RAGU

134 10 0
                                    

" pak.. bisa lebih cepat lagi ga? saya mau telat ni udah.." tanyaku pagi itu kepada supir ojolku yang kuperkirakan menjalankan motornya sangat lemah lembut.

" asiyaapp.."

Setelah ia menyahuti ku dengan aksen atta , justru ia melaju menyelip melewati beberapa motor dan mobil lain, alhasil aku hanya bisa menyesal telah memintanya mencepatkan kemudinya.

Bagaimana tidak? Jam sudah menuju angka 06.55 A.M yang itu artinya sebentar lagi gerbang sekolahku akan ditutup rapat.

Tepat jam 06.59 ,Dengan wajahku yang kusut segera ku berterimakasih dengan ojolku dan meninggalkan nya pergi.

" jangan lupa bintang 5 nya yaa" kujawab dengan berbalik menggunakan aksen atta

" assiyaap mass , "

Kuberlari mengejar gerbang yang hampir ditutup , aku hanya menatap paman dengan cengegesan, lalu berlari melewati setiap lorong kelas.

" ahh akhirnya sampai juga" aku berjalan dan duduk di bangku ku dengan nafas yang terengah engah. Tepat saat aku memperbaiki posisi duduk , saat itu pula pengawas masuk dan mungkin detik itu pula nyawaku akan pergi mengudara.

Jangan Tanya lagi, ternyata yang mengawas adalah Pak raden. Dengan gaya yang menakutkan dengan senyum miring yang mendidihkan ia masuk dan duduk tepat di singgah sana.

" semuanya berdiri tegak tanpa melakukan pekerjaan apapun"

Ya, diriku benar benar membeku, tanganku yang saat itu sedang sibuk mengulang rumus fisika langsung mendadak kaku tak bisa tergerakkan.

Dengan langkah dingin, pak raden menyusuri setiap bangku dan menatap dengan tatapan paling mengerikan sedunia, seperti seekor singa yang sedang memilih santapan pagi nya.

Langkah nya berhenti tepat di bangku prita, ya prita saat itu menggenakan kaus kaki bermotif love pink putih, alhasil pak raden menyuruhnya melepas sebelum pak raden sendiri yang akan membakarnya.

Prita kembali dengan kaki telanjang, ternyata sepatu nya ikut tersita pula. Setelah acara wajib pak raden terlaksana, kami pun diperbolehkan mengerjakan soal dengan tenang.

Setelah selesai mengerjakan , kamipun di absen dan mengumpulkan dengan aturan yang sangatt ketat yang hanya dipahami oleh kami para murid di sekolah ini.

" yah gimana dong sepatu sama kaus kaki gue?" Tanya prita dengan suara penuh pilu berbincang dengan kami saat telah di depan kelas

" ya mau gimana lagi? Lo juga si pake kaus kaki begituan, dah tau bisa kapan aja pak raden ngawas disini. "

" iya juga si,yaudalah ya , kekantin yo gue mau balikin mood " ucap prita sebelum itu mengambil sepasang sandal di loker dan berjalan bersama kami menuju kantin.

Sesampai di kantin, kami memesan makanan dan minuman seperti biasa. Aku dengan semangkuk mie ayam dan segelas jus stroberi, sedangkan prita dan frisli dua mangkuk soto dan dua gelas jus mangga.

Aku dengan lahap memakan sembari bercerita dengan teman temanku, namun pandanganku teralihkan saat kulihat diujung sana kak bara dengan teman teman nya sedang asik bercengkrama.

aku menghentikan aktifitasku, perlahan tangan kanan ku menangkup dagu dengan pandangan mataku focus ke dalam mata kak bara.

" kak.. mengapa kau begitu membuat candu sampai jantungku tak kuat memacu dengan sangat laju?" gumamku sambil mengaduk ngaduk jus stroberiku yang tinggal setengah.

"colok neh matanyaa" ucap frisli yang mengusikku

" ih lo ngga ngerasain sih jadi guee, menatap calon masa depan yang.. ah ga bisa lagi gue artiin deh!"

EUFORIA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang