Ketahuan

73 7 0
                                    

Sesampai dirumah sakit, lebih tepatnya di ruang UGD aku tengah menatap luka ku yang sedang di beri perawatan, aku sedikit meringis ketika dokter muda itu mengolesi antiseptic ke sekitaran luka di lutut dan pergelangan tanganku. agak besar sayatan di kedua daerah itu, al hasil harus di jahit beberapa jahitan.

" udahlah gausah cengeng"

Suara berat itu berhasil membuatku menoleh dengan kilat lalu mendapati kak bara tengah berdiri tak jauh dari pintu UGD.

" ih beneran sakit tau!!" ujarku sembari menatap tajam kearahnya.

Kak bara hanya kembali menatapku datar dan memutar bola matanya.

Setelah dokter itu selesai mengobati luka ku , aku pun berusaha menselonjorkan kaki ku diatas ranjang dan meringis kencang saat aku tak sengaja menyentuh daerah yang di perban.

" makanya gausah banyak gerak dulu bawel"

Perlahan mataku berkaca kaca dan seketika kurasakan air mata mengalir deras di pipiku.

Reflek kak bara mendekat dan duduk di kursi sampingku.

" gue ga maksud bikin lo sedih" ucapnya pelan

" gue Cuma mau lo cepat sembuh, udah jangan nangis lagi. Gue ga suka lo nangis " dia menghapus air mata di pipiku lalu menatapku lekat.

" gimana keadaan lo zara? Udah mendingan?" suara kak ardan membuatku mengakhiri tatapan ku dengan kak baraa.

" alhamdulillah udah mendingan kak.." jelasku

" iya lah ada obat instan nya ! canda canda" dia tertawa menatapku secara bergantian ke kak bara.

" gue balik dulu ya! Kalau ada sesuatu yang ngga beres kayak tadi lo bisa kok hubungin gue"

" ekhem!" kak bara berdeham sangat kencang di antara pembicaraan ku dengan kak ardan.

" iya..,maksudnya gue siap jadi yang kedua, secara lo udah gue anggap adek sendiri" ungkapnya sembari menatap ku hangat.

" siap kak! Makasih banyak.." kak ardan membalas dengan kedipan matanya lalu beralih keluar dari ruangan.

Aku menatap sekitar , hanya tinggal kak bara dan aku saja. Rasa gugup perlahan menyelimutiku .

" mulai besok, lo berangkat dan pulang sama gue" dia berkata tegas

HAH YAKIN INI!!

" i..ya kak.. beneran gapapa?" tanyaku sekali lagi.

"penawaran bersifat sekali" dia memutar bola matanya lalu perlahan mulai berkata

" yaudah , yuk gue bantu berdiri. Kita pulang."

Aku tersenyum manis menatap dia yang sedang membantuku berjalan menuju taxi online yang sudah di pesan olehnya.

" kak makasih ya" pesanku lagi sesaat telah menatap dia berdiri menuju keluar pintu rumahku.

" makasih banyak ya bara, duh tante ngerepotin banget" sahut mamah yang mengantar kak bara hingga keluar pintu rumah.

Setelah kepergian kak bara, mamah berlari mendatangiku yang sedang menatap kosong kearah lukaku.

" mamah ga akan izinin kamu naik kendaraan umum lagi! " bentaknya sembari mengetuk jari nya dijidatku.

" i..ya mah , katanya kak bara mau antar jemput zara ke sekolah.." terangku.

" wah Alhamdulillah, tapi yakin gak ngerepotin?"

Aku mengangguk pelan lalu memeluk hangat mama

" duh mah,sebenarnya yang sangat berjasa hari ini kak ardan.." terangku

EUFORIA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang