DETAKAN ITU..

119 10 0
                                        


ku menatap pantulan diriku di cermin kamar mandi sekolah, senyumku masih terhias dengan baik di wajahku. Ah bicara soal wajah.. sedari pagi aku sudah menutupi pipiku dengan beberapa alas bedak tapi tetap saja memerah tanpa sebab, ah kalau difikir fikir pasti karena tadi malam aku menghalu yang mengerikan. Ahh gimanaa caranya jelasin ke teman teman ku nanti kalau mereka bertanya? Masa iya aku jawab karna pakai blush On ketebalan? Ah aku kan ga pernah pake itu pasti dikira bohong. Batinku sudah mulai bertengkar di dalam sana. Mau berbuat apalagi? Aku tak bisa mengkontrol perasaanku, makin hari semakin mekar tanpa bisa terkendali.

Perlahan aku keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kelas. Sampai di kelas aku menaruh papan scanner begitu juga tasku lalu kutengok jam yang melingkar di lenganku.

Ah pantas saja masih sepi, baru setengah tujuh toh. Gumamku lalu berjalan menuju gazebo di taman , mengambil posisi nyaman lalu memasang headset kemudian memutar lagu HER "Best Part" ah rasanya aku merasa lagi duduk sama kak bara seperti hal nya waktu di halte.

Perlahan aku menutup mataku dan menikmati angin pagi yang dingin membuat perutku tiba tiba mual dan tanpa sengaja aku membuang angin disini. Setelah itu aku tersentak dan seakan bukan pelaku nya masih memejamkan mata dan tersenyum lega sejenak aku bergelut dalam fikir memikirkan untung tidak ada orang disini.

Setelah itu aku membuka mata saat lagu yang mengalun sudah berakhir.

Aku pun berniat menuju ke kelas menemui teman temanku.

" astaga!!" kagetku saat mendapati kak bara sedang serius membaca buku novel disebelahku. Ia hanya menengok lalu kembali membaca tanpa menghiraukanku.

" se..jak kapan kak? " ucapku terbata bata dengan gelagat ku yang tak bisa disembunyikan sangat salah tingkah.

" sejak angin keluar" ucapnya masih membaca novel.

Setelah itu aku tak bisa lagi berkata apapun , wajahku memerah dan mungkin di atas kepalaku sudah ada asap yang mengepul seperti air panas. Ah bisanyaaa kau buang angin di samping kak baraaa zaraa astagaa .

" aa.. nu kakk ini udaranya kan dingin banget yah kan ih jadi nya saya pengen buang angin karena masuk angin kan kak.. teruss ga bauu kok yah kan kakk ngga kan?" tanyaku memastikan sambil berusaha menahan malu. Oh astaga mungkin saat ini bisa kurasakan degub jantungku serasa berlari marathon didalam sana.

"ga bau tapi" dia menjawab lalu menutup bukunya dan berkata padaku" Risih , " tekan nya.

" laa..lagiaann kaka juga nga..pain di siniiii " tuduhku lalu memilih membelakanginya karna tak kuasa menahan malu.

Dia bangkit lalu berhenti dihadapanku,

" itu tempat gue biasa baca buku, kenapa? Mau marah?" tanyanya dengan sedikit menundukkan wajahnya agar setara dengan kepalaku.

" en..nggaa kak maaf maaf kakk.." ucapku lalu menutup mata sembari menyatukan kedua tangan di hadapannya. Berusaha memohon,

"ya gue maafin" setelah mendengar kata kata itu segera aku menganggukkan kepala dan berlari pergi, namun sedetik kemudian kembali mendatanginya.

" a...nu kak..bisakah hal tadi cukup kita berdua yang tau?" tanyaku berharap

" ada syaratnya"

" aa..pa kak? Saya yakin saya sanggup" ucapku sambil mengepalkan tangan

" buatin gue kue yang kemarin lagi," sedetik kemudian dia diam lalu berkata"soalnya enak" terangnya sembari menatap kearah lain.

" siap kak!! Kalau dengan itu issue tentang kentutku.. eh maksudnya Buang angin ga menyebar luas saya siap kak!" sanggupku lalu menatapnya penuh bahagia

EUFORIA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang