Happy reading..
Typo bertebaran......
Sinar matahari menyilaukan mata Paula, ia terbangun dan mendapati Richard disebelahnya.
Ia menatap wajah tampan suaminya, namun sekelebat ia mengingat wajah Emil saat tertidur.
Paula bersyukur, karena menjadi istri dari Richard, pertemuan mereka bermula saat Richard membeli bunga untuk ibunya di toko bunga Paula dan Yesy bekerja, dan pada saat itu mereka dekat dan memiliki hubungan kembali, saat mereka mengetahui bahwa mereka adalah teman masa kecil.
"Good morning my wife", ucap Richard dan mengecup bibir Paula sekilas.
"Menatapi wajah tampan suamimu eh?", kekeh Richard."Jangan menggodaku Richard, lihatlah ini masih pagi", ucap Paula dengan senyumannya.
"Aku akan membersihkan diri, lalu menyiapkan sarapan untuk kita", ucap Paula. Ia bangkit dari tidurnya.
"Sshhh", ringis Paula, ia merasakan sakit dibagian intimnya, ia ingat dengan kegiatan semalam dan membuat pipinya memerah.
"Maaf telah membuatmu sakit", ucap Richard memeluk dari belakang.
"Aku akan membantumu", ucap Richard dan menggendong Paula dengan gaya bridal stylenya.Tersadar bahwa mereka tidak mengenakkan sehelai benang, membuat pipi Paula memerah seperti kepiting rebus.
"Tidak usah malu, kita sudah sama-sama melihatnya", goda Richard.
"Ish kau ini", kesal Paula namun ia tetap tersenyum, Richard menempatkan Paula dibathub dan mengisi air, setelah penuh ia pun masuk ke dalam Bathub."Apa yang kau lakukan Richard?", tanya Paula.
"Mandi bersamamu", kekeh Richard dan mencium Paula dengan penuh rasa sayang."Paula".
"Hem?".
"Jadilah ibu yang baik untuk anakku nantinya, dan disaat aku telah tiada nanti aku ingin kau menjaga dia".
Paula mencerna apa yang dikatakan Richard.
"Kau ini bicara apa Richard, kita akan menjaga anak kita nanti bersama-sama, seperti impian kita, menikah, memiliki anak, dan menua bersama", ucap Paula."I love you, Paula Natalie Rawless", ucap Richard sambil mencium Paula, kegiatan yang menjadi candu untuk Richard.
"I love you too, Richard Parviz Rawless", balasnya.
....
Sudah tiga hari Stela menanyakkan Paula, ia merasa bersalah pada Stela, namun ia juga tidak ada hak untuk Paula tetap bersamanya.
Jika boleh Emil ingin egois sendiri, mengapa Tuhan tidak mempertemukan ia dengan Paula lebih awal saat ia membutuhkan pengganti Dara.
"Daddy, Stela ingin dengan mommy", ucap Stela yang terus merengek pada Emil.
"Besok kita bertemu mommy ya babygirl, sekarang, Stela makan dulu ya sayang", ucap Emil dengan lembut.
"Tapi Stela ingin dengan mommy", ucapnya dengan cemberut.
Tiba-tiba deringan telpon masuk pada handphone Emil.
Paula is calling.
Emil melihat nama yang tertera pada layar handphonenya, Paula menghubunginya dan meminta video call, Emil menekan tombol hijau.
"Hallo tuan Zeroun"
"Ya, ada apa?"
"Bagaimana keadaan Stela?, apa dia baik-baik saja?"
"Ya dia baik-baik saja"
"Aku ingin melihatnya", Arsen memberikan handphonenya pada Stela, dengan riang Stela mengambilnya.
"Hai mommy, Stela rindu mommy, Oh ya mommy hari ini Stela diperbolehkan pulang, mommy akan menjemput Stela kan?"
"Hai sayangnya mommy, mommy juga rindu Stela, tentu saja sayang mommy akan jemput Stela, mommy sedang dijalan Stela tunggu mommy yaa, oke dear?"
"Oke mommy hati-hati dijalan love you"
"Love you dear"
Paula mematikan sambungannya, dan stela mengembalikan handphone milik Emil.
"Stela sudah taukan, Mommy akan kemari sekarang Stela makan setelah itu kita siap-siap untuk pulang, oke babygirl?", ucap Emil yang angguki Stela.
Paula menepati janjinya, ia datang untuk menjemput Stela dan membawakan sesuatu untuk Stela.
