Happy reading...
Typo bertebaran......
"Perpisahan yang paling menyakitkan
adalah kematian, disaat kau
Merindukannya ia tak akan pernah
Kembali"......
Paula mengerjapkan kedua matanya, masih terasa pusing namun tidak terlalu, bau obat-obatan memasuki indra penciumannya, Paula ingat ia berada dirumah sakit, ia tersadar akan mommynya.
"Sayang, kau sudah bangun?", tanya Richard yang sedari tadi menunggunya.
"Mommy Richard, a..aku ingin menemui mommy", ucap Paula dengan suara gemetar.
"Sayang tenanglah, kita akan bertemu mommy nanti, tapi aku ingin kau berjanji untuk kuat menghadapi semuanya, kau berjanji?", ucap Richard.
"I..iya aku berjanji", balas Paula, namun Richard masih bisa melihat raut kesedihan di wajah Paula.
"It's ok, semuanya baik-baik saja, jangan bebani pikiranmu sayang, karena itu tidak baik untuk kandunganmu", ucap Richard lagi.
Sontak Paula melihat ke arah Richard ia memastikan Richard bahwa ia hanya bercanda.
"Aku tidak bercanda mywife, kau tengah mengandung buah hati kita", ucap Richard sambil tersenyum dan menjelaskan semuanya.
"Usia kandunganmu sudah satu bulan namun masih rentan, aku sangat senang mendengar dokter berkata seperti itu, apa kau senang mywife? Aku berharap kau senang, meskipun mommy pergi namun Tuhan memberikan kita penggantinya, rencana Tuhan lebih indah sayang", ucap Richard sambil tersenyum Paula memeluk Richard sebagian hatinya merasa menghangat meskipun ia masih merasakan kesedihan.
Thanks God ucap Paula dalam hati.
.........
Kini mereka berada di tempat pemakaman, keluarga Rawless dan keluarga Challagan ikut hadir mengikuti upacara pemakaman, Paula hanya menatapi kepergian ibunya, air mata terus menerus membasahi pipinya.
"Mom, kau jangan tinggalkan aku ya, cukup daddy saja yang meninggalkan aku dan mom, Paula janji setelah Paula memiliki pekerjaan Paula akan membahagiakan mommy, stay with me mom", ucap Paula pada mommynya.
"Tentu sayang, mommy tidak akan meninggalkan Paula, Tapi Paula ingat pesan mommy, disaat mommy tlnanti sudah tidak ada Paula harus tetap semangat, ingatlah mommy selalu mendukung Paula dan mommy selalu ada di hati Paula", balasnya.
"I love you mommy", ucap Paula sambil memeluk mommynya.
Mom bukankah kau berjanji untuk tidak meninggalkanku? Tapi pada akhirnya kau meninggalkanku, sekarang kau berada disamping Tuhan, jika kau ingin tau, kau akan segera menjadi grandma, Paula ingin ikut dengan mommy saja batin Paula.
"Jangan menangis lagi sayang, aku yakin kau pasti bisa melewatinya", ucap Richard meyakinkan.
"Aku turut berduka cita atas kepergian mommymu", ucap Emil yang sedang menggendong Stela.
Paula menghapus air matanya dan tersenyum tipis.
"Terimakasih, maaf atas kejadian seperti ini aku lupa tidak merawat Stela", ucap Paula."Tidak apa, aku mengerti kejadian seperti ini tidak direncanakan semua kehendak Tuhan", balas Emil.
"Mommy Stela ingin dengn mommy", ucap Stela yang meminta Paula menggendongnya.
"Stela mommy sedang...",ucapan Emil terputus.
"Tidak apa, aku masih sanggup untuk menggendongnya", ucap Paula dengan cepat."Kau yakin?", tanya Richard yang diangguki Paula.
Acara pemakaman selesai, para pengikut sudah membubarkan diri, orang tua Richard pun sudah menuju bandara karena ada meeting diluar negeri, akhirnya mereka menuju mansion Emil, karena Stela tidak ingin lepas dari Paula sedari tadi.
Akhirnya Richard menyetujui untuk menuju mansion Emil hingga pukul delapan malam saja.
Mereka berada dimansion Emil, meskipun masih dalam suasana duka, namun mereka menghibur Paula untuk tidak terlalu bersedih.
"Stela turun dari mommy, kasihan mommy selalu menggendongmu", ucap Emil tegas ada gadis kecilnya.
Stela yang mendengarnya hanya menggeleng yang ia mau hanya dalam gendongan Paula, terlihat mata kantuk diwajah Stela dan juga wajah lelah Paula.
"Paula istirahatlah dikamar Stela, kau terlihat lelah dan Stela terlihat mengantuk", ucap Briana dengan lembut.
"Baik mom", balas Paula, ia meminta ijin ada Richard, setelah mendapat ijin ia pamit dan membawa Paula menuju kamarnya.
"Ada yang ingin aku bicarakan padamu", ucap Emil pada Richard, ia mengajak Richard menuju ruang kerjanya.
"Apa kau yakin akan pergi ke Canada?", tanya Emil.
"Entahlah, yakin dan tidak yakin, aku tidak ingin meninggalkan Paula. Namun, dia selalu memaksaku untuk menemuinya disana", ucap Richard dengan dilema.
Disatu sisi ia tidak ingin meninggalkan istri tercintanya namun disatu sisi ada seseorang yang memaksanya untuk mengunjunginya.
"Aku tidak menyangka kalau dia berubah liar seperti ini, berbeda dengan Eve yang dulu", ucap Richard.
"Apa Paula tau siapa itu Eve?", tanya Emil.
Sebenarnya Emil tidak ingin ikut campur masalah Richard namun tiba-tiba Richard menceritakan padanya, pada saat mendengarny Emil merasa marah karena harus ada yang dikorbankan antara Richard atau Paula."Yang ia tau, Eve hanyalah karyawan diperusahaanku namun sudah ku pecat saat ia menggodaku", ucap Richard.
"Lalu kenapa dia memintamu untuk ke Canada?", tanya Emil lagi.
"Dia sedang mengandung, aku tidak sengaja melakukan dengannya pada saat di Australia, dan aku pikir pada saat aku memecatnya dia sedang tidak dalam kondisi hamil", ucap Richard.
"Kau memang brengsek Richard", desis Emil dengan tajam.
"Aku ingin menitipkan Paula padamu untuk beberapa hari, setelah semua masalah selesai aku akan secepatnya kembali", ucap Richard.
Emil menghela napasnya, "Baiklah aku akan menjaganya", ucap Emil, sedikit ada rasa senang pada diri Emil karena ini waktunya ia dekat dengan Paula.
....
Spoiler :
-Richard pada akhirnya ninggalin Paula.Tbc..
Ceritanya makin ngacoo ga sihh,,
Ide aku lagi stuck bangett:'(
Maapin kalo gaje alurnya...Don't forget :
Vote and comment...
Satu vote dan satu comment dari kalian berharga banget untuk penulis, tanda kalian menghargai karya yg para penulis buat..
But..
Bijak juga dalam berkomentar yaa:)ThankU
Vaeyy 😙
KAMU SEDANG MEMBACA
BOOK 2 : MR ZEROUN [Lengkap]
RomansaMr.Zeroun . . . Mengurus seorang anak tanpa adanya istri membuat Emil kewalahan untuk membagi waktunya antara mengurus si kecil atau perusahaannya sedang berkembang pesat. Emilio Zeroun Challagan menjadi seorang ayah diusianya yang berumur 27 tahun...