PART. 6

31.7K 1.2K 12
                                    

Matahari bersinar memasuki ruangan melewati kaca kamar Stevani  dan Devano. Stevani bangun dan beranjak dari tidurnya dan memulai ritual mandinya.

Devano mulai mengerjapkan matanya. Lalu dia meraba-raba dan mengambil jam beker di nakasnya. Jam menunjukkan pukul 05.00. devano segera beranjak dari tidurnya, dan berjalan menuju ke kamar mandi. Setelah di depan kamar mandi, pintu tertutup dan terkunci. Devano sudah menebak pasti ituu Stevani.

Setelah mereka selesai. Stevani langsung turun dari kamarnya menuju dapur. Stevani melihat sudah ada mama Devano dan para pembatunya.

“Pagi ma.” Sapanya.

“Eh, pagi sayang. Devanonya mana Stev.”

“Masih mandi ma.”

“Ohh, yaudah kamu bantu mama nyiapin makananya di meja makan ya.”

“Iya ma.”

“Sudah selesai sayang. Sekarang kamu panggil Devano turun ya, kita makan bersama.”

Iya ma."

Stevani langsung menaiki tangga menuju kamar Devano,

“Makanan udah siap. Kita makan bareng.” Ucap Stevani dengan nada gugup.

“Bentar, gue mau ngomong sama lo.”

“Ngomong apa.”

“Hari ini kita pindah rumah. Gue udah beli rumah buat kita berdua.”

“Hari ini ? Em, cuman berdua doang.”

“Hm.”

“Yaudah setelah makan, gue bakalan Prepare.”

Tak ada jawaban dari Devano, Steavni langsung turun dan menghampiri mama Devano di meja makan.

“Devanonya mana sayang.” Tanya mama Kania

“Sebentar lagi turun kok ma. Loh ma, papa mana?” tanya Stevani.

“Papa udah berangkat dari tadi pagi sayang.”

“Ohh.”

“Nah itu Devano.”

Mereka memulai makan makanan mereka masing-masing. Tidak ada yang berbicara saat makan, karena itu sudah menjadi kebiasaan keluarga Devano. Setelah semua selesai makan, Devano mulai angkat bicara.

“Ma, hari aku sama Stevani mau pindah ke rumah Devano yang baru.”

“Iyakah, wah hebat itu. Stevani jadi bisa mulai belajar mengurus rumah tangga.”

-Skip sampai kerumah baru-

“Ini rumah kita yang baru Van.” Tanya Stevani dengan takjub.
“Hem.” Singkatnya.

“Ish, lo masih cuek aja ya sama gue. Benci gue."

Devano yang melihat ekspresi Stevanipun menahan tawanya di dalam hati. Devano semakin gemas dengan tingkah laku Stevani yang menurutnya sangat menggemaskan.
Merekapun memasuki rumah tersebut. Stevani tidak
berjenti-hentinya takjub. Rumah yang di dominasi cat berwarna hijau dengan putih, memiliki korden berwarna hijau senada. Dibelakang rumah terdapat taman yang disampingnya ada kolam renang yang tidak terlalu besar. Rumah itu memang tidak terlalu mewah, tapi bisa membuat takjub orang yang memasukinya.

“Van, kamar gue yang mana.” Tanya Stevani.

“Pintu cat silver.”
“Oke.”

Setelah memasuki kamar yang ditunjukka Devano, Stevani tidak berhenti-hentinya takjub. Kamar yang didominasi warna cream dan coklat muda mengingatkan dengan kamarnya dulu. Setelah Stevani selesai merapikan baju-bajunya, ia langsung pergi ke kamar mandi. Selesai mandi, Stevnai pergi ke dapur untuk memasak sesuatu untuk dirinya dan Devano. Hari ini Stevani akan memasak nasi goreng udang.

“Van, makanannya udah siap.”

Mereka makan bersama tanpa ada yang berbicara. Akhirnya Stevanipun membuka suara.

“Enak nggak Van” tanya Stevani.

“Lumayan.” Singkatnya.

Sebenarnya masakan Stevani sangat lezat menurut Devano.

“Van, gue berangkat dulu ya” Ucap Stevani

“Sama gue.”

“Hah? Kalo ngomong jangan setengah-setengah dong Van, gue gak ngerti.” Jawab Stevai dengan polosnya.

“Lo berangkat sama gue” Jelas Devano.

Lalu mereka berangkat dengan menggunakan montor Devano.
Sesampainya di sekolah, seperti biasa banyak sepasang mata melirik mereka. Stevani langsung meninggalakan Devano dengan setengah berlari.

“Hai kalian,” sapa Stevani kepada kedua sahabatnya.

“Hai” jawab mereka serempak.
Merekapun bersama-sama menerima pelajaran dari bapak guru dikelas.

Jangan lupa vote and comen
😁

My Husband Is DEVANO (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang