PART. 18

22.2K 931 6
                                    

Kalian gitu sih. Vote and comen dong
Ya yah ya pleaseee

Keesokan harinya Stevani tetap mendiami Devano. Devano menjadi bingung, apa yang terjadi dengan Stevani.

Sesampainya di sekolah, Devano langsung menemui ke dua sahabatnya Rasya dan Ferdi.

"Wihh, bos Vano udah Dateng" ujar Ferdi. Devano hanya tersenyum tipis mendengar omongan Ferdi.

"Lo kenapa Van. Muka kayak belum di setrika aja." Tanya Rasya.

"Dari kemarin Stevani ngediemin gue" Ucap Devano lirih.

"Hah kok bisa sih" Tanya Ferdi

"Gue juga nggak tau"

"Emangnya Lo punya kesalahan apa gitu yang bisa buat Stevani ngediemin Lo. Misalnya perilaku gitu?" Tanya Rasya.

"Gue nggak ngapa-ngapain."

"Bentar-bentar, Lo udah cerita masalah Zea ke Stevani Van?" Tanya Ferdi. Devano hanya menggelengkan kepalanya.

"Nah itutuh yang ngebuat Stevani ngediemin Lo mungkin" ujar Ferdi. Devano memincingkan sebelah alisnya.

"Nah iya tuh Van. Mungin aja kan Stevani cemburu. Lo sih, ngapain coba masih berhubungan sama mantan" tambah Rasya.

'apa bener Stevani cemburu. ' tanya Devano dalam hati.

Bel langsung berbunyi dan memutuskan obrolan mereka.
Hari adalah waktu pelajar nya Bu Ida, yaitu Sejarah. Devano sangat malas dengan cerita Bu Ida, karena itu hanya masalalu dan ngapain harus diungkit-ungkit.
Karena Devano bosan akhirnya dia meminta izin ke Bu Ida untuk keluar ke kamar mandi. Itu memang alasan Devano untuk menghindari pelajaran Bu Ida.

Devano terus melangkahkan kakinya dan tidak sadar melihat Stevani berbicara dengan Seseorang, yang kalau nggak salah bernama Aldi.
Mereka sesekali tertawa dengan on kan mereka. Devano tidak suka melihatnya. Akhirnya dia langsung berjalan mendekati dua orang yang tengah asik mengobrol itu.
Tangan Devano sudah mengepal kuat, dia sangat tidak suka melihat Stevani dekat dengan Lelaki lain selain dirinya.

Sesampainya di samping mereka berdua, Devano langsung menarik tangan Stevani kasar. Stevani yang mendapat perlakuan dari orang itupun langsung terkejut.

"Kamu apa-apaan sih Van." Ucap Stevani dengan kesal

"Lo yang apa-apaan. Gue udah pernah bilangkan, gue nggak suka liat Lo sama laki-laki lain selain gue" ucap Devano sedikit meninggi karena tersulut emosi.

"Hah, hahah" Stevani tertawa dengan sinisnya.

"Kamu nggak suka liat aku sama laki-lai lain, emang gimana kabarnya dengan kmau yang selalu boncengan dengan mantan kamu" Kesal Stevani, dengan mata yang berkaca-kaca.
Devano yang mendengarnya langsung diam tak bisa berkutik. Ternyata Stevani telah mengetahui tentang Zea.

Stevani langsung melepaskan cekalan Devano, dan langsung meninggalkannya sendiri. Stevani kecewa sangat kecewa.

Devano langsung mengusap wajahnya kasar. Devano bingung apa yang harus ia lakukan.

Stevani Memang sudah tau tentang Zea. Karena salah satu sahabat Devano, yaitu Rasya telah memberi tahunya.

Sesampainya di kelas, Stevani langsung menelusup kan kepalanya di atas tumpukan kepalanya.

"Van Lo kemapa sih" Tanya Stella. Stevani yang mendengarnya hanya menggelengkan kepalanya.

"Van Lo ada masalah sama Devano. " Sambung Keisya.

Stevani hanya diam. Dia malas mengingat Devano.

Bel pulang sekolah telah berbunyi, Devano keluar dengan tas yang berada di bahu sebelah kanannya.

"Van, kamu pulang bareng aku kan." Tanya Zea

"Sorry ze, gue ada urusan" tanpa menunggu jawaban dari Zea, Devano langsung meninggalkan Zea. Zea hanya menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Devano langsung melangkahkan kakinya menuju kelas Stevani.

"Kita pulang" ucap Devano sambil menarik tangan Stevani. Stevani hanya menurut saja karena tidak enak dengan kedua sahabatnya dan teman sekelasnya.

Sesampai di tempat parkir, Stevani langsung menghempaskan tangannya dari cekalan Devano dengan kasar. Devano tidak tinggal diam, dia langsung menyuruh Stevani untuk menaiki motornya. Motor Devano melaju dengan kecepatan rata-rata.

Mereka tidak langsung pulang, Devano memberhentikan motornya di salah satu taman kota.

"Kamu kenapa sih Dev, hah?" Tanya Stevani kesal.

"Kamu tu yang kenapa. Kenapa kamu diemin aku selama beberapa hari. Kalau ada masalah tuh omongin baik-baik. Jangan malah menghindar kayak gini Van. Kita itu udah dewasa. " Ucap Devano lembut.

"Kenapa kamu bohongin aku" Tanya Stevani dengan nada tinggi.

Devano diam. Hanya diam. Dia tidak mampu berkutik.

"Kamu masih sayangkan sama mantan kamu. Kalo emang kamu masih sayang sama dia. Oke, aku akan mundur Van" ucap Stevani dengan suaar yang hampir tak terdengar.

Devano sakit, sangat sakit dengan perkataan Stevani yang ingin menyuruhnya meninggalkannya. Devano tidak ingin kehilangan seseorang yang dia sayang untuk yang kedua kalinya.

"Enggak. Dan nggak akan"

Maaf ya baru update

Next....❓


My Husband Is DEVANO (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang