WHY (2)

87 7 0
                                    

Sepulang sekolah, aku berjalan menuju perpustakaan untuk meminjam buku yang sangat kuingin  untuk ku pinjam, tetapi sebab kak bara aku harus berlari sejauh mungkin menghindarinya.

" kembalinya tanggal 12 minggu depan ya, " ibu petugas perpustakaan itu kemudian memberikan buku itu kepadaku.

" terimakasih" sahutku lalu memeluk buku itu keluar perpustakaan , bunyi gantungan kunci yang menggantung di tasku membuat bising lorong kelas yang perlahan sunyi, hanya suara tapakan sepatuku yang mengiringi gantungan kunciku.

Aku mempercepat langkahku menuju gerbang , namun seketika perutku tak bisa kompromi dengan keadaan, alhasil aku harus berlari menuju toilet dengan keberanian diri.

" huhh lega juga" desahku lalu meraih tas dan buku ku berjalan keluar toilet.

Saat telah siap mengeluarkan ponsel untuk memesan ojol aku harus tersentak kaget menatap seseorang berdiri di kejauhan dengan badan bersandar di sepeda motornya pula kedua tangan menyilang di dadanya. Raut wajahnya datar tak menghasilkan sebuah ekspresi sedikitpun.

Perlahan langkah kakinya mendekat dan berhenti di hadapanku,

" lama banget , "

Dia melirik sekilas tangan ku yang hanya memegang buku lalu menatapku dengan raut kesal.

" ke...napa kak?" tanyaku pelan

" helm lo mana?" sejurus kemudian sekujur tubuhku merinding dan menegang tak terkontrol,

" ada...di kelas kak ! be..ntarr saya ambil!" aku bergegas lari kedalam sekolah , lalu 5 menit kemudian balik dengan helm yang sudah terpasang dikepalaku.

Kak bara memasang mimic wajah tersenyum kecil lalu berkata

" ga perlu dipake lari juga kali"

" aaa..nu kak tadi saya lagi pegang novel jadi helmnya di pake aja biar ga repot" jelasku lalu berdiri dihadapannya.

Aku masih menunggu dia untuk menyalakan motor nya , namun seketika dia menatap kearah bawah sepatuku ,

" tali sepatu lo tuh bahaya kalau ga di ikat"

Oh iya!

Aku menunduk dan mengikat tali sepatuku dengan kencang lalu berdiri tegak , bak seorang tentara.

" sudah siap?" Tanya nya saat kami sudah berada di motornya

" siapp! Hehe"

Dia pun menjalankan motornya , perlahan cahaya matahari senja terpantul di kaca spion nya,

Angin senja yang berhembus berhasil mendinginkan badanku yang dilapisi baju sekolah.

"thanks kak!" aku pun berlari masuk kedalam rumah sementara kak bara pergi menjauh dengan motornya.

Malam ini, entah kenapa mataku masih belum tertutup , seakan ada hal yang masih belum tuntas di hari ini. seperti halnya banyak di otakku terukir sebuah kalimat " mengapa?"

Aku terbangun lalu mengibaskan jauh selimutku, perlahan aku melangkah menggeser pintu yang membatasi antara kamar dan balkon , lalu berdiri mendongak kearah langit.

Aku menghembuskan nafas panjang, aku seketika teringat dengan semua kejadian yang begitu membuatku bingung. Antara ingin sedih atau senang atau bahkan benci.

Jujur aku tak suka diambang sebuah rasa yang membingungkan, aku ingin segera membuat sebuah keputusan.

Akhir akhir ini aku selalu dibuat bingung oleh sikap kak bara, dia perlahan seperti memiliki rasa sayang kepadaku, tetapi seketika ku tepis sesaat setelah dia tiba tiba kembali bersikap tak acuh kepadaku.

EUFORIA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang