan sesuatu?", tanya Paula.

"Ah, tidak usah kak, aku sudah makan tadi di apartement", Ucap Rea.

"Baiklah aku akan keluar sebentar", ucap Paula lalu meninggalkan Emil dan Rea.

Mereka saling bertatapan.
"Ada apa dengan kalian?", ucap Rea.
"Aku membentaknya, mungkin ia marah", ucap Emil.

"Kau ini selalu saja suka membentak, sudahlah kak kau makan siang dulu", usir Rea.
Emil melangkahkan kakinya menuju kantin dan mendapati Paula sedang memakan snack ringan.

"Aku menyuruhmu untuk makan siang, bukan ngemil siang!", tegas Emil lalu mengambil snack Paula dan membuangnya ke tempat sampah.

"Kau!", geram Paula.

"Makanlah!, aku tidak menerima bantahan!", ucap Emil sambil memberikan chicken teriyaki yang sudah ia pesan.

Paula hanya menggerutu, namun ia juga mengambil makanan yang sudah Emil berikan, Ya jujur saja ia memang lapar.

"Untuk beberapa hari kedepan aku tidak akan kemari, aku akan memulai kewajibanku untuk menjadi istrinya Richard", ucap Paula tanpa melihat Emil.

Ada perasaan cemburu pada hati Emil, ia merasa tidak rela Paula menjadi milik Richard seutuhnya.

"Baiklah, aku minta maaf atas kesalahanku tadi", ucap Emil dengan nada bersalah.

Tumben sekali pria ini mau meminta maaf duluan huh batin Paula.

"Ya, tidak apa, lagian apa yang kau ucapkan itu benar, aku hanya ibu bayarannya saja, cepat atau lambat aku akan berpisah dengan Stela dan juga Kau", ucap Paula.

"Tidak Paula, meskipun kau akan berpisah dari kami, suatu saat kau akan kembali kepada kami", ucap Emil dengan dingin.

"Mengapa kau berbicara seperti itu?", heran.

"Kau akan tau jawabannya nanti".

Richard is calling..

"Hallo, kau dimana?"

"Aku dibasement, turunlah kemari"

"Baiklah"

Paula memutus sambungan telponnya.
Ia melirik jam yang berada ditangannya, sudah pukul jam dua siang.

"Aku harus pergi, Richard sudah menjemputku", ucap Paula sambil mengambil slingbag miliknya untungnya saat ia ke kantin ia membawa semua barang miliknya.

"Titipkan salamku pada Stela, bye Mr Zeroun", ucap Paula sambil memeluk tubuh kekar milik Emil.

Emil menegang atas sikap Paula, hendak ia akan membalas pelukan Paula namun terlambat Paula sudah melepaskannya dan melambaikan tangannya sambil menjauh dari Emil.

"Aku akan merindukanmu, meskipun hanya tiga hari saja", gumam Emil, lalu kembali menuju ruangan Stela.

....

Paula dan Richard sudah menggelarkan acara resepsi pernikahannya, kini mereka langsung kembali ke mansion pribadi milik Richard, ada perdebatan diantara keduanya, Richard ingin melakukan malam pertamanya dengan Paula dihotel namun Paula menolak, karena hanya menghamburkan biaya saja, Paula juga terkejut melihat rincian biaya yang sudah Richard keluarkan untuk pernikahannya.

Semua pernikahannya Richard yang tanggung, ia tidak mengeluarkan biaya sepersen pun, dan membuat Paula tidak enak hati pada Richard.

"Apa kau lelah sayang?", tanya Richard.
Paula menganggukan kepalanya dan menyandarkan kepalanya didada bidang Richard.

"Baiklah kita langsung tidur saja setelah kita membersihkan diri", ucap Richard.

"Tidak apa, malam ini aku milikmu", ucap Paula.

"Aku tidak ingin kau sakit sayang".

"Tidak akan, segeralah mandi aku akan menyiapkan pakaian untukmu", ucap Paula.

"Baiklah, katakan saja jika kau lelah nanti", ucap Richard lalu mengecup Kening Paula, lalu melangkah menuju kamar mandi.

Paula menyiapkan pakaian Richard, setekah itu mulai melepaskan riasannya, dan melepas gaunnya, sedikit agak kesusahan untuk mebuka resleting gaunnya.

"Katakan jika kau membutuh bantuan babygirl", ucap Richard sambil membuka resleting gaun Paula, seketika Paula memerah dan ia terkejut saat Richard mencium lehernya ada sengatan geli yang Paula rasakan.

"Richard pakailah bajumu, aku akan mandi terlebih dahulu", ucap Paula ia merasa malu sendiri melihatnya.

Ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Butuh waktu 20 menit untuk membersihkan dirinya, Paula cengo melihat pakaian yang tersedia dikamar mandi.

Sebuah lingerie tipis.

Oh God apa aku harus memakai ini? Batin Paula.

Ia menghela napas ringan, dan memakainya, toh malam ini juga ia akan dimiliki Richard sepenuhnya.

Paula mengintip dari celah pintu kamar mandi, dan melihat Richard tengah bersandar dikepala kasur sambil memainkan handphonenya.

"Ekhemm", dehem Paula ia menetralkan rasa gugupnya ia terus menarik lingerie bawahnya untuk menutupi pahanya yang terlihat, namun percuma saja batasnya sudah sampai paha.

Richard yang mendengar dan melihat Paula ia tersenyum dan menyuruhnya untuk mendekatinya.

Setelah beberapa langkah, tepat dihadapannya, Richard memeluk Paula dan menciumnya, ia tidak sabar untuk memiliki Paula.

Richard menciumi seluruh tubuh Paula, kini ia sudah berada diatas Paula, dan mengecup bibirnya.

Sebagai seorang suami, ia meminta izin pada Paula untuk menghargai istrinya.
"Bolehkah aku memilikimu malam ini, Mrs Rawless?", goda Richard.

Paula melihat mata Richard ada nafsu yang sedang Richard tahan, ia tau apa yang diinginkan Richard, Paula tersenyum.

"Silahkan Mr Rawless,, i'm yours", ucapnya.

...

Tbc..
Next chapter - otw
Panas dingin aku ngetiknyaa yalord😂.
Mau ngetik lebih bahayaa, wkwkwk..

Don't forget vote and comment..

BOOK 2 : MR ZEROUN [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang