Too scared

77 8 0
                                        

Terkadang, kehidupan itu bisa dibilang bagaikan kertas putih yah.

Kita sebagai pelakon sedangkan yang diatas pemegang pena nya.

Berjuang . ya , aku belajar arti perjuangan. Dalam kamus hidup ku seorang zara adalah wanita yang menjalankan kehidupan sesuai apa kata hatiku. Terkadang ada beberapa momen yang menuntut kita menjadi cuek dan egois. Dan itu berlaku dalam suatu waktu dimana dunia tak berpihak padamu. Dunia bahkan tak mendukung apa keputusan mu. Dan saat itu lah yang kubutuhkan adalah melangkahkan kaki dan egois menerima semua konsekuensinya. Setidaknya aku pernah mencoba dan merasakan sendiri apa arti kesakitan dalam perjuangan. Setidaknya aku mundur dengan semua konsekuensi yang sudah kulalui. Ketimbang aku mundur sebelum berani maju dan memerjuangkan perasaanku.

Selain itu, aku juga belajar arti menunggu. Aku tak mengerti mengapa tahun dan waktu berlalu bahkan dunia sekitarku sudah berubah tetapi hatiku dan perasaanku masih hanya untuk pria seorang saja. Dari situ aku sadar, bahwa perasaanku tak pernah main main. Dari awal ia tumbuh dan menghadirkan euforia indah dalam hidupku itu sudah terpahat indah di dalam hatiku . aku beberapa kali sadar,bahwa ini bukan hanya sekedar cinta monyet yang akan hilang di makan musim. Tetapi perasaan ini tumbuh layaknya akar yang perlahan menjadi Bunga dan hidup di dasar hatiku.

Dan ketika aku lupa semua nya, saat itulah hati kecilku selalu menuntut ku untuk mengingat nya, seakan ada dorongan didalam tubuhku untuk terus mencari tau dan memikirkan ada kejanggalan didalam hidupku saat itu.

Kalian tau? Aku sebenarnya tidak serta merta membenci kejadian amnesia ku. Ya.. karna mungkin tanpa amnesia itu zara yang sekarang tak ada . ya zara yang sudah sukses meraih gelar creative writing. Wanita sukses yang beberapa bukunya sudah diterbitkan dan di cintai dari segala kalangan masyarakat. Dan bahkan sekarang ia menjadi penulis yang karya nya selalu di tunggu oleh banyak orang dan diapresiasi begitu baik diluar sana. Karna mungkin, jikalau saat itu aku tak amnesia lalu aku memiliki hubungan baik dengan kak bara mungkin saja aku tak akan berani mengambil langkah ke London untuk meneruskan pendidikanku. Mungkin aku akan selalu berada disisinya. Mencintainya saja dan tak mencintai diriku sendiri. Tak mengakui kemampuan diriku sendiri.

Setidaknya itu sekilas tentang hal baik yang di sisipkan sang takdir dari kejadian kecelakaan beberapa tahun lalu.

Takdir dan waktu adalah dua hal yang sangat teratur.

Dia memisahkanku dengan seseorang yang begitu kucintai untuk membantu ku mengerti dan memahami perasaanku sendiri. Dia membantuku paham mengenai arti sebuah penungguan. Kesetiaan yang mendominasi jiwa dan perasaan. Dan bagaimana mendewasakan sebuah pemikiran untuk membangun sebuah hubungan yang lebih serius.

Aku zara dulu dan sekarang mungkin sudah sedikit berbeda.

Zara yang dulu adalah anak yang manja , namun entah mengapa setelah kejadian itu dan lupa akan soal percintaan, aku seperti hanya memiliki pemikiran untuk menuntaskan cita citaku. Aku lupa..dibalik itu masih ada satu cita cita yang belum kutuntaskan..ya! bersama dia.. inilah sisi yang perlahan kembali terbuka dari sifat zara. Setelah mengingat semuanya , zara kembali menjadi gadis penuh dengan hal yang romantic dan penuh kasih sayang. Itu semua adalah karna pria ini.

Pria yang saat ini duduk di sampingku dengan eskrim yang perlahan sudah meleleh menyapa jemari lentiknya.

Aku tak mengerti mengapa tahun berlalu mengubah pria yang kucintai ini menjadi semakin memukau dan semakin bersinar di pandanganku.

" iya gue tau gue ganteng gausah diliatin terus" setidaknya suara itu berhasil membuatku menarik beberapa kata pujian yang terlontar dibenakku.

" dih apaan dah kak! Si—siapa yang ngeliatin sih!!" aku membenarkan posisi dudukku hingga membelakanginya lalu menjilat habis eskrimku lalu mengusap kasar pipiku yang terkena sisa eskrim.

EUFORIA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang