EXTRA PART (2)

129 10 0
                                        


sebuah uluran tangan menepis helaian rambutku yang tertiup angin laut.aku menoleh ke samping dan mendapatkan orang yang kucintai menatapku hangat. Aku begitu bahagia . sangat bahagia sudah di beri garis takdir begitu indah oleh sang maha kuasa walaupun melewati rintangan yang sangat berat untuk kembali bisa berbahagia seperti sedia kala. Terkadang aku tersadar akan begitu indah kenyataan hidup yang di torehkannya. Ya, sebuah masalah yang ada juga termasuk salah satu ujian berat yang bagai batu sandungan untuk menguji apakah dua insan ini termasuk orang yang terpilih untuk menjalani suatu kehidupan.

Dan kenyataannya garis takdir kita sudah diciptakan sebelum kita ada. Dan pertemuan pertama kami bukan hal kebetulan. Melainkan sebuah rencana kehidupan. Awal dari semua pelajaran hidup yang perlahan mendewasakan perasaan kita.

" mikirin apa zara?" pertanyaan itu membuyarkan lamunan ku yang masih asik menatap wajah indahnya. Wajah yang akhir akhir ini selalu ku lihat saat bangun tidur , sebelum tidur dan mengawali aktivitas.

" lagi mikirin... betapa bahagianya zara ketemu kakak" aku mengatakan tanpa ragu lalu beralih menatap hempasan ombak senja yang semakin menyentuh bibir pantai.

" oya? Lantas... sekarang kita udah bersama.. apa ada lagi hal yang masih kamu takuti?" Tanya nya sembari mengelus pipiku lembut.

" ada.."

" apa itu?"

" saat aku membuka mata dan tak melihatmu.. saat ku tau kamu pergi dari kehidupan ku dan melepaskan tanganku.. dan ketika waktu itu datang..aku mungkin akan selalu memohon pada sang kuasa untuk mengembalikanmu apapun caranya dan tak peduli selama apa aku harus meminta dan berdoa" aku merasakan bulir hangat turun membasahi pipiku.

Dia lalu memegang kedua pundakku dan mengalihkan posisiku agar menghadap menatapnya.

" aku ga mungkin pergi dan ga akan pergi ninggalin kamu. Aku janji.. sebesar apapun masalah yang kelak pasti menerpa kita aku akan terus disampingmu mengenggam tanganmu seperti ini dan mengatakan padamu bahwa kamu ga sendirian.. apa kamu bisa juga janji padaku?" Tanya nya dengan sorot mata penuh harap.

Aku mengangguk pasti lalu kemudian dengan satu tarikan aku sudah merengkuh di dalam pelukannya.

" kalau kakak? Apa ada hal yang kakak takuti?" pertanyaanku pun dijawab sembari ia mengelus punggungku dengan lembut.

" ada"

" dulu...saat kamu natap aku asing dan dengan tatapan kosong"

" kapan kak?" tanyaku bingung.

" saat kamu kecelakaan dan paginya aku memelukmu tiba tiba, saat itu.. kamu menolakku dan mendorongku lalu melayangkan tatapan asing yang saat itu juga berhasil membuat sekujur tubuhku membeku dan rasanya aku begitu lemas tak berdaya menerima kenyataan itu..aku ga akan biarin hari itu datang lagi. Aku janji sama diriku sendiri" ungkap kaka bara lalu ia membawaku ke pelukan nya lagi dan Bisa kurasakan kak bara mencium keningku cukup lama dan saat itu terasa kehangatan yang dia salurkan dari kecupan lembutnya.

Setelah dia melepas pelukan kami, aku membuang wajah karna malu, bahkan kedua pipiku bisa kurasakan memanas .

" kenapa? Ga boleh ya? " tanyanya menggoda.

" bo—leh kok! Kaka kan suami aku sekarang!" ucapku tegas masih tak berani menatap matanya.

" yaudah kalau gitu balas nih"

" a-panyaa?" tanyaku bingung

" disini, kecup disini" tuntunnya menunjuk pipi kanan nya sendiri.

Aku semakin gugup lalu kemudian memberanikan diri mendekat lalu mendaratkan satu kecupan singkat.

Cup!

Aku pun segera menjauhkan badan dan mengalihkan pandangan.

" lucu.. gemas aku liatnya" dia mengelus puncak kepalaku dengan hangat.

" ihh jangan gitu kak! " ucapku malu lalu menutup wajah dengan kedua tangan.

" padahal udah nikah beberapa bulan yang lalu.. masih aja kaku kamu sayang"

" eh tapi.. aku malah seneng liat kamu gugup gini! Yaudah deh! Gugup aja terus biar aku bisa gemes terus" kata kak bara membuatku menoleh kearahnya dan mendorong tubuhnya pelan.

" udah ih kak godain zara mulu"

" kan udah di bilang sukaa"

" ihh tapi jadi deg deg an teruss aku nyaa!" ucapku tak mau kalah

" istri harus nurut sama suami" tekan nya semakin menggodaku. lalu aku pun menghembuskan nafas kasar .

" yaudah mau apa lagi?" tanyaku menahan senyum takut kak bara melihatku juga bahagia sebenarnya di perlakukan seperti ini,

" bilang aku sayang sama kamu bara"

" loh.. kakaknya mana?"

" gausah dulu pake itu.. cepat ini tawaran loh !" kak bara senyum senyum sendiri menatap ku yang sudah mulai sedikit kesal.

" itu bukan tawaran ! itu perintah ! huh" aku sejujurnya sedikit kesal kak bara terus terusan mengerjaiku seperti ini.

" huh zara yang gue kenal dulu ga penakut gini soal percintaan tuh.." kak bara pun memalingkan wajahnya ke arah laut.

Dengan berani aku lalu berdiri di hadapannya.

" Aku sayang kamu.. bara." Dengan segera aku menundukkan pandangan dalam karna menyembunyikan rona merah dipipiku.

" ulang sekalii lagii ga denger aku tuh?" kak bara kali ini benar benar menyebalkan.

Kemudian secepat kilat aku berlari ke sekitaran pantai untuk menjauhinya.

" gamaauu huaa tolong zaraaa" teriakku saat kak bara berlari ikut mengejarku.

Secepat kilat langkahnya yang besar berhasil meraih pinggangku dan menggendongku lalu menyeburkan diri kami ke dalam air laut yang dingin sore itu.

Basah sudah semua pakaian kami. Namun justru kak bara menangkup kedua wajahku dan menyatukan kedua hidung kami.

Beriringan dengan hempasan ombak yang menabrak tubuh kami berkali kali dan sengatan angin laut yang menerpa tubuh kami. Begitu pula nafas kami yang seakan sudah saling menyentuh karna jarak yang sama sekali sudah tertepis. Kak bara berbicara pelan padaku . aku hanya bisa menutup mata merasakan geli di seluruh tubuhku.

" zara tatap mata aku"

Aku pun perlahan menatap manik hazel kak bara yang sangat indah.

" aku mencintai kamu zara ayundia"

" aku mencintaimu juga bara raditya" kak bara pun mencium keningku sangat lama ditengah sorotan cahaya orange senja yang perlahan mulai terbenam.

Saat itu hanya riuh teriakan bahagia yang menggema di sunyinya laut kala itu.

Mereka semua menjadi saksi.

Bahwa kisah zara dan bara yang unik ini sudah berakhir dengan bahagia.

Bahkan pena takdir tak sedikitpun salah dalam menggoreskan tintanya.

Bahwa tak ada lagi zara yang bersembunyi menatap bara dari kejauhan dengan desir rasa cinta sendiri.

Kali ini. dua insan itu benar benar telah banyak melewati kisah hidup yang berliku panjang.

Dan mereka sudah berjanji bahwa mereka akan selalu bersama walau sebesar apapun rintangan yang akan datang dan menguji pernikahan mereka.

Dan ketika saat itu datang, zara sudah punya bara dengan semua kasih sayang yang selalu dia berikan kepada zara.

Istri tercintanya.

Satu satunya wanita yang bisa membuat dirinya jatuh cinta berkali kali setiap berada di dekat wanita ini.

***

HAII^^

Gimana masih mau extra part lagii??

Comment dan Vote okee?!!

SEEYOUU^^

EUFORIA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang