PART 28

19.4K 650 24
                                    

Happy Reading ❣️

"Stevani" Teriak Devano.

Stevani dan kedua sahabatnya langsung menoleh ke sumber suara. Terlihat Devano yang berada diambang pintu.

"Ish Lo tuh kalo masuk ketuk dulu kek" ucap Keisya dengan kesal.

Devano berjalan dengan mengandalkan tampang datarnya.

"Kamu kenapa, kok nangis" tanya Devano dengan mengabaikan perkataan Keisya.

"Aku-"

Sebelum Stevani melanjutkan perkataannya, Stella sudah menyambarnya

"Dia nangis gara-gara nontoh Drakor tuh" ucap Stella.

Devano terkejut dan menatap tajam Stevani. Stevani langsung menciut.

Stevani duduk di sofa depan Tv dengan diikuti oleh Devano. Kedua sahabat Stevani sudah pulang sejak dari tadi.

"Mulai besok kamu nggak boleh nonton drama Korea lagi" ujar Devano dengan nada dingin.

Stevani menoleh, " Hah, kenapa sih Dev"

"Aku nggak mau ya kamu nangis-nangis kayak tadi. Buat khawatir tau nggak" ucap Devano dengan kesal

"Ish, tapikan yang nggak harus dihapus juga kali Dev" kesal Stevani.

Devano menghembuskan nafasnya berat. " Oke kalo kamu sampek buat aku khawatir kayak tadi. Aku nggak aakn segan-segan delete semua Drakor kamu." Setelah mengucapkan itu Devano meninggalkan Stevani.

Malam harinya, Stevani berkutat dengan buku-bukunya. Sedangkan Devano, ia asik Mabar bersama temannya.

Keesokan harinya, Stevani menuju dapur untuk membuatkan sarapan untuk Devano. Cukup mengoleskan selai coklat keroti tawar, dan segelas susu.

Devano turun dari tangga dan menghampiri Stevani.

"Cepetan makan. Udah siang"

"Iya"

Selesai makan mereka langsung berangkat sekolah bersama-sama.

Sesampainya disekolah, "masuk gih"
Stevani mengangguk.

Stella dan Keisya langsung menghampiri Stevani.

"Gimana semalem, drakor Lo jadi dihapus sama si Devano?" Tanya Kedoya.

"Enggak kok. Tapi gue nggak boleh buat di khawatir lagi"

Stella dan Keisya bernapas lega.
"Ish elu sih. Gitu aja mewek Lo" celetuk Stella.

"Lo udah ngerjain tugas biologi Van?"

" Ya udah dong"

"Minjem dong" ucap Keisya dengan menunjukkan puppy eyes nya"

"Elumah. Nyontek Muku kapan pinternya" sinis Stella.

"Eh tapi gue juga deh. Mau nyocokin" lanjut Stella terkekeh.

Keisya menoyor kepala Stella ke belakang. Stevani memutar matanya malas.

" Selamat pagi anak-anak." Ucap Bu Silla

"Pagi Bu."

"Sekarang kalian tumpuk tugas kalian didepan meja"

"Dan sekarang tugas kalian mengerjakan soal di buku paket. Apakah sudah memiliki buku paketnya?" Tanya Bu Silla

"Belum Bu" jawab murid-murid serempak.

"Oke. Sekarang ibu minta Stevani sama Dava mengambil buku di perpustakaan."

"Iya Bu"

Saat diperjalanan menuju perpus mengelewati taman, Stevani tak sengaja melihat dua orang yang tengah mengobrol. Stevani mengeluh orang itu. Tapi dia positiv thinking saja.

"Lo kenapa Van" tanya Dava"

"Eh nggak papa kok"

Sesampainya diperpus, Stevani membawa setengah bukunya, Davapun begitu.

Pulang dari perpuspun juga kembali mengelewati taman. Terlihat ornag yang dilihat Stevani tadi tengah berpelukan. Mata Stevani memanas, tangah dia mengepal saat membawa buku.

"Bukannya itu Devano Van" tanya Dava tiba-tiba."

"Udah yuk kekelas." Jawab Stevani datar.

"Gue mohon sama Lo Dev. Jangan tinggalin gue. Gue butuh Lo" ucap Zea dengan berlinangan air mata.

"Sorry Ze. Gue usaha da Stevani. Gue nggak mau nyakitin dia."

"Kan Lo bisa mutusin dia terus kembali kegue" pinta Zea

"Devano menggeleng, enggak, gue nggak bisa. Gue cinta sama dia. Lagipula perasaan gue sama Lo itu udah dulu"

"Tapi Van. "

"Ze. Walaupun kita nggak bisa kayak dulu. Kita masih bisa jadi sahabatan"

Zea mengangguk, "gue boleh nggak peluk Lo untuk terakhir kalinya. Soalnya gue besok udah balik ke London"

"Kenapa kesana lagi"

"Papa gue butuh mama"

Devano mengangguk, dan langsung memeluk Zea.

"Jaga diri Lo baik-baik" ucap Devano sambil mengelus bahu Zea.

🌳🌳🌳🌳

Part kali ini segini dulu ya.

Jangan lupa tinggalkan jejak🐾🐾

My Husband Is DEVANO (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang