Jangan lupa voten and comen🍃🍃
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼"Aku nggak papa kok Van, cuman pusing dikit aja, nanti sembuh kok. Mungkin gara-gara kehujana semalem." Jawab Stevani
"Sekarang Lo pulang"
"Hah, kan belum waktunya Van"
"Lo itu sakit" Jawab Devano.
Akhirnya Stevanipun hanya bisa menghela nafasnya mengalah.
Sesampainya di rumah Stevani langsung ke kamarnya. Merebahkan badannya yang sangat pegal-pegal. Akhirnya pun dia terlelap dalam tidurnya.
Jam menunjukkan pukul setengah 5. Stevani langsung beranjak dari tidurnya. Setelah selesai melakukan ritual mandinya, dia bergegas ke dapur untuk memasak.
Stevani menghampiri Devano yang duduk disofa depan tv sambil memainkan hpnya.
"Van makanannya udah siap." Ujar Stevani.
"Hm"
Hanya ada suara dentingan sendok yang menyelimuti mereka.
Setelah selesai makan, Stevani membereskan semuanya. Lalu dia pergi ke kamarnya. Tiba-tiba ada suara petir yang mengglegar. Stevani sangat takut dengan suara petir. Dan juga tiba-tiba lampu padam. Semua menjadi gelap. Stevani takut kegelapan. Akhirnya dia terpaksa menuju kamar Devano dengan meraba-raba dinding untuk memudahkan mencari jalan.
"Van, aku takut. Lampunya mati Van. Aku takut gelap. " Ucap Steani dengan menggedor-gedor pintu kamar Devano.
"Van aku mohon kamu buka pintunya" Lanjutnya. Stevani tidak bisa menahan tangisnya, akhirnya pun dia hanya bisa menekuk kedua kakinya sambil menenggelamkan kepalanya, tanpa sadar dia tertidur.
Devano membuka matanya, lalu bangit dan mengumpulkan nyawanya. Lalu meregangakn otot-ototnya. Jam masih menunjukkan pukul 3 pagi
" Semalem gue mimpi apa enggak sih, Stevani manggil-manggil gue" pikir Devano.
Lalu Devano beranjak dari ranjangnya menuju ke dapur untuk mengambil minum. Setelah dia membuka pintu,
"Vani, " Ucap Devano dengan terkejut. Lalu dia mengangkat Stevani yang sudah tersungkur dilantai dan membawanya ke kamar Stevani.
"Van, lo kenapa sih bisa tidur disitu. Berarti semalem gue nggak mimpi dong." Tanya Devano. Devano terkejut saat menyentuh kening Stevani. Stevani Demam tinggi. Khawatir mulai menyelimuti Devano. Dia pergi untuk mengambil baskom dan lap untuk mengompres Stevani.
Akhirnya Stevani membuka matanya.
" Va-vano, kamu disini. " Tanya Stevani dengan terkejutnya.
" Lo kenapa tidur di depan kamar gue."
"Maaf Van, semalem lampu mati. Aku nggak bisa tidur. Akhirnya aku panggil kamu. Tapi kamu nggak menyahut. Akhirnya aku tertidur. Maaf ya Van. " Jawab Stevani dengan menunduk.
Devano mengangkat dagu Stevani.
"Nggak papa, maafin gue ya, gue nggak denger." Tanpa disadari detak jantung kedua insan tersebut berpacu. Devano mengusap air mata Stevani.
"Sekarang Lo istirahat, gua buatin bubur, setelah itu Lo minum obat." Kata Devano dengan senyum tipis. Stevani hanya mengangguk lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is DEVANO (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction- - - - - - - Seorang cewek yang memiliki paras cantik, dan memiliki sifat ceria dipertemukan dengan seorang cowok tampan yang memiliki sifat dingin bagaikan es balok. Mereka dijodohkan dengan tiba-tiba dengan orang tuanya. "Jika kamu mau bersa...