"Hai Paula", sapa seseorang.
"Hai dokter Max, bagaimana kabarmu?", tanya Paula.
"Aku baik, bagaimana denganmu? Oh ya akhir-akhir ini aku tidak melihatmu menjenguki Stela kenapa?", balas Max.
"Seperti yang kau lihat dokter Max aku baik, aku ada sedikit urusan jadi tidak bisa menjenguknya selama beberapa hari", ucapnya.
"Oh ya, bolehkah aku meminta nomor handphonemu?", pinta Max.
Paula memberikan nomor handphonenya pada Max, tidak ada salahnya bukan untuk menambah teman?, selama berjalan mereka mengobrol dan tertawa bersama."Stela mommy datang sayang", ucap Paula dan memeluk Stela rindu meski hanya beberapa hari saja.
"Mommy Stela rindu", ucap Stela, Paula tersenyum dan mencium kening Stela, diruangan ternyata ada Briana, Arsen, Emil, Edzard, Rea, Zein dan Lena yang sudah menunggu.
Ya ampun untuk menjemput saja sekampung yang hadir batin Paula.
"Kau sendirian?", tanya Emil.
"Iya, Richard sedang ada meeting dikantor", jawabnya yang diangguki Emil."Permisi aku akan memeriksa Stela untuk yang terakhir", ucap Max, Max menjalankan tugasnya memeriksa Stela.
"Hai babygirl keadaanmu sudah membaik, tapi ingat ya jangan lupa minum obatnya dan jangan melakukan kegiatan yang berat", ucap Max pada Stela.
"Oke dokter Max yang tampan", ucap Stela dengan terkikik geli sedangkan yang lain hanya tertawa.
"Lebih tampan siapa? daddy atau dokter max?", tanya Emil dengan gemas pada anak kesayangannya.
"Emm, lebih tampan grandpa, tapi tenang daddy, daddy selalu dihati Stela", ucapnya, yang lain hanya tertawa mendengar gombalan Stela.
"Oh iya sayang mommy hampir lupa, ini untukmu sebagai tanda permintaan maaf mommy", ucap Paula.
"Boneka totoro!", pekik senang Stela.
"Thanks mommy", ucapnya.
"Sama-sama sayang", ucap Paula.
Stela duduk dikursi roda sambil memeluk bonek totoro yang diberikan Paula, dan Emil mendorong kursi roda Stela, sedangkan Paula disamping Emil.
"Max terimakasih ya sudah merawat Stela", ucap Briana pada keponakannya, meskipun Max adalah anak Alessa namun ia juga sudah menganggapnya sebagai anak sendiri, mengingat apa yang diceritakan Max, ternyata Alessa telah tiada akibat kecelakaan, dan juga paman bibinya yang telah tiada saat dipenjara, mereka mengakhiri hidupnya dengan meminum obat dengan dosis yang berlebihan.
"Sama-sama bibi, jika aku ada waktu aku akan menemuimu dan Stela", ucapnya.
Awalny Emil akan memberikan hukuman pada Azzura namun, Briana mencegahnya karena Azzura pada saat itu mengendarai dalam pengaruh alkohol, karena sayang dengan Briana Emil mengikuti apa kata ibunya.
Dan sekarang mereka menjadi anggota keluarga Challagan meskipun masih menyandang marga Raymond.
"Mom, kapan kita akan pergi ke tempat mommy Dara?", tanya Stela yang menagih janji Paula untuk mengunjungi Dara.
"Besok kita akan kesana dengan daddy, oke?" ucap Paula.
"Oke mom", balas Stela dengan mengacungkan ibu jarinya.
....
Tbc..
Next chapter? - ditunda akibat psbb😂
Wkwk,, candaa..
Updatee dua chapter sekaligus yaaa..
Aku udah penuhi untuk kalian yang minta update dua chapter sekaliguss..
Don't forget :
vote and commentnyaa
Readerss setiaa 😙😙MyIg: fitrisyhftr17
ThankU guyss..
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BOOK 2 : MR ZEROUN [Lengkap]
RomanceMr.Zeroun . . . Mengurus seorang anak tanpa adanya istri membuat Emil kewalahan untuk membagi waktunya antara mengurus si kecil atau perusahaannya sedang berkembang pesat. Emilio Zeroun Challagan menjadi seorang ayah diusianya yang berumur 27 tahun...